Konten dari Pengguna

Naskah Teks Khutbah Jumat yang Membuat Jamaahnya Menangis

22 Desember 2021 19:10 WIB
·
waktu baca 8 menit
clock
Diperbarui 5 Juli 2022 18:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi khutbah Jumat. Foto: freepik.com/ianmikraz
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi khutbah Jumat. Foto: freepik.com/ianmikraz
ADVERTISEMENT
Setiap muslim tentu pernah mendengar khotbah saat menghadiri salat Jumat. Tak sedikit dari khotbah tersebut yang berhasil membuat hati jemaah terenyuh bahkan menangis. Sebab, tak jarang khatib membacakan teks khotbah Jumat bikin merinding sehingga pesan di dalamnya tersampaikan dengan baik ke seluruh jemaah yang hadir.
ADVERTISEMENT
Secara umum, teks khotbah Jumat memuat berbagai pesan yang dapat dijadikan pembelajaran untuk kehidupan sehari-hari. Untuk memahaminya lebih lengkap, simak pembahasan dan referensi teks khotbah Jumat berikut ini.

Khotbah Jumat Itu Apa?

Sebagai muslim, penting bagi kita untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan khotbah Jumat. Secara umum, khotbah merupakan salah satu kajian yang sudah tak asing bagi umat Islam. Menurut buku Panduan Khutbah Jum’at untuk Pemula yang disusun Irfan Maulana, khotbah memiliki kedudukan yang agung dalam syariat Islam sehingga harus disampaikan sebaik-baiknya oleh seorang khatib.
Khotbah juga dipahami sebagai cabang ilmu berbicara di hadapan banyak orang dengan tujuan untuk memengaruhi mereka. Sementara itu, dalam bahasa Arab khotbah berasal dari kata khataba, yakhtubu yang artinya berpidato.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, khotbah Jumat dapat dipahami sebagai bagian dari ibadah yang dijalankan oleh seorang muslim tiap Jumat yang memuat pesan, nasihat sekaligus peringatan yang bisa diterapkan dalam kehidupan. Khotbah Jumat harus dilaksanakan sebanyak dua kali sebelum pada akhirnya salat Jumat dua rakaat dilaksanakan.
Perlu diketahui bahwa dua kali khotbah dan dua rakaat salat Jumat tersebut sepadan dengan empat rakaat salat Zuhur. Oleh karena itu, setiap muslim yang melakukan ibadah Jumat harus mengikuti dua khotbah di samping dua rakaat salatnya.
Ada beragam contoh teks singkat khotbah Jumat yang mengandung pesan penting sekaligus membuat hati jemaah tersentuh. Tentunya, teks khotbah tersebut memiliki cara penulisan yang penting untuk dipahami bersama. Hal itu mengingat bahwa khotbah merupakan salah satu sarana syiar yang memuat kebaikan bagi kehidupan umat.
ADVERTISEMENT

Bagaimana Tata Cara Menulis Naskah Khotbah Jumat?

Sebenarnya, menyusun naskah khotbah Jumat tak sulit untuk dilakukan. Menurut Marzuki dalam paper berjudul Ibadah Jumat dan Penyusunan Naskah Khutbah disebutkan bahwa untuk menyusun naskah khotbah yang baik, seorang khatib harus memiliki kemampuan dan wawasan yang luas tentang agama, terkhusus Al-Qur’an dan hadis.
Menurut Sudjana dalam Marzuki dan sumber lainnya, berikut langkah-langkah menyusun naskah khotbah Jumat:

1. Menentukan topik khotbah

Terdapat banyak topik khotbah yang dapat dikembangkan dan bisa disesuaikan dengan tujuan yang ingin disampaikan. Misalnya, teks khotbah Jumat Ramadhan yang secara garis besar memuat pesan tentang kemuliaan bulan suci, amalan yang dapat menambah nilai ibadah, dan berbagai hal yang berkaitan dengan topik tersebut.
Selain tentang Ramadan, topik lain yang bisa diangkat, yaitu tentang siksa api neraka. Teks khotbah Jumat tentang siksa neraka umumnya memuat peringatan bagi sesama muslim untuk meningkatkan ketakwaan pada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Intinya, topik khotbah Jumat dapat diambil berdasarkan kebutuhan umat dan bertujuan untuk menebar pesan kebaikan antar-sesama.

2. Merancang naskah

Naskah khotbah dapat dirancang setelah judul atau topik khotbah ditentukan. Secara garis besar, rancangan naskah khotbah memuat inti materi dan pesan yang akan disampaikan.
Sebaiknya, rancangan naskah khotbah didasarkan pada alur pikir dan logika yang runtut dan sistematis. Dengan begitu, pesan dalam khotbah dapat tersampaikan dengan baik ke para jemaah.

3. Menulis naskah

Setelah rancangan naskah khotbah selesai dibuat, selanjutnya ialah menulis naskah. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis naskah khotbah, di antaranya bahan-bahan yang berkenaan dengan rancangan yang telah disusun sebelumnya, seperti Al-Qur'an dan hadis, buku, jurnal ilmiah, maupun dari sumber tepercaya lainnya.
Setelah beberapa bahan di atas terkumpul, naskah khotbah siap untuk ditulis. Umumnya, naskah khotbah diawali dengan menyertakan rukun khotbah, antara lain puji-pujian pada Allah, selawat atas Nabi Muhammad SAW, dua kalimat syahadat, ayat-ayat Al-Qur’an, dan berwasiat dengan ketakwaan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, di khotbah kedua memuat doa memohon ampunan bagi kaum muslim dan mukmin. Rukun di atas pantang untuk ditinggalkan oleh seorang khatib saat menyampaikan sebuah khotbah.
Setelahnya, sertakan topik yang telah ditentukan sebelumnya. Sajikan pembahasan dengan menguraikannya secara sistematis. Tak lupa, kemukakan berbagai alternatif pemecahan masalahnya.
Lalu, akhiri naskah khotbah dengan rumusan kesimpulan sekaligus saran yang akan disampaikan ke jemaah.

Naskah Teks Khotbah Jumat yang Membuat Jemaahnya Menangis

Salah satu materi yang dapat membuat para jemaah menangis dan merenung, yakni yang berkaitan dengan orang tua. Sebab, sebagian besar orang akan tersentuh ketika berbicara tentang pengorbanan orang tua yang telah dilakukan sampai saat ini.
Berikut naskah teks khotbah Jumat yang dapat membuat jemaah menangis.
ADVERTISEMENT

Khotbah Pertama

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
صَلَّى اللهُ عَلَي مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ القَوِيْمِ وَدَعَا إِلَى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Amma ba’du
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang memerintahkan kita untuk terus bertakwa pada-Nya. Takwa inilah bentuk syukur kita pada Allah.
Pada Jumat yang penuh berkah ini, kita diperintahkan berselawat ke Nabi akhir zaman, Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, ke keluarga, para sahabat, dan pengikut setia beliau hingga akhir zaman.
ADVERTISEMENT
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah
Sebagai anak, kita diwajibkan untuk selalu berbakti ke kedua orang tua yang telah mendidik dan merawat kita sejak pertama kali dilahirkan sampai sekarang.
Sungguh, jasa orang tua apalagi seorang ibu begitu besar. Mulai saat mengandung, ia mesti menanggung berbagai macam penderitaan. Tatkala ia melahirkan juga demikian. Begitu pula saat menyusui, yang sebenarnya waktu istirahat baginya, tetapi ia rela lembur di saat si bayi kecil kehausan dan membutuhkan air susunya. Oleh karena itu, jasanya sulit sekali untuk dibalas, walaupun dengan memikulnya untuk berhaji dan memutari Ka’bah.
Sebagaimana menurut Abi Burdah, ia melihat Ibnu ‘Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang tawaf di sekitar Ka'bah sambil menggendong ibunya, ia berkata:
ADVERTISEMENT
"Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh."
"Apabila tunggangan yang lain lari, aku tidak akan lari."
Orang itu lalu berkata, “Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi padanya?” Ibnu Umar menjawab, “Engkau belum membalas budinya, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan.” (Kitab Hadis Al-Adab Al-Mufarad karya Imam Al-Bukhari).
Para jemaah salat Jumat rahimani wa rahimakumullah
Kita diperintahkan untuk berbakti ke kedua orang tua yang telah mendidik dan membesarkan kita. Selain itu amalan yang paling dicintai Allah adalah berbakti pada orang tua. Kita dapat melihat pada hadis dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Beliau mengatakan,
“Aku bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah ‘azza wa jalla?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Salat pada waktunya’. Lalu aku bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Kemudian berbakti ke kedua orang tua.’ Lalu aku mengatakan, ‘Kemudian apa lagi?’ Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Berjihad di jalan Allah’.”
ADVERTISEMENT
Perlu digaris bawahi, bahwasanya berlaku durhaka ke kedua orang tua kita adalah perbuatan yang amat keji.
Sebagaimana yang dijelaskan Abu Bakhrah,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian mau kuberitahu mengenai dosa yang paling besar?” Para sahabat menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.” Beliau lalu bersabda, “(Dosa terbesar adalah) mempersekutukan Allah dan durhaka ke kedua orang tua.” Beliau mengucapkan hal itu sambil duduk bertelekan (pada tangannya). (Tiba-tiba beliau menegakkan duduknya dan berkata), “Dan juga ucapan (sumpah) palsu.” Beliau mengulang-ulang perkataan itu sampai saya berkata (dalam hati), “Duhai, seandainya beliau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Cukuplah hadis-hadis di atas menjadi pengingat bagi kita akan pentingnya berbakti ke orang tua dan bahaya mendurhakai orang yang telah merawat kita. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan hidayah ke kita semua agar selalu berbakti ke kedua orang kita semua. Amin.
ADVERTISEMENT
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ
Ilustrasi khutbah Jumat. Foto: freepik.com/diefesvector

Khotbah Kedua

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
ADVERTISEMENT
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِى دِينِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّاب
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى
اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
ADVERTISEMENT
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْ
Demikian penjelasan tentang naskah teks khotbah Jumat beserta contohnya. Semoga informasi di atas bermanfaat.
(MZM & ANM)