Konten dari Pengguna

Rukun Khutbah Idul Fitri di Masjid dan Tata Caranya Lengkap

Berita Terkini
Penulis kumparan
25 April 2022 21:15 WIB
·
waktu baca 5 menit
clock
Diperbarui 10 Mei 2022 17:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang sedang mendengarkan khutbah Idul Fitri di masjid. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang sedang mendengarkan khutbah Idul Fitri di masjid. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Khutbah Idul Fitri merupakan salah satu rangkaian acara dalam pelaksanaan salat Idul Fitri. Dalam penyampaiannya, terdapat rukun khutbah Idul Fitri yang harus dipenuhi oleh seorang khatib.
ADVERTISEMENT
Istilah khatib diberikan kepada orang yang menyampaikan khutbah. Lantas, apa saja rukun khutbah Idul Fitri? Untuk mengetahui jawaban lengkapnya, simak ulasannya dalam artikel di bawah ini.

Pengertian Khutbah Idul Fitri

Sebelum mengetahui rukun khutbah Idul Fitri, sebaiknya pahami pengertian khutbah terlebih dahulu. Khutbah adalah salah satu bentuk ibadah berupa penyampaian ceramah pada waktu-waktu tertentu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah khutbah dapat diartikan sebagai pidato (terutama yang menguraikan tentang agama).
Menurut Irfan Maulana dalam bukunya yang berjudul Buku Panduan Khutbah Jumat untuk Pemula, khutbah adalah seni pembicaraan kepada khalayak yang di dalamnya terdapat suatu pesan.
Hakikat khutbah adalah wasiat untuk bertakwa, kepada khalayak baik bentuknya janji kesenangan maupun ancaman kesengsaraan. Khutbah sendiri disampaikan dengan rukun tertentu yang telah diatur dalam syariat Islam.
ADVERTISEMENT
Satu di antara jenis khutbah yang hanya diadakan sekali dalam satu tahun adalah khutbah Idul Fitri. Khutbah jenis ini disampaikan setelah pelaksanaan salat Idul Fitri.
Khutbah Idul Fitri disampaikan oleh khatib yang bukan sembarang orang. Sebab, ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh seorang khatib sebelum menyampaikan khutbah, salah satunya adalah rukun khutbah.
Berikut ini penjelasan tentang beberapa rukun khutbah Idul Fitri yang sebaiknya dipahami dan diterapkan oleh seseorang yang hendak menjadi khatib.

Rukun Khutbah Idul Fitri

Ilustrasi seseorang menyampaikan khutbah. Foto: Unsplash
Secara umum, tidak ada perbedaan antara rukun khutbah yang dilaksanakan pada salat Jumat dan salat Id. Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Kejuruan karya Bachrul Ilmy, berikut adalah rukun khutbah Idul Fitri.
ADVERTISEMENT

1. Membaca Kalimat Pujian kepada Allah SWT

Pelaksanaan khotbah dimulai dengan bacaan hamdalah, yakni kalimat pujian untuk Allah SWT, seperti alhamdulilah untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya. Contoh bacaannya adalah sebagai berikut:
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa mayyudhlilfalaa haadiyalahu
Artinya:
"Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan, pengampunan, dan petunjuk-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan keburukan amal kita. Barang siapa mendapat dari petunjuk Allah maka tidak akan ada yang menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka tidak ada pemberi petunjuknya baginya."
ADVERTISEMENT

2. Mengucapkan Selawat Nabi

Lantunan selawat bersifat wajib untuk diucapkan ketika khotbah. Hal ini bertujuan untuk mendoakan Nabi Muhammad SAW.
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
Allahumma sholli wa sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin
Artinya:
"Semoga selawat dan salam tercurah kepada Muhammad, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam amal sampai hari kiamat."

3. Membaca Doa Wasiat untuk Takwa kepada Allah SWT

Rukun ini memuat perintah, ajakan atau anjuran untuk bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Mengenai lafalnya, khatib bisa memilih secara bebas. Salah satu contoh bacaannya adalah:
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun
ADVERTISEMENT
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim."

4. Membaca Ayat Suci Alquran

Rukun khutbah selanjutnya adalah membaca ayat suci Alquran. Khatib diharuskan untuk membaca paling tidak satu kalimat dari ayat suci Alquran.

5. Mendoakan Umat Islam

Rukun terakhir dari pelaksanaan khotbah adalah mendoakan seluruh umat Islam pada khotbah kedua. Adapun bacaan doanya adalah sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ. رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين.
ADVERTISEMENT
Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I minhum wal amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati.
Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtho’naa. Robbanaa walaa tahmil ‘alaynaa ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa.
Robbana walaa tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bihi, wa’fua ‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriina.
Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar. Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.
Artinya:
"Ya Allah, ampunilah seluruh kaum muslimin dan kaum muslimat, kaum mukminin dan kaum mukminat, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, Sesungguhnya, Engkau adalah Zat yang Maha Mendengar, Maha Dekat, Zat yang mengabulkan doa.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.
ADVERTISEMENT
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka."

Tata Cara Khutbah Idul Fitri

Ilustrasi orang sedang mendengarkan khutbah Idul Fitri di masjid. Foto: Pexels
Dikutip dari NU Online, tata cara pelaksanaan khutbah Idul Fitri berbeda dengan khutbah salat Jumat. Khutbah Idul Fitri dilaksanakan setelah salat dua rakaat selesai. Kemudian khatib diisyaratkan untuk berdiri bila mampu saat memberikan khutbah.
Khatib juga dianjurkan untuk menyela dengan duduk sebentar antara khutbah pertama dengan khutbah kedua sesuai dengan hadits dari Asy-Syafi’I yang artinya:
"Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk." (HR Asy-Syafi’i)
ADVERTISEMENT
Pada khutbah pertama khatib disunahkan memulainya dengan membaca takbir hingga sembilan kali, sedangkan pada khutbah kedua membukanya dengan takbir tujuh kali.
Saat khutbah berlangsung, jamaah diperintahkan untuk tenang, mendengarkannya secara saksama, agar memperoleh proses kesempurnaan salat Idul Fitri.

Hukum Mendengarkan Khutbah Idul Fitri

Menurut mazhab Syafi'i, hukum mendengarkan khutbah Idul Fitri sama seperti melaksanakan salat Idul Fitri, yakni sunah muakkad. Ini berarti, mendengarkan khutbah Idul Fitri sangat dianjurkan dan hampir mendekati wajib.
Oleh karena itu, jemaah salat Idul fitri sebaiknya jangan pulang sebelum mendengarkan khutbah agar mendapatkan keutamaan ibadah sunah tersebut.
(WWN & NDA)