Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Hari Waisak Lengkap dengan Makna dan Tahapannya
15 Mei 2023 7:00 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari Waisak adalah hari raya keagamaan umat Buddha yang dirayakan untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha Gautama, yaitu kelahiran, pencerahan (Satori), dan Parinirvana (wafat). Hari Waisak jatuh pada hari bulan purnama pada bulan Waisak (atau Wesak), yang dalam kalender lunar umumnya jatuh pada bulan April atau Mei.
ADVERTISEMENT
Perayaan Hari Waisak dilakukan oleh umat Buddha di seluruh dunia dengan melakukan kegiatan keagamaan seperti upacara, meditasi, dan khotbah agama. Di Indonesia, umat Buddha seringkali melakukan prosesi keliling kota dengan membawa patung Buddha dan menyalakan lilin.
Sejarah Hari Waisak
Bagaimana lahirnya peringatan Hari Waisak? Simak sejarah Hari Waisak lengkap dengan makna dan tahapannya di ulasan berikut ini.
Dikutip dari buku Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia karya M. Ali Imron (2015: 153), Sejarah Hari Waisak bermula dari peristiwa kelahiran, pencerahan, dan wafat Sang Buddha Gautama. Kelahiran Sang Buddha Gautama terjadi pada saat bulan purnama pada bulan Waisak (atau Wesak) di Lumbini, Nepal sekitar 2.500 tahun yang lalu.
Pada usia 29 tahun, Sang Buddha meninggalkan istana dan hidup sebagai pertapa untuk mencari kebenaran tentang kehidupan manusia. Pada usia 35 tahun, Sang Buddha mencapai pencerahan (Satori) setelah meditasi yang panjang di bawah pohon Bodhi. Setelah mencapai pencerahan, Sang Buddha mengajarkan ajaran-ajaran keagamaan yang kemudian dikenal sebagai Dharma atau ajaran Buddha.
ADVERTISEMENT
Sang Buddha kemudian mengembara ke berbagai tempat di India dan mengajarkan ajaran-ajaran keagamaan yang diikuti oleh banyak pengikutnya. Pada usia 80 tahun, Sang Buddha wafat di Kushinagar, India.
Perayaan Hari Waisak dirayakan oleh umat Buddha di seluruh dunia untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha Gautama. Perayaan ini dimulai sekitar abad ke-3 SM dan berkembang menjadi perayaan besar di berbagai negara di Asia. Hari Waisak pertama kali dirayakan di Indonesia pada zaman Sriwijaya dan Majapahit.
Pada tahun 1950, Konferensi Agama Buddha Sedunia di Sri Lanka menetapkan bahwa Hari Waisak akan dirayakan secara serentak oleh umat Buddha di seluruh dunia pada bulan purnama pada bulan Waisak, dan diakui sebagai hari raya keagamaan internasional. Hari Waisak kemudian dijadikan sebagai hari libur nasional di berbagai negara, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Makna Hari Waisak
Hari Waisak memiliki makna penting bagi umat Buddha, karena hari raya ini diperingati untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha Gautama, yaitu kelahiran, pencerahan, dan wafat. Setiap peristiwa ini memiliki makna yang berbeda:
1. Kelahiran
Perayaan kelahiran Sang Buddha Gautama menunjukkan betapa pentingnya sebuah kehidupan. Kelahiran Sang Buddha Gautama menandakan awal dari perjalanan menuju pencerahan dan pengabdian pada ajaran Dharma.
2. Pencerahan
Perayaan pencerahan Sang Buddha Gautama menunjukkan betapa pentingnya pencarian kebenaran dalam kehidupan. Pencerahan Sang Buddha Gautama merupakan titik balik dalam hidupnya, di mana ia menemukan kebenaran tentang kehidupan manusia dan ajaran-ajaran keagamaan yang kemudian dikenal sebagai Dharma.
3. Wafat
Perayaan wafat Sang Buddha Gautama menunjukkan betapa pentingnya sikap bijaksana dalam menghadapi kematian. Wafat Sang Buddha Gautama menunjukkan bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan manusia dan bahwa pengabdian pada ajaran Dharma dapat memberikan kebahagiaan dan kedamaian di dunia dan di akhirat.
ADVERTISEMENT
Tahapan Hari Waisak
Hari Waisak biasanya dirayakan dalam beberapa tahapan, tergantung pada tradisi dan kebiasaan di masing-masing negara. Berikut adalah beberapa tahapan umum dalam perayaan Hari Waisak:
1. Pemujaan
Tahapan ini dimulai dengan upacara pemujaan dan penghormatan terhadap Sang Buddha Gautama, yang meliputi doa, meditasi, dan penyampaian ajaran-ajaran Buddha.
2. Kegiatan keagamaan
Setelah upacara pemujaan, umat Buddha biasanya melanjutkan dengan kegiatan keagamaan seperti membaca sutra, meditasi, dan berbakti kepada para biksu dan biksuni.
3. Kebaktian
Tahapan ini meliputi upacara bakti kepada Sang Buddha Gautama dan para dewa atau arwah leluhur. Upacara ini biasanya meliputi pembakaran dupa dan menabur bunga sebagai tanda penghormatan.
4. Kebaktian sosial
Umat Buddha juga melakukan kegiatan kebaktian sosial seperti memberikan makanan atau sumbangan bagi orang yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT
5. Parade
Di beberapa negara, perayaan Hari Waisak juga dilakukan dengan mengadakan parade yang diikuti oleh para biksu dan umat Buddha. Parade ini biasanya diiringi dengan musik dan tarian tradisional.
6. Pencahayaan
Pada malam Hari Waisak, umat Buddha biasanya melakukan upacara pencahayaan untuk menghormati Sang Buddha Gautama. Upacara ini meliputi menyalakan lilin di kuil atau candi dan membawa obor di sekitar lingkungan sekitar.
7. Bazaar
Di beberapa negara, perayaan Hari Waisak juga diisi dengan bazaar yang menjual makanan, kerajinan tangan, dan produk-produk keagamaan.
Demikian uraian mengenai sejarah Hari Waisak lengkap dengan makna dan tahapannya. Hari raya ini mengajarkan nilai-nilai universal seperti perdamaian, cinta kasih, toleransi, pengendalian diri, dan keseimbangan dalam hidup. (Umi)
ADVERTISEMENT