Konten dari Pengguna

Tradisi Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw di Keraton Surakarta dan Yogyakarta

Berita Terkini
Penulis kumparan
14 Agustus 2024 17:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw yang Diadakan Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Sumber: Unsplash/Arya Krisdyantara
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw yang Diadakan Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Sumber: Unsplash/Arya Krisdyantara
ADVERTISEMENT
Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw yang diadakan Keraton Surakarta dan Yogyakarta mempunyai kemiripan tradisi. Tradisi memperingati Maulid Nabi Muhammad saw. di dua keraton tersebut memiliki nama Sekaten.
ADVERTISEMENT
Layaknya peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. tradisi Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta berlangsung pada bulan Rabiulawal, tepatnya tanggal 12. Rabiulawal adalah bulan ketiga dalam sistem penanggalan Hijriah atau kalender Islam.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw yang Diadakan Keraton Surakarta dan Yogyakarta

Ilustrasi Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw yang Diadakan Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Sumber: Unsplash/Fuad Najib
Indonesia adalah negeri yang kaya dengan tradisi karena masyarakatnya terdiri dari beragam ras, agama, budaya, serta adat istiadat. Salah satu tradisi yang dekat dengan masyarakat Indonesia adalah Maulid Nabi Muhammad saw.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. terjadi di berbagai macam wilayah, termasuk di antaranya adalah di Surakarta dan Yogyakarta. Tradisi Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw yang diadakan Keraton Surakarta dan Yogyakarta dikenal sebagai Sekaten.

A. Sekaten di Surakarta

Mengutip dari laman Pemerintah Kota Surakarta, surakarta.go.id, Sekaten merupakan acara tahunan yang rutin digelar di Solo dan Yogyakarta sejak abad ke-15. Tradisi Sekaten terjadi dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw.
ADVERTISEMENT
Tradisi tersebut biasanya mencakup pengadaan pasar malam selama satu bulan penuh. Mengutip dari laman yang sama, surakarta.go.id, Sekaten dipercaya sebagai perpaduan antara kesenian dengan dakwah.
Hal itu terjadi karena Sekaten merupakan cara Wali Songo untuk menarik perhatian masyarakat terhadap agama Islam. Wali Songo memilih cara tersebut karena masyarakat pada masa itu menyukai alat musik gamelan.

B. Sekaten di Yogyakarta

Sekaten di Yogyakarta juga menjadi momen peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad saw. Serupa dengan Sekaten di Surakarta, Sekaten di Yogyakarta juga berasal dari Wali Songo, yakni Sunan Bonang.
Dikutip dari buku Pasti Bisa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, untuk SMP/MTs Kelas IX, Tim Duta Madani (2017: 127), ketika membunyikan gamelan, Sunan Bonang melantunkan nyanyian-nyanyian yang berisi tentang ajaran Islam.
ADVERTISEMENT
Selain Sekaten, peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. di Keraton Yogyakarta juga dikenal sebagai Grebeg Maulud. Mengutip dari buku yang sama, Tim Duta Madani (2017: 127), Gerebeg Maulud biasanya dilaksanakan setiap tanggal 12 Rabiulawal.
Jadi, jelas bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad saw yang diadakan Keraton Surakarta dan Yogyakarta memiliki kemiripan, yakni Sekaten. Tradisi tersebut bermula dari cara Wali Songo menyebarkan agama Islam pada masa lampau. (AA)