Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Transformasi, Proses Mengubah Karya Sastra Menjadi Bentuk Karya Sastra Lainnya
1 Agustus 2024 23:55 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebuah karya sastra bisa dialihwahanakan ke dalam medium lain, misalnya drama, film, atau lagu. Mengubah suatu karya sastra menjadi bentuk karya sastra lainnya disebut dengan istilah transformasi.
ADVERTISEMENT
Transformasi dalam karya satra memiliki banyak tujuan. Salah satunya adalah untuk memperluas jangkauan pembaca atau penikmatnya. Selain itu, transformasi juga dapat bertujuan untuk menghidupkan sebuah karya.
Proses Mengubah Suatu Karya Sastra Menjadi Bentuk Karya Sastra Lainnya Disebut Transformasi
Proses mengubah suatu karya sastra menjadi bentuk karya sastra lainnya disebut transformasi. Dikutip dari situs pemerintah, www.balaibahasajateng.kemdikbud.go.id, transformasi teks karya sastra menjadi film ini disebut sebagai ekranisasi.
Ketika sebuah karya ditransformasikan ia membuka ruang kemungkinan eksplorasi yang kompleks karena melibatkan bentuk dan media yang berbeda.
Transformasi karya sastra tidak sekadar penerjemahan kata demi kata, tetapi lebih dari itu, melibatkan penyesuaian konteks, gaya, dan struktur sesuai dengan bentuk baru yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh transformasi karya sastra yang populer dan berhasil di Indonesia adalah novel Andrea Hirata, Laskar Pelangi. Novel ini sudah mengalami banyak transformasi, mulai dari film, drama musikal, hingga lagu, hingga.
Mengapa transformasi karya sastra penting? Di era digital yang serba cepat, bentuk-bentuk baru karya sastra dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam. Misalnya, adaptasi novel menjadi film dapat menarik minat mereka yang mungkin tidak tertarik membaca buku, tetapi menikmati cerita melalui visual.
Selain itu, transformasi juga memungkinkan karya sastra klasik tetap relevan dan dikenal oleh generasi baru. Misalnya novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Saat ditransformasi ke dalam film yang digarap oleh Hanung Bramantyo, jangkauan audiens-nya meluas kepada generasi muda.
ADVERTISEMENT
Setelah membaca penjelasan di atas, kini masyarakat jadi tahu bahwa mengubah suatu karya sastra menjadi bentuk karya sastra lainnya disebut dengan transformasi . Transformasi karya sastra adalah bentuk penghormatan dan inovasi sekaligus.
Dengan mengubah suatu karya menjadi bentuk lain, masyarakat tidak hanya merayakan keindahan dan kekayaan cerita, tetapi juga memastikan bahwa warisan sastra tersebut terus hidup dan berkembang. (SASH)