Konten dari Pengguna

Teks Singkat Khutbah Jumat Ramadhan tentang Puasa

Berita Terkini
Penulis kumparan
10 April 2022 17:02 WIB
·
waktu baca 6 menit
clock
Diperbarui 5 Juli 2022 10:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi khutbah Jumat Ramadhan tentang puasa. Sumber foto : www.pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi khutbah Jumat Ramadhan tentang puasa. Sumber foto : www.pexels.com
ADVERTISEMENT
Di bulan suci Ramadhan, seringkali setiap sholat Jumat pastinya materi yang dibawakan khatib seputar puasa. Mulai dari zakat fitrah, zakat mal, keutamaan puasa dan lain sebagainya. Bagi Anda yang mencari referensi khutbah Jumat Ramadhan tentang puasa, berikut ulasannya.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari buku Materi Puasa Ramadhan karya Yunus Hanis Syam (Diandra Kreatif : 2017), Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda sesuai kualitas puasa yang dilakukan seorang hamba. Semakin tinggi kualitas puasanya, semakin banyak pula pahala yang di dapatnya. Artinya puasa yang dilakukannya, bukanlah satu aktifvitas untuk menahan tidak makan dan minum belaka.
Oleh karena itu di bulan puasa Ramadhan ini sebaiknya kita memperbanyak ibadah dan beramal baik agar bisa mendapatkan limpahan rahmat serta berkah dari Allah SWT.
Berikut ini teks singkat khutbah Jumat Ramadhan tentang puasa yang dilansir dari website resmi NU Online.

Teks Singkat Khutbah Jumat Ramadhan tentang Puasa

Khutbah Jumat: Puasa, Hakikat dan Tingkatannya

Khutbah I
الحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ، أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ (البقرة: 183)
ADVERTISEMENT
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Takwa adalah sebaik-baik bekal untuk meraih kebahagiaan abadi di akhirat. Oleh karena itu, khatib mengawali khutbah yang singkat ini dengan wasiat takwa. Marilah kita semua selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan segenap larangan.
Hadirin rahimakumullah,
Puasa pada hakikatnya adalah meninggalkan syahwat nafsu yang hukum asalnya mubah di luar puasa. Syahwat nafsu tersebut diharamkan untuk sementara waktu, mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari dan setelah itu dihalalkan kembali. Oleh karenanya, puasa seseorang tidak akan sempurna kecuali dengan meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah dalam segala keadaan, bukan hanya saat berpuasa.
Ibadah puasa adalah salah satu manifestasi ketundukan seorang hamba kepada Allah. Orang yang berpuasa meninggalkan syahwat-syahwat nafsunya di siang hari untuk mendekatkan diri kepada Allah dan karena taat kepada-Nya. Kemudian berbuka dan kembali memenuhi syahwat nafsunya saat malam tiba juga untuk mendekatkan diri kepada Allah dan karena taat kepada-Nya.
ADVERTISEMENT
Ia tidak meninggalkan syahwat nafsunya kecuali dengan perintah Tuhannya dan tidak kembali memenuhi syahwat nafsunya kecuali dengan perintah Tuhannya. Jadi dalam dua keadaan tersebut, seorang hamba menaati perintah Tuhannya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Oleh karenanya, sungguh disayangkan ketika orang berpuasa dari syahwat nafsunya yang diharamkan sementara waktu saat berpuasa, namun ia tidak menjauhi perkara yang diharamkan oleh Allah dalam segala keadaan, baik saat berpuasa maupun di luar puasa. Demikian pula, orang yang berpuasa dan menjauhi syahwat nafsunya yang diharamkan sementara waktu saat berpuasa, namun ia berbuka dengan makanan atau minuman yang haram atau melakukan perkara haram lainnya.
Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ والعَمَلَ بهِ فَلَيْسَ للهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طعَامَه وشَرَابَه(رواه البخاريّ)
ADVERTISEMENT
Maknanya: “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dosa dan perbuatan dosa, maka Allah tidak akan menerima puasanya” (HR al Bukhari)
Hadirin jamaah shalat Jum’at rahimakumullah,
Sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah itu lebih ringan daripada sabar menghadapi siksa-Nya. Karenanya, hendaklah kita jaga perut kita dari memakan makanan atau minuman yang haram waktu berbuka. Hendaklah kita jaga mata kita dari melihat yang haram, kita jauhi perkataan kotor yang diharamkan seperti berbohong, ghibah (membicarakan aib seorang muslim yang memang benar ada padanya tanpa ada sebab yang diperbolehkan oleh syara’ di belakangnya).
Hendaklah kita jaga pendengaran kita dari mendengar omongan yang haram didengar. Juga kita cegah anggota-anggota badan kita yang lain seperti tangan dan kaki dari perbuatan-perbuatan maksiat, dosa dan perbuatan yang makruh.
ADVERTISEMENT
Demikian pula, hendaklah kita menahan diri dari perbuatan keji, pertengkaran, percekcokan dan perdebatan yang tidak ada manfaatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّمَا الصَّوْمُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ (رواه الشيخان)
Maknanya: “Sesungguhnya puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa maka janganlah bersikap keji dan jangan bertindak bodoh, jika ada orang yang mengganggunya atau mencacinya maka hendaklah ia berkata: aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa” (HR al Bukhari dan Muslim)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Oleh karenanya, sungguh disayangkan ketika orang berpuasa dari syahwat nafsunya yang diharamkan sementara waktu saat berpuasa, namun ia tidak menjauhi perkara yang diharamkan oleh Allah dalam segala keadaan, baik saat berpuasa maupun di luar puasa. Demikian pula, orang yang berpuasa dan menjauhi syahwat nafsunya yang diharamkan sementara waktu saat berpuasa, namun ia berbuka dengan makanan atau minuman yang haram atau melakukan perkara haram lainnya.
ADVERTISEMENT
Hadirin yang dirahmati Allah,
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga Allah menganugerahkan taufik-Nya kepada kita sehingga puasa kita termasuk dalam bagian puasa orang-orang yang khusus dan bahkan termasuk puasa orang-orang yang paling khusus. Amin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Ilustrasi khutbah Jumat Ramadhan tentang puasa. sumber foto : www.pexels.com
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
ADVERTISEMENT
Demikian teks singkat khutbah Jumat Ramadhan tentang puasa. Semoga bermanfaat. (RAN)