Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Siapa Itu Marsinah? Ini Sosok Aktivis pada Orde Baru
4 Mei 2025 18:11 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
May Day atau Hari Buruh tidak terlepas dengan seorang aktivis yang bernama Marsinah. Pada Hari Buruh, nama Marsinah selalu muncul dan menjadi trending topik di berbagai media sosial. Siapa itu Marsinah?
ADVERTISEMENT
Ia adalah seorang buruh sekaligus aktivis perempuan yang dikenal karena perjuangannya membela hak-hak pekerja di Indonesia. Marsinah menjadi simbol perlawanan atas ketidakadilan yang dialami buruh, terutama setelah kematiannya.
Mengenal Siapa Itu Marsinah
Dikutip dari buku Menguak Kisah Marsinah karya TEMPO Publishing (2020: 82), perjuangan Marsinah selalu dikenang setiap Hari Buruh pada 1 Mei. Siapa itu Marsinah?
Marsinah lahir pada 10 April 1969 di Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Aastin dan Sumini.
Ketika Marsinah berusia tiga tahun, ibunya wafat. Setelah ayahnya menikah lagi, Marsinah diasuh oleh neneknya dan tinggal bersama paman serta bibinya.
Ia mengenyam pendidikan di SD Karangasem 1, SMP Negeri 5 Nganjuk, dan SMA Muhammadiyah Nganjuk. Sejak kecil, Marsinah memiliki cita-cita untuk melanjutkan studi di jurusan hukum, namun keterbatasan biaya membuatnya tidak mampu mewujudkan impian itu.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, Marsinah memutuskan untuk bekerja. Pada tahun 1990, ia memulai pekerjaannya sebagai buruh di PT Catur Putra Surya (CPS) di Sidoarjo.
Marsinah merupakan salah satu karyawati PT Catur Putra Surya (CPS) yang aktif terlibat dalam aksi demonstrasi buruh. Perannya terlihat jelas, termasuk saat ikut dalam rapat persiapan aksi pada 2 Mei 1993 di Tanggulangin, Sidoarjo.
Pada 3 Mei 1993, para buruh berusaha menghentikan aktivitas rekan-rekan mereka agar tak bekerja, hingga akhirnya pihak Koramil turun tangan untuk menghalau aksi tersebut.
Aksi para buruh berlanjut dengan mogok kerja total pada 4 Mei 1993, di mana mereka menyuarakan 12 tuntutan, salah satunya kenaikan upah pokok dari Rp1.700 menjadi Rp2.250 per hari, serta tuntutan tunjangan tetap Rp550 per hari bagi semua buruh, termasuk yang absen.
ADVERTISEMENT
Sampai 5 Mei 1993, Marsinah masih aktif mendampingi rekan-rekannya dalam aksi dan perundingan. Ia bahkan menjadi salah satu dari 15 perwakilan karyawan yang bernegosiasi dengan pihak perusahaan.
Namun, siang hari pada 5 Mei, tanpa kehadiran Marsinah, 13 buruh yang dianggap provokator dibawa ke Kodim 0816/Sidoarjo, di mana mereka dipaksa untuk mengundurkan diri.
Marsinah, yang sempat mendatangi Kodim untuk mencari tahu keberadaan rekan-rekannya, menghilang pada malam hari sekitar pukul 22.00 WIB. Selama tiga hari, keberadaan Marsinah tidak diketahui hingga akhirnya jasadnya ditemukan pada 8 Mei 1993.
Baca Juga: 10 Urutan Ibadah Haji dari Awal Hingga Akhir
Jadi, siapa itu Marsinah? Marsinah merupakan aktivis buruh pada masa Orde Baru. Marsinah menjadi simbol perlawanan atas ketidakadilan yang dialami buruh. (Umi)
ADVERTISEMENT