Sejarah Masjid Al Aqsa sebagai Petunjuk Kiblat Pertama Umat Islam

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
17 Oktober 2022 17:56 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah Masjid Al Aqsa. Foto: unsplash.com/philippe_collard
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah Masjid Al Aqsa. Foto: unsplash.com/philippe_collard
ADVERTISEMENT
Sebagaimana yang diketahui, kiblat umat Islam dalam menjalakan shalat adalah Masjidil Haram. Meski demikian, arah kiblat umat Islam pertama kali adalah Masjid Al Aqsa. Bahkan, Nabi Muhammad SAW masih menggunakan Masjid Al Aqsa sebagai arah kiblat setelah hijrah di Madinah. Sebenarnya, bagaimana sejarah Masjid Al Aqsa?
ADVERTISEMENT

Sejarah Masjid Al Aqsa sebagai Petunjuk Kiblat Pertama Umat Islam

Mahdy Saied Rezk Karisem dalam bukunya berjudul Sejarah & Keutamaan Masjid Al-Aqsha dan Al-Quds (2021), Masjid Al Aqsa berada di kota Al-Quds (Baitul Maqdis) atau yang dikenal dengan Yerusalem. Masjid Al Aqsa merupakan masjid yang dibangun kedua di dunia sesudah Masjidil Haram. Sebagaimana yang diriwayatkan Abu Dzar, bahwa ia berkata:
“Aku bertanya, “Wahai, Rasulullah. Masjid manakah yang pertama kali dibangun?” Beliau menjawab, ‘Masjidil Haram”. Aku bertanya lagi: Kemudian (masjid) mana?” Beliau menjawab, “Kemudian Masjidil Aqsha”. Aku bertanya lagi: “Berapa jarak antara keduanya?” Beliau menjawab, “Empat puluh tahun.” (HR. Bukhari no. 425 dan Muslim no. 520)
Masjid Al Aqsa merupakan nama pemberian dari Allah SWT. Para ulama menyebutkan sejumlah alasan mengapa diberi nama demikian. Di antaranya adalah al-Aqsha yang artinya paling jauh. Maksudnya jauh dari Masjidil Haram sehingga seolah-olah Masjidil Haram merupakan masjid yang paling dekat, sedangkan Masjid Al Aqsha adalah yang paling jauh. Keduanya merupakan dua titik yang saling berhubungan secara agama, shalat, dan keberkahan. Keduanya juga merupakan dua titik ruang dan waktu, serta dua titik bumi dan langit.
ADVERTISEMENT

Pembangunan Masjid Al Aqsa

Para ulama berbeda pendapat tentang sejarah pembangunan Masjid Al Aqsa. Seperti Ath-Thabari, Ibnu Katsir, Al Qurthubi menyebutkan bahwa Masjid Al Aqsa dibangun pertama kali oleh malaikat. Merekalah yang menggariskan dan menentukan tempatnya.
Sedangkan menurut pendapat mayoritas, orang yang pertama kali membangun Masjid Al Aqsa adalah Nabi Adam AS. Namun tidak diketahui bagaimana bangunannya. Kemudian Nabi Ibrahim AS merenovasi dan meninggikannya seperti yang dilakukannya terhadap Kakbah di Makkah.
Kemudian datangnlah Nabi Sulaiman AS dan membangun Masjid Al Aqsa dengan bangunan yang besar, kuat, dan indah. Nabi Sulaiman AS adalah nabi mulia dan membangun masjid untuk Allah.
Sebagaimana yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Ash, ia barkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
ADVERTISEMENT
“Ketika Sulaiman bin Dawud selesai membangun Baitul Maqdis, maka ia meminta tiga perkara kepada Allah. Yaitu keputusan hukum yang sejalan dengan keputusan Allah, kerajaan yang tidak selayaknya dimiliki seseorang sesudahnya, dan agar masjid ini tidak didatangi seseorang yang tidak menginginkan selain shalat di dalamnya melainkan ia keluar dari dosa-dosanya seperti hari ia dilahirkan ibunya. Kedua perkara yang pertama telah diberikan kepada Sulaiman dan aku berharap ia juga diberikan yang ketiga." (HR. Ahmad no. 6644, An-Nasa’i no. 692, dan Ibnu Majah no. 1408)
Pembangunan Masjid Al Aqsa yang dilakukan Nabi Sulaiman terjadi pada tahun 950 SM dan bertahan hingga lebih dari 370 tahun sebelum datang bangsa Babilonia yang merobohkannya.
Setelah bangsa Babilonia, datanglah Persia dan Yunani kemudian Romawi. Masing-masing bangsa tersebut membangun rumah ibadah, patung dan berhala di kompleks Masjid Al Aqsa.
ADVERTISEMENT
Setelah beberapa kali diruntuhkan, kemudian Umar bin Khattab membangun kembali Masjid Al Aqsa. Umar datang dan memasuki Masjid Al Aqsa dalam keadaan runtuh dan dipenuhi sampah, lalu ia membersihkannya sendiri dan membangun masjid dari batu dan kayu.
Akan tetapi pada tahun 1099 M, terjadi Perang Salib dan merusak Masjid Al Aqsa. Mereka juga mengubah lapangan dan tempat-tempat shalat menjadi kandang kuda dan gudang senjata.
Setelah dikalahkan oleh pasukan Shalahudin al-Ayyubi, ia kemudian membersihkan dan memperbaiki kembali Masjid Al Aqsa seperti sedia kala.
Renovasi kembali terjadi pada Daulah Mamluk dan Daulah Utsmaniyah, yakni menjaga bentuk bangunan, memperbarui, membangun menara-menara adzan, dan membangun pagar-pagar besar untuk menutupi seluruh Masjid Al Aqsa.
Ilustrasi Masjid Al Aqsa sebagai arah kiblat pertama umat Islam. Foto: unsplash.com/konevi

Kenapa Arah Kiblat Berubah?

Pada awalanya, kiblat umat Islam adalah Masjid Al Aqsa. Bahkan, Nabi Muhammad SAW juga melaksanakannya saat berada di Kakbah di Makkah. Bahkan arah kiblat tetap di Masjid Al Aqsa 16-17 bulan setelah beliau hijrah ke Madinah.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada pertengahan bulan Rajab tahun kedua hijrah, Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menghadap kiblat ke Masjidil Haram.
Allah SWT berfirman:
قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ
Artinya, “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS. Al-Baqarah: 144)
Dengan berubahnya arah kiblat memberikan kegembiraan bagi Nabi Muhammad SAW. Sebab, arah kiblat sebelumnya sama halnya dengan arah kiblat Yahudi yang menghadap Baitul Maqdis. Akibatnya mereka sangat geram dan melontarkan isu-isu baru yang bersumber pada praduga hampa. Bahkan, kaum Yahudi menebarkan isu bahwa kebaikan hanya bisa diraih dengan cara shalat menghadap Baitul Maqdis.
ADVERTISEMENT

Keutamaan Masjid Al Aqsa

Masjid Al Aqsa adalah salah satu tempat suci dalam agama Islam. Bahkan, melaksanakan shalat di Masjid Al Aqsa berkali-kali lipat lebih baik dari shalat di masjid lainnya. Sebagaimana yang diriwayatkan Abu Dzar, ia berkata,
“Kami saling bertukar pikiran tentang, mana yang lebih utama, masjid Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam atau Baitul Maqdis, sedangkan di sisi kami ada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Satu shalat di masjidku lebih utama dari empat shalat padanya, dan ia adalah tempat shalat yang baik.’” (HR. Ath-Thabrani dan Al Hakim)
Apabila menunaikan shalat di Masjid Nabawi lebih baik dari 1.000 masjid lainnya, maka menunaikan shalat di Masjid Al Aqsa adalah seperempat dari 1.000 atau 250 lebih baik dari masjid lainnya.
ADVERTISEMENT
Demikianlah informasi mengenai sejarah Masjid Al Aqsa. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan Anda tentang sejarah Masjid Al Aqsa sebagai arah kiblat pertama umat Islam sebelum Masjidil Haram.(MZM)