Konten dari Pengguna

Sabuk Asteroid: Bagian Tata Surya yang Unik dan Khas

5 Juni 2021 13:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mengamati sabuk asteroid (Foto: Ahmad Ariska/acehkini)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengamati sabuk asteroid (Foto: Ahmad Ariska/acehkini)
ADVERTISEMENT
Sabuk asteroid merupakan salah satu komponen unik dalam Tata Surya yang kita tinggali saat ini. Selain Matahari sebagai bintang dan delapan planet, terdapat pula komponen lainnya yang turut menjadi bagian dari tata surya.
ADVERTISEMENT
Satelit alami dari setiap planet seperti bulan, sabuk asteroid, komet, gas, dan debu termasuk komponen tata surya yang telah berhasil dikenali dan diidentifikasi.
Sabuk asteroid sendiri terbentuk dari kumpulan asteroid. Benda angkasa ini disebut dengan sabuk gugusan yang membentuk jalur melingkar.
Dikutip dari Ensklopedia Britannica dan Space, berikut ini adalah ciri-ciri asteroid yang harus kamu ketahui:

Lokasi Sabuk Asteroid Terletak di

Hal paling mendasar mengenai apa itu sabuk asteroid adalah lokasinya. Sabuk asteroid terletak pada bagian orbit Mars dan Jupiter.
Sabuk asteroid ini melayang, namun tidak sepenuhnya bebas karena adanya pengaruh dari gravitasi di sekitarnya.
Seperti yang kita ketahui, planet Mars bersebelahan dengan Bumi yang kita tinggali. Hal itu membuat jarak sabuk asteroid dari Bumi relatif dekat, sehingga manusia dapat mengamati sabuk asteroid.
ADVERTISEMENT

Sabuk Asteroid Terbentuk dari

Para ahli astronomi memperkirakan masa awal gambar sabuk asteroid dimulai sejak terjadinya Ledakan Dahsyat atau Big Bang pada 4,6 miliar tahun lalu.
Menurut para ahli astronomi, terbentuknya Jupiter yang sangat besar menghalangi pembentukan sebuah planet baru antara Jupiter dan Mars.
Sisa Ledakan Dahsyat yang berada di antara planet Mars dan planet Jupiter itulah yang kemudian menjadi unsur asteroid.

Suhu Sabuk Asteroid Terbentuk Terdiri dari

Sabuk asteroid memiliki suhu sekitar -100 derajat Fahrenheit atau sekitar -73 derajat Celsius.
Ketiadaan panas di asteroid terjadi karena jauhnya sabuk asteroid dari Matahari dan sabuk asteroid tidak memiliki atmosfer seperti Bumi. Suhu sabuk asteroid disebut tidak pernah berubah sejak awal terbentuk sejak 4,6 miliar tahun.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut membuat para ahli astronomi memperkirakan asteroid menyimpan berbagai data mengenai Ledakan Dahsyat.
Ilustrasi pemandangan sabuk asteroid (Foto: Luca Baggio via Unsplash)

Ukuran Asteroid

Asteroid yang berada pada sabuk asteroid memiliki ukuran yang beragam. Asteroid tidak dapat disebut planet, karena berukuran kecil.
Asteroid terbesar yang berhasil diamati memiliki diameter 1.000 km. Diameter yang terhitung kecil di luar angkasa ini sebenarnya setara dengan jarak garis lurus dari Denpasar hingga Jakarta.

Tipe Sabuk Asteroid

Jumlahnya yang sangat banyak membuat asteroid menjadi benda di Tata Surya yang bersifat homogen. Setidaknya, terdapat tiga tipe asteroid yang teramati pada sabuk asteroid.
Tipe pertama adalah Asteroid Tipe-C yang disusun oleh carbon atau karbon. Diperkirakan hampir 75% asteroid pada sabuk asteroid adalah asteroid dengan tipe ini.
ADVERTISEMENT
Tipe kedua adalah Asteroid Tipe-S yang tersusun oleh silika. Tipe asteroid ini jumlahnya kurang lebih 17% dari seluruh asteroid yang ada pada sabuk asteroid.
Asteroid raksasa 1998 OR2 pada sabuk asteroid (Foto: Dr. Gianluca Masi/Virtual Telescope Project)
Asteroid memang sangat menarik untuk dikenali lebih jauh lagi sebagai pengetahuan astronomi.
Sebab, sabuk asteroid merupakan komponen Tata Surya yang memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda dengan komponen lainnya.
Itulah keunikan dan ciri sabuk Asteroid yang telah diketahui hingga kini. Sebagai ilmu pengetahuan, astronomi terus berkembang sehingga pengetahuan kita mengenai benda angkasa tersebut akan selalu meluas.
(RKW)