Sejarah dan Pola Lantai Tari Manuk Dadali dari Jawa Barat

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
24 November 2021 13:34 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pola lantai tari tradisional. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pola lantai tari tradisional. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Tari Manuk Dadali merupakan salah satu tari tradisional yang menjadi warisan budaya Indonesia. Tari Manuk Dadali berasal dari daerah Jawa Barat yang biasanya dipentaskan di berbagai acara kebudayaan.
ADVERTISEMENT
Setiap tari tradisional mempunyai pola lantai yang menjadi ciri khas dari tarian tersebut, termasuk tari Manuk Dadali. Pola lantai tari Manuk Dadali perlu diketahui penari agar dapat melakukan gerakan yang tepat dan dinamis saat pementasan.
Tarian Manuk Dadali bukan sekadar tarian biasa karena mempunyai makna yang cukup dalam. Tarian ini bersifat sakral karena menggambarkan kegagahan burung garuda, cinta tanah air, dan persatuan NKRI.

Sejarah Tari Manuk Dadali

Ilustrasi pola lantai tari tradisional. Foto: Pixabay
Sebelum mengetahui pola lantai Tari Manuk Dadali, penting sekali untuk menggali lebih jauh sejarah kehadiran tari tradisional ini. Tari Manuk Dadali diperkirakan sudah ada sejak tahun 1962.
Pada tahun tersebut, ada sebuah tembang berbahasa Sunda yang sangat populer dan sering dinyanyikan oleh masyarakat umum. Pencipta dari tembang Sunda tersebut adalah seorang seniman bernama Sambas Mangundikarta yang berasal dari daerah Bandung.
ADVERTISEMENT
Lagu tersebut mengisahkan tentang sebuah Manuk Dadali yang digambarkan sebagai burung yang gagah perkasa yang menjadi cerminan dari lambang negara Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, tembang ini digunakan untuk mengiringi tarian, sehingga banyak masyarakat yang tertarik dengan kesenian asal Jawa Barat ini. Selain memperoleh hiburan, masyarakat juga tergerak untuk memiliki rasa nasionalisme dan semangat persatuan NKRI.

Pola Lantai Tari Manuk Dadali

Ilustrasi latihan gerakan kaki dalam tari Manuk Dadali. Foto: Pexels
Mengutip buku Seni Budaya dan Ketrampilan Kelas 5 SD oleh Murtono, dkk., (2007), pola lantai adalah gerak tari yang berfungsi untuk membentuk sebuah formasi di dalam pertunjukan tari.
Pola lantai umumnya diterapkan pada tarian yang dilakukan oleh banyak orang, sehingga lebih menarik dengan adanya perpindahan posisi.
Bentuk-bentuk pola lantai antara lain seperti gerak mendatar, gerak maju-mundur, gerak melingkar, dan gerak serong. Adapun pola dasarnya adalah garis lurus dan garis lengkung.
ADVERTISEMENT
Garis lurus akan memberikan kesan yang sederhana namun kuat, sedangkan garis lengkung memberikan kesan yang lembut, tetapi tidak lemah.
Sejarah dan pola lantai tari tradisional Manuk Dadali memang sarat akan makna dan kesenian. Tari ini bukan hanya sekadar untuk hiburan, tetapi juga dapat memupuk rasa cinta tanah air melalui budaya kedaerahan.

Ragam Gerakan Tari Manuk Dadali

Ilustrasi tarian Manuk Dadali. Foto: YouTube/The Indonesian Embassy in Amman
Tari Manuk Dadali merupakan tarian yang menggambarkan kisah tentang seekor burung garuda yang gagah perkasa. Tari Manuk Dadali biasanya dimainkan oleh para penari wanita dengan menggunakan pakaian tradisional Sunda.
Dalam tari Manuk Dadali, terdapat beberapa gerakan khas yang harus dikuasai oleh penari untuk menampilkan keindahan dari tarian ini. Berikut adalah ragam gerakan tari Manuk Dadali secara umum.
ADVERTISEMENT

1. Kuda-Kuda

Gerakan kuda-kuda merupakan gerakan dasar dalam tarian Manuk Dadali. Penari melakukan gerakan langkah kaki yang cukup lebar dengan posisi kaki agak ditekuk membentuk sikap kuda-kuda.
Gerakan ini dilakukan secara berulang-ulang sebagai pengiring gerakan lainnya. Biasanya, ketika melakukan kuda-kuda, penari juga mengayunkan kedua lengannya.

2. Jinjit

Gerakan jinjit adalah gerakan melangkah maju dengan posisi jari-jari kaki yang mengangkat, kemudian perlahan berjalan mundur. Gerakan ini sering kali dilakukan ketika penari ingin mengekspresikan kegembiraan atau kebahagiaan.

3. Berjalan

Gerakan berjalan biasanya dilakukan dengan gerakan kuda-kuda yang diikuti dengan langkah kecil ke depan atau ke belakang. Gerakan ini sering digunakan dalam bagian-bagian tari yang menggambarkan penari sedang berjalan di suatu tempat.

4. Melompat

Gerakan melompat juga sering digunakan dalam tarian Manuk Dadali. Penari melakukan lompatan kecil ke kanan dan kiri sambil menari dengan gerakan tangan tertentu. Gerakan ini menambah kesan ceria dan gembira pada tarian.
ADVERTISEMENT

5. Gerakan Kaki

Gerakan kaki yang elegan menjadi salah satu ciri khas dari tarian Manuk Dadali. Kaki diayunkan ke depan secara bergantian dengan mata mengikuti arah pergerakan kaki.
Penari harus mampu menggerakkan kaki dengan gesit dan lincah, dengan posisi yang indah dan anggun.

6. Gerak Sembada

Langkah selanjutnya, penari melakukan gerakan sembada. Gerakan sembada adalah gerakan tangan yang melambangkan seekor burung yang terbang dan mengepakkan sayapnya.
Gerakan sembada dilakukan dengan meletakkan tangan pada bagian dada dan dilipat menjadi satu. Gerakan ini harus dilakukan dengan gerakan tangan yang ringan dan lentur, sehingga menampilkan kesan yang indah dan menawan.

Keunikan dan Fakta Menarik

Ilustrasi pengiring musik tari Manuk Dadali. Foto: Pixabay
Tari Manuk Dadali merupakan tarian khas dari daerah Sunda yang terkenal dan sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti pernikahan, upacara adat, dan festival budaya.
ADVERTISEMENT
Tari Manuk Dadali memiliki beberapa keunikan dan fakta menarik yang membuatnya memikat perhatian penonton, di antaranya:

1. Tarian yang Menggambarkan Burung Garuda

Keunikan pertama dari tari Manuk Dadali adalah gerakannya yang menggambarkan keperkasaan gurung garuda. Burung garuda merupakan lambang negara Indonesia. Gerakan dalam tarian ini menunjukkan keanggunan, keindahan, dan kekuatan burung garuda.

2. Menggunakan Lagu Manuk Dadali

Tarian Manuk Dadali memiliki judul yang sama dengan lagu pengiringnya, yaitu lagu Manuk Dadali. Dikutip dari Mencari Telur Garuda (Jilid Kedua) oleh Nanang R. Hidayat (2020: 141), Manuk Dadali adalah lagu berbahasa Sunda ciptaan Sambas Mangundikarta.
Manuk Dadali artinya burung garuda. Lagu ini mengandung unsur-unsur nasionalisme dengan melukiskan keperkasaan burung garuda sebagai lambang dari kejayaan Indonesia.
Selain menjadi pengiring tarian, lagu Manuk Dadali sangat populer dan sering dimainkan pada berbagai acara di Indonesia. Ada banyak kelompok paduan suara, tari, hingga pementasan drama yang sering menggunakan lagu daerah ini.
ADVERTISEMENT

3. Memiliki Nada dan Iringan Musik Khas Sunda

Tari Manuk Dadali dilengkapi dengan nada dan irama musik khas Sunda. Iringan musik tersebut biasanya dimainkan dengan alat musik tradisional seperti angklung, kendang, suling, dan rebab.
Nada dan irama musik yang mengiringi tari Manuk Dadali memberikan suasana yang khas dan memukau, sehingga penonton dapat merasakan keindahan tarian ini.

Fungsi Tari Manuk Dadali

Ilustrasi salah satu fungsi tari adalah sebagai sarana hiburan untuk penonton. Foto: Pexels
Selain memiliki nilai estetika yang tinggi, tari Manuk Dadali juga memiliki berbagai fungsi yang penting bagi masyarakat. Adapun beberapa fungsi tari Manuk Dadali, yaitu:

1. Edukasi

Tari Manuk Dadali dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat, khususnya generasi muda, tentang budaya dan tradisi daerah Jawa Barat.
Selain itu, tari Manuk Dadali memiliki nilai-nilai edukasi yang berkaitan dengan burung garuda sebagai lambang negara. Dengan begitu, masyarakat dapat menumbuhkan kecintaan terhadap Indonesia.
ADVERTISEMENT

2. Hiburan

Tari Manuk Dadali juga memiliki fungsi sebagai hiburan. Tarian ini sering ditampilkan dalam berbagai acara, seperti acara pernikahan dan festival budaya. Penampilan tari Manuk Dadali yang indah dan menawan dapat memberikan kegembiraan bagi penonton.

3. Sosial Keagamaan

Selain sebagai sarana hiburan, tari Manuk Dadali juga sering dipertunjukkan dalam acara yang mendukung keperluan sosial bagi masyarakat.
Tidak hanya itu, tari Manuk Dadali juga kerap digunakan untuk kepentingan ritual keagamaan. Dalam konteks ini, tarian asal Jawa Barat ini memiliki makna religius dan sering menjadi bentuk ungkapan syukur atau mohon ampunan kepada Tuhan.

4. Melestarikan Budaya

Tari Manuk Dadali juga memiliki fungsi sebagai media dalam melestarikan budaya daerah Jawa Barat. Dengan sering menampilkan tarian ini, maka dapat membantu mempromosikan budaya daerah tersebut kepada masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dengan mempertahankan tradisi tari Manuk Dadali, dapat membantu menjaga keberlangsungan budaya daerah khas Sunda tersebut.
(DLA & SFR)