Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Ludruk Jawa Timur dan Perkembangannya di Masa Kini
3 Januari 2023 17:29 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ludruk adalah salah satu pagelaran seni teater yang berasal dari Jawa Timur. Sejarah ludruk perlu diketahui, terutama bagi generasi masa kini yang lebih sering terpapar gelombang budaya dari luar. Secara umum, ludruk merupakan seni drama yang diperankan oleh sekelompok orang dan diiringi oleh musik tradisional.
ADVERTISEMENT
Biasanya, cerita yang dibawakan dalam pementasan ludruk berkaitan dengan unsur-unsur sosial kemasyarakatan maupun kisah-kisah inspiratif lainnya. Ciri khas dari seni drama ini adalah jula-juli, yang memuat lagu-lagu berbahasa jawa. Lagu ini berisi petuah, candaan, dan ditutup dengan parikan. Agar lebih mengenal asal usul dan perkembangan ludruk, simak ulasan di artikel ini.
Baca juga : (Sejarah, Makna, dan Gambar Tari Remo dari Jawa Timur )
Sejarah Ludruk
Mengutip buku Ensiklopedia Keragaman Budaya oleh Nurul Akhmad (2020), ludruk telah akrab dalam budaya masyarakat Jawa Timur sejak abad ke-12, terutama pada lokasi Majapahit (Mojokerto-Surabaya). asal mula ludruk lebih akrab disebut dengan ludruk bandhan.
Kesenian ini berisi pertunjukan aksi pamer kekebalan dan kekuatan tubuh. Hal ini masih berhubungan erat dengan ilmu kanuragan atau ilmu bela diri yang dimiliki masing-masing pemeran.
ADVERTISEMENT
Pementasan ludruk bhandan juga diiringi dengan alat musik jidor dan kendang yang ditampilkan di tanah terbuka seperti lapangan.
Pada abad 17 - 18, ludruk bhandan berkembang menjadi lerok pak santik. Lerok merupakan alat musik petik yang menyerupai kecapi, sedangkan Pak Santik merupakan tokoh yang melakukan inovasi pada kesenian ludruk.
Ketika akan tampil, para pemain akan dirias terlebih dahulu dan mengenakan ikat kepala. Pemain akan mencurahkan isi hatinya secara menyeluruh saat pentas. Dan sesekali menirukan bunyi alat musik sembari menghentakkan kaki hingga menimbulkan bunyi "gedrak-gedruk." inilah asal mula kesenian lerok diganti menjadi Ludruk.
Perkembangan Ludruk
Ludruk tidak hanya berguna sebagai hiburan saja, melainkan juga mengandung amanat atau pesan kepada para penonton. Tidak jarang, ludruk dijadikan media untuk mengkritik para petinggi negara.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, fungsi ludruk digolongkan menjadi dua jenis, yakni fungsi primer dan sekunder. Fungsi primer adalah bersifat ritual, entertain, dan estetis. Sedangkan fungsi sekunder adalah sarana pendidikan, sosial, dan politik.
Meskipun tergolong sebagai produk kesenian klasik, namun hingga kini ludruk masih terus dilestarikan, khususnya di wilayah Surabaya, Jawa Timur. Ludruk di masa kini lebih banyak mengisahkan tentang kehidupan sehari-hari dan bersifat menghibur.
Dalam sejarah kesenian ludruk, terdapat pemain laki-laki yang didandani dan berperan sebagai perempuan untuk menimbulkan unsur komedi tertentu. Selain itu, cerita-cerita dalam ludruk terasa sangat dekat dengan kehidupan dan menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat. (DLA)