Konten dari Pengguna

Sudut Pandang Orang Kedua: Pengertian dan Contohnya

Berita Terkini
Penulis kumparan
10 Februari 2021 11:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 25 Juli 2023 18:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sudut pandang orang kedua. Foto: Vecteezy
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sudut pandang orang kedua. Foto: Vecteezy
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam suatu penulisan fiksi misalnya novel maupun cerpen, dikenal adanya istilah sudut pandang orang kedua. Lantas, apakah yang dimaksud dengan sudut pandang orang kedua itu sebenarnya?
ADVERTISEMENT
Dalam artikel kali ini akan diulas pengertian dan juga contoh dari penulisan sudut pandang orang kedua agar lebih mudah untuk dimengerti.

Pengertian dan Contoh Sudut Pandang Orang Kedua

Ilustrasi membaca buku dengan sudut pandang orang kedua. Foto: Pexels
Sudut pandang (point of view) memiliki pengertian sebagai cara penulis menempatkan dirinya di dalam cerita atau dengan kata lain merupakan teknik yang dipilih penulis untuk menyampaikan ceritanya.
Sedangkan sudut pandang orang kedua memposisikan penulis sebagai narator yang sedang berbicara kepada kata ganti “kamu” dan menggambarkan apa yang dilakukan “kamu” atau “kau” atau “anda”.
Dalam sudut pandang orang kedua, pembaca diperlakukan sebagai pelaku utama sehingga merasa dekat dengan cerita karena seolah menjadi tokoh utama. Dalam hal ini, penulis fiksi harus konsisten tak menyebut “aku” untuk berbicara dengan tokoh utama.
ADVERTISEMENT

Contoh Sudut Pandang Orang Kedua

Ilustrasi membaca buku dengan sudut pandang orang kedua. Foto: Pexels
Malam tadi adalah malammu yang terburuk. Pacarmu pergi, keluargamu mengusirmu, dan pekerjaanmu hancur. Satu-satunya yang kamu inginkan hari ini, saat kamu membuka matamu hanyalah: dirimu menghilang ditelan bumi.
Mungkin hanya bumi yang mau menerimaku, sesalmu saat menatap bayanganmu sendiri di cermin.
Bayanganmu itu tak lagi berwajah elok. Hanya tersisa wajah yang kuyu dengan rambut megar seperti surai singa. Rambutmu merah kusam, jauh dari indah. Lihatlah juga sepasang matamu yang membengkak sebesar bola kasti itu!
Bagaimana mungkin kamu akan bisa kembali berpura-pura bahwa tidak ada apa-apa di hidupmu?
Bagaimana pula kamu akan menutupi segala sedihmu? Dengan senyum pura-pura, ataukah riasan yang palsu?
ADVERTISEMENT
Demikian, semoga bermanfaat.
(Adelliarosa)