Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Warna Liturgi Jumat Agung dan Maknanya bagi Umat Katolik
11 April 2025 19:30 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Warna liturgi Jumat Agung merupakan salah satu simbol penting dalam peringatan wafatnya Yesus Kristus di kayu salib. Tak sekadar pemilihan warna semata, setiap warna dalam liturgi Katolik mengandung makna rohani yang mendalam dan.
ADVERTISEMENT
Pada Jumat Agung, suasana ibadat menjadi sangat khusyuk dan penuh perenungan. Melalui warna ini pula, umat diajak untuk merenungkan cinta kasih yang begitu besar dari Sang Juru Selamat.
Warna Liturgi Jumat Agung adalah Merah
Warna liturgi adalah warna-warna khusus yang digunakan dalam pakaian dan perlengkapan liturgi (seperti kasula imam, kain altar, dan dekorasi gereja). Pemilihan warna ini mengikuti kalender liturgi dalam gereja Katolik dan beberapa tradisi lainnya.
Warna liturgi Jumat Agung dalam Gereja Katolik adalah merah. Kenapa merah? Berikut adalah penjelasan maknanya.
Merah adalah simbol darah dan pengorbanan. Pada Jumat Agung, umat Katolik memperingati sengsara dan wafatnya Yesus Kristus di kayu salib. Warna merah juga melambangkan kasih yang rela berkorban, karena Yesus menyerahkan nyawa-Nya demi keselamatan manusia.
ADVERTISEMENT
Menurut buku Liturgi: Pengantar untuk Studi dan Praksis Liturgi, Emanuel Martasudjita, Pr., (2011), merah juga sering dipakai dalam liturgi untuk mengenang para martir, mereka yang menumpahkan darahnya demi iman. Jadi, di Jumat Agung, Yesus dipandang sebagai Martir Agung yang memberikan hidup-Nya untuk dunia.
Perayaan Jumat Agung umumnya terdiri dari tiga bagian utama, yaitu liturgi sabda, penghormatan salib, dan penerimaan komuni. Dalam momen penghormatan salib, umat Katolik biasanya maju ke depan altar, lalu membungkuk dan mencium salib sebagai simbol penghormatan atas pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib.
Pada momen tersebut, imam, pemazmur, misdinar, dan petugas liturgi lainnya juga mengenakan busana liturgi berwarna merah. Warna ini dipakai selama ibadah Jumat Agung pada Pekan Suci Paskah berlangsung.
ADVERTISEMENT
Warna merah juga akan menghiasi altar dan ruang ibadah. Akan tetapi perlu dicatat bahwa altar biasanya dibiarkan kosong dan polos di Jumat Agung sebagai tanda duka.
Warna liturgi Jumat Agung dan hari lainnya mengajak umat untuk menyelami makna rohani yang terkandung di dalamnya. Setiap warna membawa pesan dan nuansa yang memperdalam pengalaman iman umat dalam mengikuti tahun liturgi gereja. (DNR)