Konten dari Pengguna

Tiga Surat Kabar Nasional di Masa Pergerakan dan Sejarah Singkatnya

Berita Terkini
Penulis kumparan
25 Januari 2024 17:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tuliskan tiga surat kabar nasional, sumber: unsplash/AlexandraLowenthal
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tuliskan tiga surat kabar nasional, sumber: unsplash/AlexandraLowenthal
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tuliskan tiga surat kabar nasional di masa pergerakan. Tidak dipungkiri, surat kabar memainkan peran penting di masa pergerakan nasional masa lampau. Tanpa adanya surat kabar, masyarakat kesulitan menyampaikan gagasan maupun mendapatkan informasi.
ADVERTISEMENT
Meskipun zaman belum semaju sekarang, tetapi di masa pergerakan sudah banyak surat kabar yang terbit dari berbagai redaksi. Kehadirannya membuat masyarakat bisa mengetahui informasi terkini, terutama terkait masa pendudukan Belanda.

Surat Kabar Nasional di Masa Pergerakan dan Sejarahnya

Ilustrasi Tuliskan tiga surat kabar nasional, sumber: unsplash/FilipMishevski
Tuliskan tiga surat kabar nasional di masa pergerakan! Surat kabar yang terbit di masa pergerakan cukup banyak. Adapun penjelasannya bisa disimak di bawah ini.

1. Medan Priyayi

Mengutip buku Atlas Pahlawan Indonesia, Gamal Komandoko (2011), Medan Priyayi diidentifikasi oleh sebagian ahli sebagai surat kabar yang pertama di Indonesia.
Surat kabar tersebut diterbitkan oleh R.M. Tirtoadisuryo pada tahun 1907. Pendiri Medan Priyayi dianggap sebagai wartawan pertama yang memakai surat kabar sebagai alat pembentuk pendapat umum.
ADVERTISEMENT
Seiring meningkatnya kesadaran tentang jiwa kebangsaan, semakin banyak pula muncul organisasi pergerakan. Hal ini juga berdampak pada meningkatnya peran pers nasional sebagai alat perjuangan pergerakan. Umumnya, tokoh pergerakan aktif berkontribusi dalam kegiatan jurnalistik.

2. Dharmo Kondo

Surat kabar yang kedua di masa pergerakan adalah Dharmo Kondo. Surat kabar ini diambil alih oleh Budi Utomo dari orang Cina di awal pertumbuhannya.
Usai mengalami masa pasang surut, harian Dharmo Kondo beralih nama menjadi Pewarta Oemoem. Harian ini menjadi pembawa suara Partai Indonesia Raya (Parindra) di masa itu. Selain Dharmo Kondo, Budi Utomo juga pernah menerbitkan Adilpalamerta (1929) dan Toentoenan Desa (1930).

3. Het Tijdsichrift dan De Expres

Indische Partij di bawah pimpinan Tiga Serangkai juga aktif berkontribusi dalam Het Tijdsichrift dan De Expres. Organisasi ini menjadikan media-media tersebut sebagai alat propagandanya. Beberapa tulisannya yang terkenal, yaitu karya Suardi Suryaningrat yang berjudul Als ik eens Nederlander was (Andaikata Aku Seorang Belanda).
ADVERTISEMENT
Itulah jawaban dari pertanyaan tuliskan tiga surat kabar nasional di masa pergerakan sesuai fakta sejarah. Surat kabar di masa pergerakan menjadi alat penting untuk mengutarakan gagasan sekaligus mengobarkan semangat juang dalam melawan penjajahan. (DLA)