Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah dan Makna Bendera Sang Merah Putih
3 September 2023 18:01 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku berjudul Volume dan Debit, Sulaiman (2019: 11), Bendera Negara berbentuk persegi panjang dengan ukuran 30 x 20 cm. Bagian atasnya berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama.
Setelah mengetahuinya, maka sejarah dan makna dari bendera tersebut bisa langsung dipelajari. Hal ini bermanfaat untuk menumbuhkan rasa cinta rakyat Indonesia.
Sejarah dan Makna Bendera Indonesia
Bendera Sang Merah Putih merangkum nilai-nilai kepahlawanan, patriotisme, dan nasionalisme dari rakyat Indonesia. Ibu Fatmawati menjahit bendera merah putih ketika beliau baru saja kembali ke Jakarta dari pengasingannya di Bengkulu.
Pada awalnya, Soekarno meminta Shimizu yang merupakan kepala barisan propaganda Jepang, Sendebu, agar Chaerul Basri mengambil kain dari gudang di jalan Pintu Air. Kemudian, diantarkan ke jalan Pegangsaan Timur nomor 56, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Kaintersebut berbahan katun halus berwarna merah putih dan panjangnya 300 cm serta lebarnya 200 cm. Bendera ini kemudian digunakan dalam proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945 dan dikibarkan oleh Latief Hendraningrat dan Suhud.
Warna merah putih pada bendera negara diambil dari warna panji Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur pada abad ke-13. Akan tetapi ada pendapat bahwa pemuliaan terhadap warna merah putih berasal dari mitologi bangsa Austronesia.
Mitologi ini mengenai Bunda Bumi dan Bapak Langit yang keduanya dilambangkan dengan warna merah (tanah) dan putih (langit). Merah dan putih kemudian digunakan untuk melambangkan dualisme alam yang saling berpasangan.
Catatan paling awal yang menyebut penggunaan Bendera Merah Putih dapat ditemukan dalam Pararaton. Balatentara Jayakatwang dari Gelang-gelang mengibarkan panji berwarna merah dan putih saat menyerang Singhasari.
ADVERTISEMENT
Hal ini berarti sebelum masa Majapahit pun warna merah dan putih telah digunakan sebagai panji kerajaan, mungkin sejak masa Kerajaan Kediri. Pembuatan panji merah putih pun sudah dimungkinkan dalam teknik pewarnaan tekstil di Indonesia purba.
Warna putih adalah warna alami kapuk atau kapas katun yang ditenun menjadi selembar kain. Sementara zat pewarna merah alami diperoleh dari daun pohon jati, bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi), atau dari kulit buah manggis.
Bendera Merah Putih sempat dibagi menjadi dua bagian untuk diselamatkan dari Belanda. Saat itu, pada tanggal 4 Januari 1946 para pemimpin Indonesia pindah sementara ke Yogyakarta karena terancam keamanannya di Jakarta.
Pada saat tersebut, bendera merah putih juga ikut dibawa dan dikibarkan di Gedung Agung. Dua tahun selanjutnya, pada 19 Desember 1948, Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.
ADVERTISEMENT
Ir. Soekarno memberikan Bendera Pusaka ke tangan ajudannya, Husein Mutahar, untuk diselamatkan. Demi keselamatan dari penyitaan Belanda, Bendera Pusaka dilepas jahitannya dan terpisah bagian merah dan putih. Lalu, dibawa dengan dua tas terpisah.
Barulah pada Juni 1949, dalam pengasingannya di Bangka, Ir. Soekarno menerima kembali bendera merah putih dalam satu kesatuan utuh. Bendera tersebut dijahit kembali oleh Hasan Mutahar dan dibawakan oleh Soejono.
Itulah sejarah dan makna dari Bendera Sang Merah Putih. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan mengenai asal usul bendera Indonesia . (Gin)