Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Dunia Paralel: Dari Teori hingga Pencarian Bukti Sains
25 Februari 2021 16:40 WIB
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Istilah multiverse diciptakan oleh filsuf Amerika William James pada tahun 1895 untuk merujuk pada makna moral yang membingungkan dari fenomena alam dan kemungkinan melibatkan alam semesta lainnya. Konsep dunia paralel telah dibicarakan sejak awal dekade 1960 oleh sebagian besar penggemar film sains fiksi.
Melansir Space.com, salah satu konsep yang mendukung dunia paralel adalah daughter universes. Menurut para ahli, dengan teori mekanika kuantum kemungkinan adanya cara melihat alam semesta yang banyak.
Dengan matematika, teori ini mengatakan bahwa banyak kemungkinan dari situasi yang terjadi. Misalnya, jika seseorang berbelok ke arah kiri di persimpangan jalan, alam semesta lain kemungkinan akan memunculkan orang tersebut berbelok ke arah kanan atau kemungkinan diam ditempat. Konsep ini mungkin relevan dengan salah satu film yang berjudul Enemy (2013) yang mempertemukan tokoh utama dengan orang yang sangat mirip dengannya melakukan berbagai aktivitas.
Pada Mei 2020 lalu, Tim ilmuwan NASA melakukan eksperimen di Antartika untuk mencari bukti keberadaan dunia paralel. Di dunia itu, hukum fisika berjalan berlawanan dengan hukum fisika di Bumi. Lewat eksperimen deteksi sinar kosmik, tim peneliti NASA menemukan partikel yang diduga berasal dari dunia paralel.
ADVERTISEMENT
Dunia paralel itu dipercaya terbentuk lewat ledakan Big Bang. Salah satu yang tercipta adalah alam semesta yang dihuni manusia saat ini. Sementara alam semesta lainnya adalah dunia paralel, di mana waktu berjalan mundur.
Para ilmuwan NASA menggunakan balon udara raksasa yang membawa alat bernama Antartic Impulsive Transient Antenna (ANITA). Alat tersebut diterbangkan di langit Antartika yang memiliki udara dingin, kering, dan tanpa gangguan frekuensi radio yang dapat mengacaukan penelitian. Alat itu kemudian menemukan angin yang bergerak konstan dengan membawa partikel berenergi tinggi yang berasal dari luar angkasa .
Mereka melaporkan partikel subatomik berenergi rendah dengan massa mendekati nol memang dapat melewati atmosfer dan tiba di Bumi. Namun partikel berenergi tinggi secara ilmiah tidak dapat melewati atmosfer karena dihentikan oleh partikel-partikel solid di langit Bumi.
ADVERTISEMENT
Itu berarti, partikel berenergi tinggi hanya dapat dideteksi ketika mendekat dari angkasa ke Bumi. Namun, tim ilmuwan NASA berhasil mendeteksi partikel berat yang bernama neutrinos yang justru bergerak keluar dari Bumi menuju luar angkasa.
Dilansir New York Post, temuan tersebut diduga bisa mengindikasikan adanya dunia paralel karena partikel-partikel tersebut melakukan perjalanan mundur yang berlawanan dengan waktu.
“Kemungkinan yang menyebabkan partikel neutrinos bereaksi seperti itu adalah akibat partikel ini berubah wujud menjadi partikel lain sebelum melewati Bumi, namun kemudian kembali lagi ke angkasa,” ujar ahli fisika NASA dari University of Hawaii, Peter Gorham.