Penipisan Lapisan Ozon dan Fakta yang Terjadi Sampai saat Ini

Konten dari Pengguna
30 April 2021 15:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi penipisan lapisan ozon (Foto: NASA/Unsplash).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penipisan lapisan ozon (Foto: NASA/Unsplash).
ADVERTISEMENT
Penipisan lapisan ozon merupakan fenomena alam yang mulai disadari melalui penelitian pada 1970-an. Fenomena alam ini terjadi pada lapisan atmosfer di atas permukaan bumi.
ADVERTISEMENT
Lapisan ozon berada di lapisan atmosfer yang disebut stratosfer dan berada di ketinggian 15 hingga 35 KM di atas permukaan bumi.
Dampak penipisan lapisan ozon berbahaya bagi manusia, karena unsur unik bumi memiliki fungsi penting dalam menjaga eksistensi kehidupan.
Menurut European Space Agency, hanya tiga planet di tata surya yang memiliki lapisan tersebut. Selain bumi, hanya planet Mars dan planet Venus yang memiliki lapisan ozon.
Kesan penipisan lapisan ozon dikatakan berbahaya karena lapisannya berfungsi untuk menyerap sinar ultra violet dari matahari.
Jika sinar ultra violet tidak diserap lapisan ozon dan mengenai manusia, molekul DNA manusia bisa rusak.
Selain itu, manusia juga akan mengalami gangguan pernafasan jika terpapar sinar ultra violet secara intensif.
ADVERTISEMENT

Penyebab Penipisan Lapisan Ozon

Maksud penipisan lapisan ozon juga sering disebut dengan lubang ozon. Kondisi ini terjadi lewat berkurangnya kadar ozon pada stratosfer.
Kenaikan kadar bromin dan klorin di lapisan atmosfer adalah akibat penipisan lapisan ozon. Kedua senyawa kimia mengganggu ozon, karena melepaskan kandungan oksigen tunggal pada ozon.
Terdapat aktivitas sehari-hari manusia yang menyebabkan penipisan ozon. Bromin dan klorin yang membuat lubang ozon muncul klorofluorokarbon atau chlorofluorocarbons (CFC) yang seringkali digunakan pada pendingin ruangan maupun lemari es.

Kondisi Terkini Proses Penipisan Lapisan Ozon

Mengutip radio New Zealand, pemerintah berbagai negara menyetujui Protokol Montreal pada 1987. Protokol tersebut merupakan persetujuan untuk mengurangi penggunaan senyawa kimia yang bisa menyebabkan lapisan ozon menipis.
ADVERTISEMENT
Para peneliti menyebutkan, bahwa Protokol Montreal berhasil dilakukan karena menghapus 99% bahan yang mengandung senyawa kimia dan melebarkan lubang ozon atau berpengaruh pada menipisnya lapisan ozon.
Tahun 2021 atau 34 tahun sesudah persetujuan Protokol Montreal, lapisan ozon di bumi tidak lagi menipis. Akademisi memperkirakan lubang ozon di langit Antartika akan menghilang sekitar 2050 mendatang.
Ilustrasi unjuk rasa mencegah penipisan lapisan ozon (Foto: Markus Spiske/Unsplash).
Faktor penipisan lapisan ozon memang sudah ditemukan solusinya. Namun, eksistensi manusia di bumi masih belum sepenuhnya aman. Berbagai masalah dan krisis akibat perubahan iklim adalah kenyataan yang harus dihadapi manusia. Masalah ini dapat menyebabkan pemanasan global, bencana banjir, kekeringan, dan lain-lain.
Hidup dengan cara pandang ekologis dan menerapkan prinsip ramah lingkungan harus mulai dilakukan. Hal ini penting agar bumi ini tetap terjaga dan nyaman untuk semua makhluk hidup.
ADVERTISEMENT
Penipisan lapisan ozon cukup membahayakan bumi, seperti pemanasan global hingga banjir. Maka dari itu, para peneliti terus melalukan riset terhadap menipisnya lapisan ozon di bumi.
(RKW)