Sosok yang Membunyikan Musik Gamelan Milik Keraton dalam Sekaten Pertama Kali

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
28 Maret 2024 20:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sekaten atau tradisi membunyikan musik gamelan milik keraton pertama kali dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Foto: Unsplash/Farano Gunawan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sekaten atau tradisi membunyikan musik gamelan milik keraton pertama kali dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Foto: Unsplash/Farano Gunawan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekaten merupakan tradisi di Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta dalam memperingati maulid nabi. Perlu diketahui, sekaten atau tradisi membunyikan musik gamelan milik keraton pertama kali dilakukan oleh Sunan Kalijaga.
ADVERTISEMENT
Hal ini tak terlepas dari sejarah penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Sehingga, tradisi tersebut berlangsung setiap tahun dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw.

Sekaten atau Tradisi Membunyikan Musik Gamelan Milik Keraton Pertama Kali dilakukan oleh Sunan Kalijaga

Ilustrasi sekaten atau tradisi membunyikan musik gamelan milik keraton pertama kali dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Foto: Unsplash/Reidika Haris
Dikutip dari laman nu.or.id, sekaten atau tradisi membunyikan musik gamelan milik keraton pertama kali dilakukan oleh Sunan Kalijaga yang diawali pada masa kerajaan Islam Demak dalam upaya menyebarkan agama Islam dengan menciptakan gamelan sebagai sarana untuk menarik perhatian warga agar berkumpul.
Pada awalnya, sekaten merupakan upacara tradisional yang dilaksanakan oleh raja-raja pada zaman Majapahit, sekaten menjadi upacara selamatan untuk menjaga keselamatan kerajaan.
Lambat laun tradisi sekaten berubah dan digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan agama Islam, terutama di Jawa Tengah dengan kesenian gamelan.
ADVERTISEMENT
Setelah berkumpul, Sunan Kalijaga mengajarkan tentang agama Islam dan mengajak untuk membaca syahadat sebagai syarat menjadi seorang muslim. Dari kegiatan ini, Sunan Kalijaga memberikan nama “Kyai Sekati” atau “Sekaten” yang berasal dari kata syahadatain.
Dipilihnya gamelan sebagai media penyebaran agama Islam dikarenakan pada waktu tersebut masyarakat Jawa gemar akan kesenian tersebut. Pada akhirnya alat musik tersebut digunakan dalam peringatan maulid nabi sebagai pengiring sholawat.
Adapun peringatan sekaten di Kerajaan Surakarta maupun Kerajaan Yogyakarta dilaksanakan selama beberapa hari, yakni tanggal 5 hingga 12 Rabiul Awal.
Untuk di Surakarta, tradisi sekaten dimulai dengan membunyikan gamelan yang akan diarak ke masjid yang kemudian dilanjutkan dengan Tumplak Wajik dan Grebeg Maulid.
Di sisi lain, perayaan sekaten di Keraton Yogyakarta diawali dengan menyebar udhik-udhik (uang logam) dan gamelan untuk dipindahkan dari keraton ke halaman Masjid Gedhe.
ADVERTISEMENT
Sedangkan pada malam terakhir, gamelan dibawa dari halaman Masjid Gedhe ke dalam keraton.
Demikianlah penjelasan sekaten atau tradisi membunyikan musik gamelan milik keraton pertama kali dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan tentang sejarah dari perayaan maulid nabi di kerajaan Surakarta dan Yogyakarta.(MZM)