Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Penciptaan Alam Semesta: Sisi Filsuf, Islam, dan Sains
1 Juli 2021 18:17 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:52 WIB
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Penciptaan alam semesta dalam Al-Qur'an disebut dengan istilah sittati ayyaamin. Ayat tentang penciptaan alam semesta dalam Al-Qur'an tertulis dalam surat As-Sajdah, 32:4, yaitu:
ADVERTISEMENT
Beberapa ulama menafsirkan maksud dari kalimat Al-Qur'an tersebut jika penciptaan alam semesta terjadi selama enam hari. Namun, beberapa ulama juga menafsirkan jika ada 6 masa penciptaan alam semesta menurut al quran.
Pembahasan penciptaan hari alam semesta tidak hanya muncul dalam Islam. Para filsuf dan ilmuwan terus melakukan penelitian untuk mengungkapkan penciptaan alam semesta yang sebenarnya.
Proses Penciptaan Alam Semesta Menurut Islam
Sebelum banyak ilmuwan yang tertarik dan mencari tahu mengenai pembentukan alam semesta, semua orang percaya bagaimana alam semesta terbentuk dari segi agama.
Selain dari ayat yang sudah tertulis di atas, ayat dari surat Al-Anbiya 21 : 16 juga menyebutkan mengenai penciptaan alam semesta.
Beberapa ayat Al-Qur'an menganjurkan kepada umat manusia untuk melakukan kajian dan mencari tahu sendiri melalui penelitian ilmu pengetahuan. Kemudian, berpikir mengenai penciptaan alam semesta.
Selain itu, penciptaan alam semesta menurut Al Quran juga tertulis, bahwa pembentukannya untuk kebutuhan manusia sendiri.
ADVERTISEMENT
Beberapa ilmuwan ahli agama telah menafsirkan pembentukan alam semesta yang tertulis di Al-Qur'an. Salah satunya adalah ahli tafsir bernama Tantawi Jauhari.
Menurut Tantawi Jauhari yang dikutip dalam karya ilmiah terbitan UIN Jakarta, penciptaan alam semesta melalui enam tahapan seperti yang tertulis di surat As-Sajdah.
Enam tahapan tersebut di antaranya adalah penciptaan Matahari, Bumi, air, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Namun, sebagian besar ulama meyakini jika enam tahapan tersebut adalah penciptaan dalam lembaran, penciptaan gelap dan cahaya, penciptaan 'Arsy, langit, Bumi, dan manusia.
Teori Penciptaan Alam Semesta Menurut Filsuf
Kajian mengenai penciptaan alam semesta selalu menjadi pembahasan yang tidak ada habisnya. Berbagai aspek yang terkandung di alam semesta selalu menjadi pertanyaan para ahli filosofi sejak dulu.
ADVERTISEMENT
Filsuf bernama Thales adalah orang pertama yang menyuarakan tentang kisah penciptaan alam semesta. Mengutip laman Internet Encyclopedia of Philosophy, Thales mengungkapkan teorinya jika alam semesta berasal dari air.
Jika Thales menganggap alam semesta berasal dari air, maka filsuf bernama Anaximenes menyatakan jika alam semesta berasal dari udara.
Penciptaan Alam Semesta Menurut Sains
Sejak munculnya berbagai teori dari para filsuf kuno, banyak pula ilmuwan yang tertarik untuk meneliti penciptaan alam semesta. Teori dari ilmuwan Sains tentang alam semesta yang paling terkenal adalah teori Big Bang.
Hingga saat ini, banyak bermunculan teori penciptaan alam semesta dari pandangan Sains.
Teori tersebut di antaranya adalah teori nebula, teori planetesimal, teori bintang kembar, dan teori protoplanet, dikutip dari Seribu Pena Fisika terbitan Penerbit Erlangga:
ADVERTISEMENT
1. Teori Nebula
Teori nebula disebut juga dengan teori kabut, di mana diperkirakan jika gas partikel angkasa yang terdiri dari helium dan hidrogen membentuk bulat pada zaman dahulu. Kumpulan partikel tersebut berotasi dengan lambat.
Dikarenakan terus menerus berputar, maka kumpulan partikel semakin menyusut. Penyusutan terus terjadi hingga terbentuk Matahari di pusat cakram.
Bagian-bagian yang terlepas dari pusat cakram tersebut membentuk planet yang mengitari Matahari, termasuk Bumi yang kita tinggali.
2. Teori Planetesimal
Teori ini mengatakan jika sebelumnya Matahari sudah ada di langit. Suatu ketika, terdapat bintang lain yang bergerak mendekati Matahari dan menarik sebagian material dari Matahari.
Saat bintang bergerak menjauhi Matahari, sebagian material terhambur dan menjadi gumpalan kecil yang kita kenal dengan planet.
3. Teori Bintang Kembar
Beberapa ilmuwan meyakini, jika dulunya Matahari merupakan bintang kembar. Salah satu dari bintang tersebut akhirnya meledak dan menjadi kepingan.
ADVERTISEMENT
Kepingan-kepingan tersebut mengitari Matahari yang tidak meledak dan membentuk planet.
4. Teori Protoplanet
Teori protoplanet pertama kali diungkapkan oleh Carl Von Weizsaeker. Carl mengungkapkan, jika alam semesta terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu.
Teori ini diperkuat dengan banyaknya gumpalan awan dan gas yang teramati ada di jagat raya.
Itulah teori-teori yang menjelaskan mengenai penciptaan alam semesta. Hingga kini, para ilmuwan, ahli agama, dan filsuf terus menerus mencari tahu bagaimana alam semesta terbentuk.
(NSF)