Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
5 Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara beserta Lokasinya
14 Juli 2021 9:32 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara berupa prasasti tersebar di seluruh wilayah kekuasaannya. Dilansir dari buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas IV, Tim Tunas Karya Guru, (2014:64), Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu yang pernah menguasai wilayah barat dari Pulau Jawa sejak abad ke-5 sampai ke-7 Masehi.
ADVERTISEMENT
Kerajaan Tarumanegara berdiri pada tahun 450 Masehi dan berlokasi di wilayah yang kini dikenal sebagai Kota Bogor, Jawa Barat serta menguasai wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi, Karawang dan Banten.
Kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa ini dipimpin oleh Raja Purnawarman yang juga dianggap sebagai jelmaan Dewa Wisnu. Di masa pemerintahannya, kerajaan ini berjaya di bidang perdagangan, pertanian, dan perikanan, sehingga mampu membuat kehidupan rakyatnya sejahtera. Raja Purnawarman bahkan memprakarsai pembuatan saluran air untuk pertanian dan pencegahan banjir.
5 Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
Berikut ini adalah 5 prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang tersebar di Jawa Barat :
1. Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun terletak di terletak di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Prasasti ini ditandai dengan bentuk tapak kaki Raja Purnawarman dan Aksara Pallawa berbahasa Sansekerta.
ADVERTISEMENT
Puisi India dengan irama anustubh di dalam prasasti ini terdiri dari 4 baris. Berdasarkan pembacaan Poerbatjaraka. Dilansir dari situs resmi Kabupaten Bogor, prasasti ini berbunyi:
Vikkranta syavani pateh
Srimatah purnnavarmmanah
Tarumanagarendrasya
visnoriva padadvayam
Arti: Ini (bekas) dua kaki yang seperti kaki dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnavarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia.
2. Prasasti Kebon Kopi
Di dalam sebuah penebangan pada tahun 1863, tuan tanah kebon kopi yang bernama Jonathan Rig menemukan prasasti ini di dekat daerah Buitenzorg, yang sekarang disebut sebagai Bogor.
Terletak di Kampung Muara, yang termasuk wilayah Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor, prasasti ini menggunakan aksara Pallawa berbahasa Sansekerta. Dilansir dari situs resmi Kecamatan Cibungbulang, inilah isinya:
ADVERTISEMENT
Jayaviśālasya tārūme(ndra)sya ha(st)inah… (airā)vatābhasya vibhātīdam=padadvāyam
Arti: Di sini tampak sepasang tapak kaki … yang seperti (tapak kaki) Airawata, gajah penguasa Taruma (yang) agung dalam … dan kejayaan”
3. Prasasti Tugu
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang satu ini menorehkan tulisan paling banyak, tetapi prasasti ini tidak menuliskan tahun pembuatannya. Prasasti ini ditulis di dalam aksara Pallawa awal berbahasa Sansekerta dengan bentuk sloka dan metrum anustubh. Dilansir dari situs resmi Kemdikbud, berikut bunyinya:
1. Pura Rajadhirajena guruna pinabahuna Khata Khyatam purim prapaya
2. Chandrabhagannavam yayau// Pravaddharma-dvavincadvatsare crigunaujasa
3. Narendrahvaabbhunena (bhutena)
4. Crimata Purnnavarmmana//prarabhyaa phalgune (ne) mase Khata krashnatashmitithau Caitraacukla-trayodacyam dinais siddhaikavincaika (h)
5. Ayata shatsahasrena dhanusha(m) sa-caten ca dvavincena nadi ramya Gommati Nirmalosaka// pitamahasya rajashervvidarya cibiravanim
ADVERTISEMENT
6. Brahmanai=r ggo-sahasrena (na) prayati krtadakshino//
Arti: Dahulu atas perintah rajadhiraja Paduka Yang Mulia Purnawaarman, yang menonjol dalam kebahagiaan dan jasanya di atas para raja, pada tahun kedua puluh dua pemerintahannya yang gemilang, dilakukan penggalian di Sungai Chandrabhaga setelah sungai itu melampaui ibukota yang masyur dan sebelum masuk ke laut. Penggalian itu dimulai dari hari kedelapan bulan gelap phalguna dan selesai pada hari ketiga belas bulan terang bulan caitra, selama dua puluh satu hari. Saluran baru dengan air jernih bernama Sungai Gomati, mengalir sepanjang 6.122 busur (tumbak) melampaui asrama pendeta raja yang dipepundi sebagai leluhur bersama para bharmana. Para pendeta itu diberi hadiah seribu ekor sapi (versi lain menyebutkan melakukan penyembelihan 1.000 ekor sapi).
ADVERTISEMENT
4. Prasasti Cidanghiang
Prasasti Cidanghiang alias Prasasti Munjul berlokasi di aliran Sungai Cidanghiang, Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang.
Pada tahun 1947 keberadaan prasasti ini dilaporkan oleh TB. Roesjan, yang kemudian diteliti dan dipublikasikan oleh Casparis dan Boechari pada tahun 1954.
Prasasti ini ditulis dengan media batu andesit berukuran sekitar 3,2 m x 2,25 m dan menggunakan teknik pahat. Menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta, inilah bunyinya:
Vikrānto ‘yaṃ vanipateḥ | prabhuḥ satyaparā[k]ramaḥ
Narendraddhāvajabhūtena | śrīmataḥ pūrṇṇavarmaṇaḥ
Arti: Inilah (tanda) keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sesungguhnya dari raja dunia, yang mulia Purnawarman yang menjadi panji sekalian raja-raja.
5. Prasasti Pasir Awi
Tidak seperti prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara lainnya, Prasasti Pasir Awi berlokasi di daerah perbukitan, tepatnya di sebelah selatan dari Bukit Pasir Awi (± 559 mdpl) di kawasan hutan di Perbukitan Cipamingkis, Kabupaten Bogor .
ADVERTISEMENT
Penemuan prasasti ini dilaporkan oleh seorang arkeolog Belanda bernama N.W. Hoepermans. S pada tahun 1864. Dilansir dari situs Kemendikbud, Rogier Diederik Marius Verbeek menyatakan piktograf yang tertulis di prasasti tersebut menggambarkan angka tahun. Namun, hingga kini belum ada yang dapat memastikan bunyinya dengan akurat.
Selain 5 prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara di atas, terdapat pula Prasasti Muara Cianten yang terletak di Kampung Muara, Desa Ciaruteun, Kecamatan Cibungbulang, Bogor, Jawa Barat dan Prasasti Pasir Koleangkak yang terletak di Kampung Pasir Gintung, Desa Parakanmuncang, Kecamatan Nanggung, Bogor, Jawa Barat.(BRP)