Konten dari Pengguna

Ini Christina Koch, Astronaut Wanita Terlama di Luar Angkasa

11 Februari 2020 12:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Astronot NASA Christina Koch usai turun dari kapsul Soyuz MS-13 di Dzhezkazgan, Kazakhstan. Foto: AFP/SERGEI ILNITSKY
zoom-in-whitePerbesar
Astronot NASA Christina Koch usai turun dari kapsul Soyuz MS-13 di Dzhezkazgan, Kazakhstan. Foto: AFP/SERGEI ILNITSKY
ADVERTISEMENT
Astronaut Christina Koch akhirnya mendarat ke Bumi menggunakan kapsul berparasut 6 Februari lalu Dzhezkazgan, Kazakhstan. Pendaratan astronaut wanita dari NASA itu bersamaan dengan dua orang astronaut lain dari Rusia dan Italia.
ADVERTISEMENT
Pendaratan Koch ini membuatnya memegang sebuah rekor baru sebagai orang kedua terlama yang berada di ruang angkasa untuk sebuah misi. Dia meluncur ke Stasiun Ruang Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) pada 14 Maret 2019.
Rekor tersebut sekaligus membuatnya menjadi wanita terlama di ruang angkasa dalam satu misi, mengalahkan Peggy Whitson. Rekor manusia terlama masih dipegang oleh astronaut laki-laki dari NASA, Scott Kelly.
Menghabiskan waktu 328 hari di Stasiun Luar Angkasa Internasional, wanita 40 tahun ini berkontribusi luar biasa bagi pengembangan sains serta teknologi. Tergabung sebagai kru Ekspedisi 61, Koch bersama lima astronaut lainnya menjalankan ratusan eksperimen selama misinya.
Petugas membantu astronot NASA Christina Koch turun dari kapsul Soyuz MS-13 setelah mendarat di Dzhezkazgan, Kazakhstan. Foto: AFP/SERGEI ILNITSKY
Tercantum pada laman resmi NASA, eksperimen yang dilakukan Ekspedisi 61 merentang dari sektor biologi, geografi, dan pengembangan teknologi. Salah satunya adalah pengembangan Alpha Magnetic Spectrometer, alat yang digunakan ilmuwan untuk menemukan Dark Matter di alam semesta. Selain itu, Koch dan kawan-kawan menjalankan eksperimen Percetakan Tiga Dimensi Biologi, yang bertujuan mencetak jaringan dan organ pada kondisi gravitasi mikro.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang astronaut wanita, Koch dianggap berhasil mendorong kesetaraan gender pada sektor sains lebih jauh lagi. Ia, bersama Jessica Meir, menjadi yang pertama melalukan space-walk yang dilakukan oleh dua astronaut perempuan secara bersamaan.
“Saya pikir hal ini sangat menginspirasi karena para penjelajah ruang angkasa di masa depan butuh untuk melihat seseorang yang mengingatkannya pada dirinya sendiri,” Koch mengatakan, dikutip dari Space.com.
Petugas membantu astronot NASA Christina Koch turun dari kapsul Soyuz MS-13 setelah mendarat di Dzhezkazgan, Kazakhstan. Foto: AFP/SERGEI ILNITSKY
Sebagai wanita terlama yang menghabiskan waktu di luar angkasa juga membuat tubuh Koch amat berharga bagi ilmuwan. Dr Varsha Jain, seorang dokter yang bekerja bagi NASA, mengatakan kepada BBC, bahwa "Wanita lebih mungkin untuk merasa sakit ketika pergi ke luar angkasa, bagi pria lebih besar kemungkinannya untuk mengalami sakit saat kembali ke bumi.”
ADVERTISEMENT
Perbedaan inilah yang kemudian dapat dipahami lebih baik lagi oleh ilmuwan melalui Koch. Hal ini menjadi penting karena pada masa yang akan datang, diperlukan wanita-wanita hebat yang dapat melanjutkan kontribusi yang Koch berikan kepada sains dan dunia.
Christina Koch adalah bagian dari kelas astronaut NASA angkatan 2013. NASA mengambil langkah berani pada masa itu karena menyamakan jumlah laki-laki dan perempuan di kelas astronaut.
(EDR)