Konten dari Pengguna

Rukun dan Tata Cara Sholat Jenazah Sesuai Sunah

Berita Terkini
Penulis kumparan
29 Maret 2024 17:15 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tata cara sholat jenazah. Sumber: utsman media/unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tata cara sholat jenazah. Sumber: utsman media/unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rukun dan tata cara sholat jenazah perlu diketahui saat ada saudara sesama muslim meninggal dunia. Salat jenazah ini memiliki hukum fardu kifayah. Jadi, semisal belum ada umat muslim yang mensalatkan jenazah, maka wajib dilakukan.
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan salat jenazah berbeda dengan salat fardu atau sunah seperti biasanya. Dalam salat jenazah, tidak ada gerakan ruku’, i’tidal, dan sujud.

Tata Cara Sholat Jenazah

Ilustrasi tata cara sholat jenazah. Sumber: masjid pogung dalangan/unsplash
Melaksanakan salat jenazah hukumnya fardu kifayah. Yang dimaksud dengan fardu kifayah adalah kewajiban yang dibebankan kepada sekelompok orang, apabila sudah ada orang yang menunaikannya, maka yang lain terbebas dari tuntutan kewajiban tersebut.
Sebaliknya, jika tidak seorang umat muslim pun yang melakukannya, seluruhnya berdosa. Maka dari itu, penting untuk diketahui tata cara sholat jenazah yang benar sesuai sunah.
Mengutip buku Pedoman Dan Tuntunan Shalat Lengkap, Abdul Kadir Nuhuyanan dkk (2002), orang yang disalatkan jenazah adalah beragama Islam, pria maupun wanita, dan anak kecil termasuk bayi maupun dewasa.
ADVERTISEMENT
Orang yang tidak disalatkan jenazah adalah para syahid yang meninggal di medan perang dalam membela agama Allah. Para syahid ini cukup dimandikan, dikafankan, dan dikuburkan. Rukun dan tata cara sholat jenazah terdiri atas:

1. Niat

Lafaz niat melakukan salat jenazah secara sendirian dan jenazah berkelamin laki-laki adalah sebagai berikut.
أُصَلِّيْ عَلَى هٰذَا الـمَيِّتِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalli ‘alâ hâdzal mayyiti fardlan lillâhi ta’âlâ
Ketika salat sendirian dan jenazah berkelamin perempuan, lafaz niat yang diucapkan sebagai berikut.
أُصَلِّي عَلَى هٰذِهِ الـمَيِّتَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalli ‘alâ hâdzihil mayyitati fardlan lillâhi ta’âlâ
ADVERTISEMENT
Ketika salat jenazah berjamaah dan menjadi makmum, maka melafalkan niat berikut ini, baik jenazah laki-laki ataupun perempuan.
أُصَلِّيْ عَلَى مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ الْإِمَامُ مَأْمُومًا فَرْضًا لله تَعَالَى
Ushalli ‘alâ man shalla ‘alaihil imâmu ma’mûman fardlan lillâhi ta’âlâ.

2. Berdiri

Salat jenazah wajib dilakukan dengan cara berdiri. Namun, bila seseorang tidak mampu berdiri, maka ia dapat melaksanakan salat jenazah dengan cara duduk, seperti halnya ketentuan yang terdapat dalam salat lima waktu.

3. Takbir Empat Kali

Termasuk dalam hitungan empat takbir adalah takbiratul ihram. Salat jenazah menjadi tidak sah jika jumlah takbir yang dilakukan kurang dari empat takbir.

4. Membaca Surat al-Fatihah.

Membaca Surat al-Fatihah dilakukan setelah takbir pertama (takbiratul ihram). Sebaiknya dalam membaca Surat al-Fatihah agar suara dilirihkan, sekiranya bacaan tetap terdengar oleh dirinya sendiri, meskipun shalat jenazah dilakukan di malam hari.
ADVERTISEMENT

5. Membaca Selawat

Bacaan selawat ini dibaca setelah takbir kedua. Bacaan minimal selawat yang mencukupi dalam sahnya salat jenazah adalah sebagai berikut.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammad.
Sedangkan bacaan selawat yang paling sempurna adalah bacaan selawat Ibrahimiyah, yakni selawat yang dibaca ketika tasyahud akhir dalam salat fardu.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammad wa ‘alâ âli sayyidinâ Muhammad, kamâ shallaita ‘alâ sayyidinâ Ibrâhîm wa ‘alâ âli sayyidinâ Ibrâhim, wa bârik ‘alâ sayyidinâ Muhammad, wa ‘alâ âli sayyidinâ Muhammad, kamâ bârakta ‘alâ sayyidina Ibrâhîm wa ‘alâ âli sayyidinâ Ibrâhîm fil ‘âlamîna innaka hamîdun majîd.
ADVERTISEMENT

6. Mendoakan Jenazah

Mendoakan jenazah ini dilakukan setelah takbir ketiga. Adapun minimal bacaan doa ketika jenazah berkelamin laki-laki adalah sebagaimana berikut.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ
Allâhumaghfir lahu
Sedangkan minimal bacaan doa ketika jenazah perempuan adalah membaca doa berikut:
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهَا
Allâhumaghfir lahâ
ADVERTISEMENT
Jika ingin membaca doa yang lebih sempurna, maka ketika jenazah berkelamin laki-laki maka dianjurkan membaca doa berikut.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَاَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ
Allâhummaghfir lahu warhamhu wa ‘âfihi wa‘fu anhu wa akrim nuzulahu wa wassi’ madkhalahu waghsilhu bilmâ’i wats tsalji wal baradi, wa naqqihi minal khathâyâ kamâ naqaita ats-tsauba al-abyadh minad danasi, wa abdilhu dâran khairan min dârihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa adkhilhu al-jannata wa a’idzhu min ‘adzâbil qabri wa min adzâbinnâr
ADVERTISEMENT
Sedangkan ketika jenazah berkelamin perempuan, maka dianjurkan membaca doa berikut ini.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَها وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا، وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهَا، وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهَا دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا، وَاَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهَا، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا وأَدْخِلْهَا الْجَنَّةَ وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ
ADVERTISEMENT
Allâhummaghfir lahâ warhamhâ wa ‘âfihâ wa‘fu anhâ wa akrim nuzulahâ wa wassi’ madkhalahâ waghsilhâ bilmâ’i wats tsalji wal baradi, wa naqqihâ minal khathâyâ kamâ naqaita ats-tsauba al-abyadh minad danasi, wa abdilhâ dâran khairan min dârihâ wa ahlan khairan min ahlihâ wa zaujan khairan min zaujihâ wa adkhilhâ al-jannata wa a’idzhâ min ‘adzâbil qabri wa min adzâbinnâr
ADVERTISEMENT
Ketika selesai membaca doa di atas, dilanjutkan dengan takbir yang keempat. Setelah takbir keempat ini, disunahkan untuk membaca doa berikut ini.
Untuk jenazah laki-laki:
اَللّٰهُمَّ لاتَحرِمْنا أَجْرَهُ ولاتَفْتِنَّا بَعدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ
Allâhumma lâ tahrimnâ ajrahu wa la taftinna ba’dahu waghfir lanâ wa lahu
Untuk jenazah perempuan:
اَللّٰهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهَا وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهَا وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهَا
Allâhumma lâ tahrimnâ ajrahâ wa la taftinna ba’dahâ waghfir lanâ wa lahâ
ADVERTISEMENT

7. Membaca Salam

Membaca salam ini dilakukan setelah melaksanakan takbir yang keempat dan setelah membaca doa yang dilafalkan setelah takbir keempat. Bacaan salam pada salat jenazah ini persis seperti bacaan salam yang dibaca pada shalat fardu.
Sunah menghadapkan wajah ke arah kanan pada saat bacaan salam pertama dan menghadapkan wajah ke kiri pada saat salam kedua, juga berlaku dalam pelaksanaan salat jenazah ini.
Dianjurkan membaca salam secara sempurna berikut ini.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalâmu‘alaikum warahmatullâhi wabarakatuh
Itulah rukun dan tata cara sholat jenazah sesuai sunah. Umat muslim harus selalu siap untuk mensalatkan jenazah jika ada saudara sesama muslim yang meninggal dunia. (ARD)
ADVERTISEMENT