Konten dari Pengguna

Serangga Tongkat Ternyata Masih Bisa Hidup Meski Dimakan Predator

15 Februari 2021 18:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Serangga tongakat (Phasmatodea). Foto: Jo Naylor via Flickr
zoom-in-whitePerbesar
Serangga tongakat (Phasmatodea). Foto: Jo Naylor via Flickr
ADVERTISEMENT
Serangga tongkat (Phasmatodea) adalah salah satu famili serangga paling unik karena penampilannya yang menyerupai tongkat dan ranting pohon. Dengan penampilannya, serangga yang memiliki sekitar 2.500 spesies ini dapat dengan mudah melakukan penyamaran di alam liar.
ADVERTISEMENT
Ukuran serangga tongkat bervariasi dimulai dari spesies Timema cristinae yang memiliki panjang setengah inci sampai spesies Phobaeticus kirbyi asal Borneo yang memiliki panjang 13 inci atau sekitar 33 sentimeter. Ukuran betina biasanya lebih besar daripada jantan.
Salah satu spesies serangga tongkat terpanjang yang pernah ditemukan adalah jenis Phryganistria heusii yentuensis dengan ukuran 54 sentimeter di Cagar Alam Tay Yen Tu, Hanoi, Vietnam. Serangga ini menjadi serangga tongkat kedua terbesar yang pernah ditemukan, dimana sebelumnya spesimen serangga tongkat terbesar dilaporkan pernah ditemukan di Kalimantan dengan panjang 56 cm.
Serangga tongkat. Foto: Royal Belgian Institute of Natural Sciences
Serangga tongkat adalah makhluk nokturnal yang berarti lebih aktif pada malam hari. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya tanpa bergerak dan bersembunyi di bawah tumbuhan.
ADVERTISEMENT
Dalam mempertahankan diri dari predator, serangga tongkat akan diam berkamuflase mengikuti ranting atau pohon yang dihinggapi. Jika predator tidak tertipu dan berhasil menangkap kaki serangga, hal itu bukan jadi masalah karena serangga tongkat mampu melepaskan anggota tubuhnya dan melarikan diri. Sementara, satu spesies serangga tongkat dari Amerika Utara, Anisomorpha buprestoides, dapat mengeluarkan cairan berbau busuk untuk menyerang predator.
Serangga tongkat bereproduksi secara partenogenesis, yang artinya tanpa melakukan perkawinan dengan serangga jantan, serangga betina mampu menghasilkan telur tanpa adanya pembuahan dari sel sperma. Betina dewasa mampu menghasilkan telur sebanyak 100 - 2.000 butir telur per periode peneluran.
Satu hal yang membuat telur serangga tongkat berbeda dari kebanyakan serangga lainnya adalah bentuknya yang mirip biji tanaman. Telur mereka juga dilapisi dengan lapisan kimiawi kalsium oksalat, zat yang sama ditemukan pada batu ginjal yang biasa diderita manusia dan tidak mudah larut.
ADVERTISEMENT
Mengutip The New York Times, pada tahun 2017, ilmuwan Jepang, Dr. Suetsugu bersama timnya memberikan burung predator untuk memakan 70 telur serangga tongkat. Hasilnya 20 persen telur berhasil melewati pencernaan burung dan dua di antaranya berhasil menetas.
Hal ini membuktikan serangga tongkat juga membutuhkan peran predator untuk menyebarkan keturunannya ke berbagai tempat baru. Mekanisme penyebaran pasif ini bisa menjadi alasan mengapa serangga tongkat ditemukan di tempat yang jauh dari rumah aslinya.
(MRT)