news-card-video
20 Ramadhan 1446 HKamis, 20 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Sikap Bangga Diri dengan Amal-amalnya sebagai Penyakit Hati yang Berbahaya

Berita Terkini
Penulis kumparan
2 Maret 2023 19:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sikap bangga diri dengan amalan-amalnya dinamakan ujub. Foto: Pexels/Michael Burrows
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sikap bangga diri dengan amalan-amalnya dinamakan ujub. Foto: Pexels/Michael Burrows
ADVERTISEMENT
Rendah diri adalah sikap yang perlu dimiliki setiap manusia. Pasalnya, sikap ini membuat seseorang lebih tenang dan tidak mempedulikan pujian dari manusia. Di sisi lain, ada sikap bangga diri. Orang yang bangga diri dengan amal-amalnya dinamakan ujub.
ADVERTISEMENT
Sikap ini membuat manusia merasa lebih tinggi. Sebab, sifat ujub membawa manusia pada sikap sombong dan riya. Oleh sebab itu, kita harus menghindari sikap ini agar tak sampai mendapatkan bahaya dari penyakit hati tersebut.

Orang yang Bangga Diri dengan Amal-amalnya

Ilustrasi cara menghindari sikap bangga diri. Foto: Unsplash/Mufid Majnun
Secara bahasa, ujub berasa dari kata ajaba yang artinya kagum, terheran-heran, takjub. Sedangkan dikutip dari buku Bahaya Marah, Dendam dan Dengki serta Tercelanya Takabbur Dan ‘Ujub: Seri Ringkasan Ihya' Ulumuddin oleh Muhammad Ahsan bin Usman (2021: 42), ujub adalah sifat menyombongkan diri secara batiniah (perasaan bangga dalam hati) karena ilmu atau perbuatannya.
Jika ada orang berbangga dengan ilmu atau perbuatan itu sebagai ekspresi dari kegembiraannya atas nikmat Allah. Maka hal tersebut tidak termasuk ujub. Akan tetapi jika perasaan itu timbul dari dirinya sendiri tanpa menghiraukan bahwa apa yang dimilikinya merupakan nikmat dari Allah, maka hal tersebut yang disebut dengan ujub.
ADVERTISEMENT
Rasulullah SAW telah mengingatkan kepada umatnya bahwa ujub merupakan salah satu perkara yang membinasakan. Rasulullah SAW bersabda,
“Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri” (HR at-Thabrani no. 5452)
Begitu berbahayanya sifat ujub, bahkan sifat dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kesyirikan. Sebagaimana yang dikatakan Ibnu Taimiyah:
“Dan sering orang-orang menggandengkan antara riya dan ujub. Riya termasuk bentuk kesyirikan dengan orang lain (yaitu mempertunjukkan ibadah kepada orang lain) adapun ujub termasuk bentuk syirik kepada diri sendiri (yaitu merasa dirinyalah atau kehebatannyalah yang membuat ia bisa berkarya). Ini merupakan kondisi orang yang sombong. Orang yang riya tidak merealisasikan firman Allah “Hanya kepada-Mulah kami beribadah”, dan orang yang ujub tidaklah merealisasikan firman Allah “Dan hanya kepada-Mulah kami memohon pertolongan”.
ADVERTISEMENT

Cara Menghindari Perbuatan Ujub

Agar tidak terjerumus dalam sikap ujub, maka menghindarinya adalah hal yang perlu dilakukan. Terdapat beberapa cara untuk menghindari perbuatan ujub, yakni:

1. Menyadari Perbuatan karena Keridaan Allah SWT

Menyadari bahwa setiap amal dan kabaikan berasal dari Allah SWT membuat kita tersadar bahwa kita tidak dapat berbuat apa-apa tanpa karunia Allah SWT. Sebagaimana yang dikatakaan Imam Syafi’i:
“Kalau kamu mengkhawatirkan sikap ujub atas amal perbuatanmu, ingatlah keridhaan Allah yang menjadi tujuan amalmu, di alam kenikmatan mana engkau hendak berlabuh dan dari siksa mana engkau hindarkan dirimu. Karena barangsiapa yang mengingat semua itu, semua amalannya akan tampak kecil di matanya.”
Hal ini didasarkan pada sebuah ayat,
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
Artinya: “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)” (QS. An-Naml: 53)
ADVERTISEMENT

2. Jangan Merasa Terlalu Percaya dengan Banyaknya Amal

Manusia tidak boleh merasa terlalu percaya akan amalan yang diperbuat. Apakah Allah SWT menerima atau menolaknya. Sebab, amalan yang dilakukan untuk menyombongkan diri, maka yang didapatkan bukan pahala, namun ketamakan saja.
Sebagaimana yang dikatakan Ibnu Aun,
“Jangan terlalu mengandalkan banyaknya amal, karena Anda tidak mengetahui apakah itu diterima atau ditolak. Jangan merasa aman dari dosa-dosa Anda, karena Anda tidak mengetahui apakah itu dilebur atau tidak. Semua amal Anda tidaklah Anda ketahui.”
Memiliki perasaan ujub membuat seseorang terjerumus ke dalam kesesatan dan mendapatkan dosa yang teramat besar. Maka dari itu, rendah hati adalah hal yang sangat penting. Sebab, amalan kita begitu sedikit untuk modal kelak di akhirat nanti.(MZM)