Konten dari Pengguna

5 Faktor Penyebab Perpindahan Kerajaan Mataram Kuno ke Daerah Timur Pulau Jawa

3 Februari 2025 9:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kerjaan Mataram Kuno. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kerjaan Mataram Kuno. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Kerajaan Mataram Kuno, atau yang sering disebut Kerajaan Medang, adalah salah satu kerajaan besar di Pulau Jawa pada abad ke-8 hingga abad ke-10 Masehi.
ADVERTISEMENT
Awalnya, kerajaan ini berkembang di Jawa Tengah, tetapi pada akhir abad ke-10, pusat pemerintahan berpindah ke Jawa Timur. Perpindahan ini juga terjadi bukan tanpa alasan.
Untuk mengetahui apakah yang menyebabkan perpindahan Kerajaan Mataram Kuno ke daerah timur Pulau Jawa, simak terus informasinya dalam artikel ini.

Faktor Penyebab Perpindahan Kerajaan Mataram Kuno ke Daerah Timur Pulau Jawa

Ilustrasi Kerjaan Mataram Kuno. Foto: Unsplash
Perpindahan Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur bukan terjadi secara tiba-tiba, melainkan dipicu oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Dikutip dari buku Sejarah Mataram Kuno karangan Slamet Muljana, faktor tersebut antara lain:

1. Letusan Gunung Merapi

Salah satu faktor utama yang menyebabkan perpindahan Kerajaan Mataram Kuno adalah letusan Gunung Merapi. Kerajaan ini sebelumnya berpusat di sekitar daerah Kedu dan Kewu, yang kini masuk wilayah Magelang dan Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Gunung Merapi yang aktif sejak zaman kuno diperkirakan mengalami letusan besar pada abad ke-10. Letusan ini menyebabkan kerusakan besar pada permukiman dan pusat pemerintahan sehingga memaksa kerajaan untuk mencari lokasi yang lebih aman.

2. Ancaman dari Kerajaan Sriwijaya

Selain faktor alam, ancaman dari Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Sumatra juga menjadi alasan penting perpindahan Mataram Kuno ke timur.
Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka dan memiliki pengaruh besar di Nusantara.
Pada abad ke-10, hubungan antara Mataram Kuno dan Sriwijaya memburuk, terutama setelah Raja Dharmawangsa Teguh (penguasa Mataram Kuno) berusaha melemahkan dominasi Sriwijaya di perdagangan laut.
Sebagai balasan, pada 1016, Sriwijaya bekerja sama dengan raja bawahan yang memberontak untuk menyerang ibu kota Mataram Kuno. Serangan ini menyebabkan kehancuran besar dan menjadi salah satu pemicu utama perpindahan ke Jawa Timur.
ADVERTISEMENT

3. Faktor Ekonomi

Pusat ekonomi di Nusantara mengalami pergeseran pada abad ke-10. Jika sebelumnya perdagangan banyak berpusat di wilayah barat, perlahan aktivitas ekonomi mulai berkembang di wilayah timur Jawa dan sekitar Selat Makassar.
Jawa Timur memiliki akses yang lebih baik ke jalur perdagangan laut dibandingkan Jawa Tengah yang lebih tertutup secara geografis. Dengan berpindah ke Jawa Timur, Kerajaan Mataram Kuno dapat lebih mudah berinteraksi dengan pedagang dari luar, termasuk pedagang dari India, Tiongkok, dan Arab.

4. Faktor Geopolitik dan Kekuasaan

Perpindahan kerajaan juga tidak lepas dari dinamika politik internal. Pada masa pemerintahan Dharmawangsa Teguh, ada banyak konflik internal yang membuat kestabilan kerajaan terganggu.
Setelah serangan Sriwijaya yang menghancurkan ibu kota, Mataram Kuno mengalami masa kekosongan kekuasaan. Namun, raja baru bernama Airlangga berhasil menyelamatkan sisa-sisa kerajaan dan membangun pusat pemerintahan baru di wilayah Jawa Timur.
ADVERTISEMENT

5. Peran Airlangga dalam Membangun Kembali Kerajaan

Airlangga adalah tokoh penting dalam sejarah perpindahan Mataram Kuno. Setelah serangan Sriwijaya, ia berhasil menyatukan kembali sisa-sisa kerajaan dan mendirikan pusat pemerintahan baru di Kahuripan (sekarang wilayah Mojokerto).
Di bawah kepemimpinannya, Jawa Timur berkembang menjadi pusat politik dan ekonomi yang lebih kuat dibandingkan Jawa Tengah. Hal ini menandai berakhirnya era Mataram Kuno di Jawa Tengah dan munculnya dinasti baru di timur.
(NDA)