Konten dari Pengguna

Rangkuman Materi Modul 3.2 Guru Penggerak: Sekolah sebagai Ekosistem

Berita Terkini
Penulis kumparan
26 Oktober 2024 17:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi materi modul 3.2 guru penggerak - Sumber: pixabay.com/startupstockphotos
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi materi modul 3.2 guru penggerak - Sumber: pixabay.com/startupstockphotos
ADVERTISEMENT
Secara garis besar, materi Modul 3.2 guru penggerak berisi pembahasan tentang sekolah sebagai ekosistem. Selain itu, modul untuk guru ini juga mengulas juga mengenai pendekatan berbasis kekurangan dan pendekatan berbasis aset.
ADVERTISEMENT
Materi lainnya yang akan dibahas dalam rangkuman ini mencakup sejarah singkat pendekatan ABCD atau Asset-Based Community Development.

Ringkasan Materi Modul 3.2 Guru Penggerak

Ilustrasi materi modul 3.2 guru penggerak - Sumber: pixabay.com/startupstockphotos
Berdasarkan buku GURU PENGGERAK: Mendorong Gerak Maju Pendidikan Nasional, Wijaya Kusumah, S.Pd., M.Pd., Tuti Alawiyah, S.Pd., M.Pd., (2021), modul guru penggerak adalah materi pelatihan yang disusun untuk mendukung pengembangan profesionalisme guru di Indonesia. Berikut adalah rangkuman materi Modul 3.2 guru penggerak.

1. Sekolah sebagai Ekosistem

Ekosistem adalah interaksi antara makhluk hidup dan unsur-unsur non-hidup dalam suatu lingkungan. Dalam konteks sekolah, ekosistem mencerminkan pola hubungan yang saling mendukung.
Sekolah sebagai ekosistem adalah tempat interaksi antara faktor biotik (unsur hidup) dan abiotik (unsur tidak hidup) terjadi. Keduanya saling berinteraksi untuk menciptakan lingkungan yang harmonis.
ADVERTISEMENT
Unsur-unsur biotik di ekosistem sekolah:
Unsur-unsur abiotik:

2. Pendekatan Berbasis Kekurangan dan Pendekatan Berbasis Aset

Pendekatan berbasis kekurangan berfokus pada masalah, kekurangan, atau hal-hal yang tidak berfungsi, dengan sudut pandang negatif. Pendekatan ini mengidentifikasi hambatan, bertanya apa yang kurang, mencari sponsor atau institusi lain, serta merancang proyek untuk mengatasi masalah.
Sebaliknya, pendekatan berbasis aset lebih praktis, menyoroti aspek positif dalam kehidupan dengan mengandalkan kekuatan sebagai dasar pemikiran. Pendekatan ini fokus pada apa yang berjalan baik, sumber inspirasi, kekuatan, dan potensi positif.
Pendekatan ini melibatkan semua anggota komunitas sekolah untuk merencanakan dan melaksanakan rencana berdasarkan visi dan kekuatan yang ada. Setelah menerapkan pendekatan berbasis aset, sekolah akan memiliki karakter sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
Terdapat tujuh aset/modal utama sebuah komunitas, yaitu:

3. Pendekatan ABCD (Asset-Based Community Development)

ABCD adalah kerangka kerja yang dikembangkan oleh John McKnight dan Jody Kretzmann. Pendekatan ini menekankan kemampuan, pengalaman, pengetahuan, dan hasrat anggota komunitas serta dukungan lembaga lokal untuk menciptakan kehidupan komunitas yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
ABCD muncul sebagai kritik terhadap pendekatan tradisional yang fokus pada masalah, kebutuhan, dan kekurangan, dengan menilai kapasitas, kemampuan, jaringan, dan potensi yang ada.
Demikian pembahasan rangkuman materi Modul 3.2 guru penggerak. Modul ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan memberdayakan guru agar dapat menjalankan perannya secara efektif dalam mendidik dan menginspirasi siswa. (DNR)