Konten dari Pengguna

Negara yang Tidak Pernah Dijajah, Bagaimana Sejarahnya?

3 Juli 2021 9:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kerajaan Siam (Thailand) sebagai negara yang tidak pernah dijajah. Foto:  eLearn Thai via Flickr
zoom-in-whitePerbesar
Kerajaan Siam (Thailand) sebagai negara yang tidak pernah dijajah. Foto: eLearn Thai via Flickr
ADVERTISEMENT
Apakah kamu tahu, bahwa ada Negara yang tidak pernah dijajah? Umumnya, Negara yang pernah dijajah memiliki Hari Kemerdekaan, karena menjadi peringatan terbebasnya dari masa penjajahan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari South China Morning Post, era kolonial modern dimulai pada abad ke-15. Kemudian, puncaknya adalah pada akhir Perang Dunia II.
Pada saat itu, sepertiga dari populasi dunia tinggal di wilayah yang dikuasai oleh kekuatan asing. Beberapa Negara maritim Eropa seperti Inggris, Portugal, Spanyol, Perancis, dan Belanda memimpin negara di berbagai benua.
Hanya segelintir negara yang berhasil menghindari kolonialisme yang dibawa oleh negara Eropa. Supaya lebih jelas, berikut ini adalah daftar negara yang tidak pernah dijajah:

Negara yang Tidak Pernah Dijajah di Dunia

1. Thailand

Ilustrasi negara yang tidak pernah dijajah, Thailand. Foto: Bernard Spragg via Flickr
Selama abad ke-19, Thailand dikenal sebagai Kerajaan Siam. Kerajaan tersebut terletak di antara Indocina (sekarang Vietnam, Laos, dan Kamboja) yang dikuasai oleh Prancis dan daerah Burma yang dikuasai oleh Inggris.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari World Atlas, di bawah Raja Chulalongkorn, Kerajaan Siam berusaha mengadopsi beberapa kebiasaan Eropa dan tertarik pada teknologi Eropa. Hal itu bertujuan sebagai bentuk pencegahan penjajahan.
Upaya diplomatik tersebut berhasil memengaruhi hubungan Inggris dan Prancis untuk mencegah sebagian besar kerajaannya jatuh di bawah kekuasaan Eropa.
Pada tahun 1932, negara Asia yang tidak pernah dijajah ini berganti nama menjadi Thailand, yang berarti Tanah Bebas atau sebagai pengakuan atas pencapaian yang tidak mungkin.

2. Nepal

Pegunungan di Nepal. Foto: Simon Berger via Flickr
Pada 1814 hingga 1816, pasukan militer Nepal yang dikenal sebagai pasukan Gurkha berperang dengan Kongsi Dagang Hindia Timur Britania (British East India Company). Dengan pasukan yang lebih besar, British East India Company berhasil menguasai sekitar 30% wilayah Nepal.
ADVERTISEMENT
Meski sudah diambil 30%, Nepal tidak pernah menyerah untuk mempertahankan 100% wilayahnya. Wilayah Nepal yang terdiri dari beberapa gunung telah membantu pasukan Nepal dalam mempertahankan wilayahnya. Tidak mau menghadapi medan yang berat, pasukan Inggris akhirnya meninggalkan Nepal sebagai negara merdeka.

3. Iran

Menara dan benteng Bam, Iran. Foto: Charlie Phillips via Flickr
Sebelumnya, wilayah negara Iran terkenal sebagai Kekaisaran Persia. Wilayah Persia ini meliputi beberapa daerah yang saat ini menjadi wilayah Turkmenistan dan Pakistan.
Pada abad ke-19, pasukan Inggris dan Rusia berhasil mengendalikan Kekaisaran Persia. Rusia berhasil merebut wilayah utara yang sekarang menjadi Turkmenistan. Sementara itu, Inggris berhasil mendapatkan kekuasaan di wilayah Timur yang sekarang menjadi bagian Pakistan.
Pada masa tersebut, sebagian besar wilayah Iran yang berada di bawah kekuasaan Dinasti Qajar telah meminjam uang dari bank-bank Eropa. Dikarenakan tidak dapat membayar utang tersebut, pemerintah Inggris dan Rusia mencapai kesepakatan bahwa mereka akan mengontrol dan berbagi pendapatan dari perdagangan minyak, gas, dan tembakau di beberapa wilayah Persia.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Kekaisaran Persia tidak pernah menyetujui kondisi tersebut dan mencegah negara tersebut dijajah.

4. Ethiopia

Tentara Etiopia. Foto: AMISOM Public Information via Flickr
Terakhir, negara mana yang tidak pernah dijajah adalah Ethiopia. Pada 1880 hingga 1900, sekitar 90% benua Afrika diambil alih oleh orang Eropa yang dikenal sebagai penjajahan ‘Scramble for Africa’. Pada penjajahan tersebut, Ethiopia berhasil mempertahankan wilayahnya sampai 1914.
Kemudian, pemimpin Ethiopia, Raja Tewodros menulis sebuah surat korespondensi kepada Ratu Victoria di Kerajaan Inggris pada 1867. Namun, surat tersebut tidak pernah ditanggapi dan membuat Tewodros marah. Raja Tewodros akhirnya memenjarakan beberapa warga Inggris pada 1868.
Pada 1888, pasukan Italia tiba dan bernegosiasi dengan Ethiopia untuk mengambil wilayah Eritrea. Lalu, Ethiopia berhasil mengalahkan pasukan Italia dalam perang 1896. Pada 1935, pasukan Italia di bawah pimpinan Benito Mussolini kembali menyerbu dan kali ini berhasil menduduki Ethiopia yang berada di bawah pimpinan Kaisar Haile Selassie.
ADVERTISEMENT
Enam tahun kemudian, Kaisar Selassie mengakhiri kekuasaannya pada akhir Perang Dunia II dan mengalahkan koloni Italia di Eritrea pada 1943.
(MRT)