Fakta Menarik Pertaruhan Hidup Laron dalam Semalam: Kawin atau Mati

Konten dari Pengguna
27 Juli 2020 9:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi rayap tanah. Foto: Scott Bauer/US Department of Agriculture via Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rayap tanah. Foto: Scott Bauer/US Department of Agriculture via Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Saat musim hujan tiba, puluhan hingga ratusan laron akan muncul mengerubungi sumber cahaya. Biasanya, serangga tersebut terbang ketika gelap malam mulai tiba.
ADVERTISEMENT
Laron-laron tersebut ternyata memiliki kisah hidup yang cukup memilukan. Pada malam tersebut, setiap laron berusaha mencari jodoh untuk kemudian kawin dan membuat koloni. Bagi mereka yang gagal menemukan jodoh, mereka akan mati pada malam itu juga.
Begitu pendeknya umur laron tersebut memang berasal dari tugasnya yang seumur hidup hanya untuk kawin. Namun sayangnya, hanya sekitar 10 persen laron yang akan benar-benar berhasil menemukan pasangan.
Laron berterbangan mencari pasangan. Foto: Ganesh Subramaniam/Flickr via Wikimedia Commons
Laron adalah bagian dari suatu koloni rayap tanah. Nama ilmiahnya adalah Macrotermes gilvus. Suatu koloni rayap akan hidup dalam sebuah sarang yang memiliki begitu banyak lorong serta ruangan di bawah tanah.
Pembangunan sarang tersebut dilakukan oleh rayap yang tergabung dalam kasta pekerja. Rayap kasta pekerja ini ditandai dengan kepala yang besar serta rahang yang kuat.
ADVERTISEMENT
Postur tubuh tersebut bermanfaat untuk mengangkut berbagai benda serta makanan. Setelah sarang selesai dibuat, rayap kasta pekerja akan mengalihkan pekerjaannya untuk melayani ratu rayap dengan mengantarkan makanan serta mengangkut telur-telur rayap.
Selain kasta pekerja, terdapat pula rayap kasta prajurit. Sesuai namanya, tugas rayap kasta ini bertugas untuk melindungi sarang serta koloninya dari berbagai macam predator.
Sarang rayap dari Genus Hospitalitermes terletak di tanah yang ditemukan di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Foto: dok. Prof. Dr. Syaukani
Sementara laron yang sering kita lihat beterbangan adalah rayap dengan kasta lain lagi. Mereka adalah rayap berkasta reproduktif.
Menurut peneliti serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof. Rosichon Ubaidillah, laron akan muncul dan berpencar ke berbagai tempat untuk mencari pasangan saat musim hujan mulai tiba.
Laron akan terbang dan mengerubungi sumber cahaya seperti lampu untuk mencari sumber kehangatan. Selain itu, fenomena tersebut juga merupakan bagian dari ritual perkawinan.
ADVERTISEMENT
Kisah tragis laron dimulai malam itu. Ketika mereka berterbangan dan mengerubungi sumber cahaya, setiap laron akan mulai mencari pasangan untuk segera kawin.
Laron dalam sebuah wadah. Foto: Pixabay
Jika berhasil, dua sejoli laron tersebut akan membuat sebuah koloni rayap baru di tanah. Mereka akan mulai kawin dan akan menghasilkan ribuan telur rayap setiap harinya.
Namun jika gagal, laron tidak akan bertahan hidup secara lama. Mereka yang gagal kawin akan mati ketika sinar matahari mulai tiba. Tidak sedikit yang harus mati terlebih dahulu bahkan sebelum fajar datang.
Banyak laron harus mati karena dimangsa predator atau dibunuh oleh manusia. Laron yang mengerubungi lampu biasanya dianggap sebagai pengganggu dan akan langsung dibasmi dengan cairan pembunuh serangga.
Kisah tragisnya tak berhenti di situ. Laron yang sudah membuat koloni rayap baru juga rentan dibunuh oleh predator. Tak sedikit rayap yang dibasmi karena dianggap sebagai hama yang hanya akan merusak benda-benda yang terbuat dari kayu.
ADVERTISEMENT
(EDR)