Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Ulasan tentang Perang Batak dan Hasil Perlawanan Sisingamangaraja
7 Februari 2023 19:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bangsa Indonesia dulu pernah mengalami penjajahan dalam periode yang sangat lama. Rakyat Indonesia tidak pasrah begitu saja, namun mereka melakukan perlawanan di berbagai daerah. Salah satu daerah yang turut berperang melawan Belanda adalah Tapanuli. Hasil perlawanan Sisingamangaraja adalah berhasil mempertahankan adat dan tanah Batak dari Belanda.
ADVERTISEMENT
Perlawanan itu disebut dengan Perang Batak atau Perang Sisingamangaraja. Bagaimana perjuangan Sisingamangaraja dan pasukannya dalam melawan pasukan Belanda? Simak ulasannya berikut ini.
Hasil Perlawanan Sisingamangaraja XII
Dihimpun dari buku IPS Sejarah untuk SMP/MTs kelas IX yang disusun oleh Soeyono dan Suhartono (2008), Perang Batak terjadi di Tapanuli dan berlangsung sekitar 29 tahun. Perang tersebut dimulai di tahun 1878 sampai 1907.
Serangan Belanda tersebut mengakibatkan kota Natal, Mandailing, Angkola, Sipirok bagian selatan, dan Tapanuli bagian timur. Selain itu, pihak Belanda juga menempatkan pasukan mereka di Tarutung dengan alasan untuk melindungi penyebar agama Kristen yang tergabung dalam Rhijnsnhezending.
ADVERTISEMENT
Sisingamangaraja XII kemudian menjawab serangan pasukan Belanda dengan menyerang balik markas Belanda di Tarutung. Hasil perlawanan Sisingamangaraja adalah berhasil mempertahankan adat dan tanah Batak dari Belanda.
Selain di Tarutung, perang juga terjadi di beberapa wilayah seperti Butar, Bahal Batu, Balige, Siborong-borong, Lumban Julu, dan Labu Boti. Sisingamangaraja XII memusatkan pertahanan pasukannya di Bakara.
Namun, Belanda tidak tinggal diam, mereka mendatangkan pasukan Belanda dari aceh untuk mematahkan pertahanan Sisingamangaraja XII. Belanda menyerang dan membakar setiap kampung yang mereka lalui. Para Kepala Kampung juga diharuskan menyerahkan diri dan membayar denda karena meluasnya wilayah kekuasaan Belanda.
Oleh karena itu pasukan Sisingamangaraja XII menjadi semakin terdesak dan mereka mempertahankan diri di daerah Pakpak dan Dairi. Sayangnya, serangan Belanda semakin gencar dan kuat . Pasukan Belanda akhirnya sampai juga di Pakpak dan Dairi.
ADVERTISEMENT
Pada Mei 1907, pasukan Belanda yang dipimpin oleh Hans Christoffel mencari Sisingamangaraja dan para pengikutnya. Hal tersebut membuat pasukan Sisingamangaraja terkepung. Christoffel gagal menangkap Sisingamangaraja namun berhasil menangkap istri, anak-anak, serta ibu dari Sisingamangaraja.
Pada 17 Juni 1907, Belanda berhasil menaklukkan pasukan Sisingamangaraja di Dairi. Sisingamangaraja XII tertembak pada peristiwa tersebut dan meninggal, ketiga anak beliau juga meninggal. Dengan gugurnya Sisingamangaraja XII, maka Belanda berhasil menduduki Tanah Batak .
Demikian ulasan mengenai hasil perlawanan Sisingamangaraja XII. Kemerdekaan diperoleh dengan susah payah, maka kita harus bersyukur dan mempertahankan kemerdekaan sekuat tenaga. (KRIS)