Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Tata Cara, Manfaat, dan Niat Puasa Mutih
3 Oktober 2021 8:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan puasa wajib atau sunnah dalam Islam, niat puasa mutih dilafalkan dengan bahasa Jawa. Hal ini dikarenakan puasa mutih memang berkaitan erat dengan tradisi Jawa kuno atau dikenal dengan tirakat kejawen.
Menurut buku Menyatu Diri dengan Ilahi, K. H. Muhammad Sholikhin, 2010, biasanya bila seseorang menjalankan puasa mutih sebaiknya didampingi seorang guru atau sesepuh yang membimbing waktu pelaksanaannya, baik tiga hari berturut-turut ataupun maksimal 40 hari lamanya.
Tata Cara, Manfaat, dan Niat Puasa Mutih
Pengertian puasa mutih
ADVERTISEMENT
Manfaat Puasa Mutih
Menurut keyakinan orang Jawa kuno, puasa mutih diyakini bermanfaat untuk membersihkan hati, membersihkan jiwa dan membersihkan diri dari energi-energi jahat ataupun negatif.
Dari sisi kesehatan, puasa mutih memiliki beberapa manfaat , antara lain:
Niat Puasa Mutih
Niat puasa mutih berbeda dari niat puasa yang dilafalkan dalam ajaran Islam. Bacaan niat puasa mutih lafalnya menggunakan bahasa Jawa. Adapun bacaan niat puasa mutih tersebut adalah:
"Niat ingsun puasa mutih supaya putih bathinku, putih badanku, putih kaya dining banyu suci kerana Allah Ta'ala."
Artinya: Saya niat puasa Mutih supaya putih batinku, putih badanku, putih seperti air suci karena Allah Ta'la.
Tata Cara Puasa Mutih
ADVERTISEMENT
Tata cara menjalankan puasa ini sedikit berbeda dengan puasa wajib atau sunnah dalam agama Islam. Yang sama dari keduanya adalah puasa ini juga diawali dengan membaca niat puasa mutih.
Sebelum menjalankan puasa mutih sebaiknya menentukan waktu pelaksanaannya terlebih dahulu, baik selama 3 hari berturut-turut ataupun maksimal hingga 40 hari sesuai dengan bimbingan guru ataupun sesepuh.
Puasa mutih biasanya dilaksanakan mulai pukul 18.00 hingga diakhiri pada 18.00 keesokan harinya. Sedangkan dalam sejumlah sumber disebutkan puasa mutih dapat dilakukan dengan dua cara yakni:
ADVERTISEMENT
Setelah memahami pengertian puasa mutih, niat puasa mutih dan tata cara puasa mutih, ada pantangan yang perlu diperhatikan ketika menjalankan puasa ini. Pantangan ini sesuai dengan nama puasa mutih, yaitu dilarang mengonsumsi makanan atau minuman lain yang memiliki warna selain putih. (DNR)