Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Tantangan dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka bagi Guru
23 Agustus 2023 17:53 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Adanya perubahan kurikulum pendidikan yang diterapkan sekarang ini tentu saja membawa pengaruh besar dalam kegiatan belajar mengajar. Baik dari sisi siswa maupun guru sebagai tenaga pengajar. Lantas, apa saja tantangan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka bagi guru?
ADVERTISEMENT
Sebagai tenaga pendidik, sudah pasti terdapat sejumlah persiapan yang harus dilakukan agar bisa menerapkan kurikulum baru tersebut. Dengan begitu, maka kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan lebih lancar.
Apa Saja Tantangan dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka bagi Guru?
Mengutip dari buku Perencanaan Pembelajaran Geografi (Dilengkapi Kurikulum Merdeka), Hadi Soekamto dan Budi Handoyo (2022:112), Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan paradigma baru yang berbasis pembelajaran berbeda dan projek penguatan karakter Pancasila.
Adapun berbagai tantangan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka bagi guru adalah sebagai berikut.
1. Keluar dari Zona Nyaman dalam Sistem Pembelajaran
Tantangan pertama adalah banyak guru yang sulit keluar dari zona nyaman dengan sistem pembelajaran yang selama ini sudah dilakukan. Umumnya, sistem pembelajaran dilakukan dengan memberikan materi sebanyak 60% dari total waktu pembelajaran di kelas.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang membuat siswa cenderung pasif di kelas karena mereka hanya mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan. Berbeda halnya dengan Kurikulum Merdeka yang mengharuskan siswa untuk aktif berdiskusi dan memecahkan masalah bersama.
2. Tidak Memiliki Pengalaman Program Merdeka Belajar
Dalam Kurikulum Merdeka, terdapat sebuah program bernama Merdeka Belajar. Kebanyakan guru justru tidak memiliki pengalaman mengajar dengan program tersebut. Hal inilah yang kemudian menjadi tantangan bagi para guru.
Selain tidak memiliki pengalaman mengajar, siswa juga sudah terbiasa mendengarkan penjelasan dari guru ketika di sekolah atau kuliah. Artinya, pengalaman yang minim dari guru ini dapat memengaruhi cara mengajar mereka di kelas.
3. Keterbatasan Referensi
Belum banyaknya referensi terkait metode penyampaian materi juga membuat guru merasa kesulitan saat mengajar. Hal ini karena belum banyaknya teks pelajaran yang diterbitkan oleh pusat perbukuan maupun penerbit swasta.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, fasilitas pembelajaran yang diberikan kepada siswa menjadi kurang efektif. Apalagi kualitas buku edaran yang digunakan siswa maupun guru masih memiliki kualitas yang rendah.
Jadi, itu dia tiga tantangan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka bagi guru . Meskipun terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi, tetapi seiring dengan berjalannya waktu, guru dan siswa akan terbiasa dengan penerapan kurikulum baru ini. (Anne)