Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
5 Tokoh G30S/PKI, Tragedi yang Menewaskan 7 Pahlawan Revolusi
30 September 2021 8:13 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pemberontakan yang dilakukan oleh tentara PKI yang menamai diri sebagai Dewan Jenderal itu berlangsung selama 30 September-1 Oktober 1965.
5 Tokoh G30S/PKI
Dilansir dari buku Kehormatan bagi yang berhak: Bung Karno tidak terlibat G30S/PKI, Manai Sophiaan, (2008:14), inilah 5 tokoh G30S/PKI yang mendalangi pemberontakan berdarah ini:
Pria yang juga dikenal dengan nama D.N. Aidit ini merupakan otak di balik perencanaan G30S/PKI .
Sebagai Ketua Comite Central PKI, D.N. Aidit ini merupakan orang nomor satu yang sangat berkuasa.
Pasalnya, ia dianggap sukses membawa PKI menempati urutan ke-4 pada Pemilu 1955. Memasuki tahun 1965, kader dan simpatisan PKI bahkan meningkat sampai 3 juta orang, hingga menjadi partai komunis terbesar setelah di Uni Soviet dan China.
ADVERTISEMENT
Ketika G30S mulai ditumpas, Aidit melarikan diri ke D.I. Yogyakarta dan lalu ditangkap oleh TNI saat berada di Solo. Ia dibawa ke sebuah sumur tua di markas militer yang berlokasi di Boyolali untuk diberondong AK-47 sampai tewas.
Karena aksi tersebut, sekitar 1 juta anggota PKI dihabisi, karena dianggap turut terlibat di dalam aksi G30S.
Kepala Biro Chusus, lembaga rahasia di tubuh Partai Komunis Indonesia (PKI) ini bertugas untuk merekrut para tentara yang mendukung PKI.
Saat mempersiapkan G30S, Aidit banyak berkoordinasi dengan Sjam. Sjam jugalah yang memanasi Aidit agar cepat bergerak dengan menjamin bahwa pasukan pendukung telah siap.
Seolah memimpin G30S, perwira militer G30S PKI seperti Letkol Untung, Brigjen Soepardjo, dan Kolonel Latief selalu mematuhi komandonya.
ADVERTISEMENT
Namun, janji Sjam ternyata tidak bisa dibuktikan. Di dalam waktu singkat G30S langsung ditumpas oleh pemerintah. Sjam akhirnya ditahan di penjara Cipinang dan dieksekusi mati pada tahun 1986.
Komandan militer gerakan 30 September 1965 ini bertugas untuk menculik 7 jenderal ke kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Namun, rencananya berantakan ketika sudah ada beberapa jenderal yang ditembak di rumah. Alhasil, beberapa yang masih hidup dieksekusi di Lubang Buaya dan dimasukkan ke sebuah sumur bersama jenderal lainnya yang sudah dibunuh.
G30S/PKI pun gagal total ketika Presiden Ir. Soekarno memerintahkan Untung untuk menghentikan aksinya. Kebingungan, Komandan Batalyon I Cakrabirawa ( pasukan pengawal Presiden RI) ini melarikan diri ke Jawa Tengah dan ditangkap saat menumpang bus malam ke Jawa Tengah. Setelah itu, ia divonis mati dan dieksekusi pada akhir Maret 1966.
ADVERTISEMENT
Komandan Komando Tempur di Kalimantan ini awalnya membawahi ribuan prajurit untuk memerangi Malaysia. Namun, menjelang G30S, Soepardjo pulang ke Jakarta, sehingga diduga telah dibina oleh Sjam Kamaruzaman.
Di dalam G30S, Soepardjo menjadi wakil komandan Letkol Untung. Ia juga menjadi juru bicara G30S untuk menemui Presiden Ir. Soekarno dan menjelaskan aksi ini.
Namun, Soekarno ternyata tidak mendukung aksi ini dan memerintahkan Soepardjo untuk menghentikan gerakan ini.
Soepardjo kemudian ditangkap Satgas Kalong pada tanggal 12 Januari 1967. Sekitar 2 bulan kemudian, Soepardjo diseret dan ditembak mati di Mahmilub.
Kolonel Abdul Latief adalah salah satu perwira utama dari G30S. Menjabat sebagai Komandan Brigade Infanteri I/Djaja Sakti, ia membawahi pasukan pengamanan ibu kota.
ADVERTISEMENT
Usai kegagalan G30S, Latief ditangkap tentara Siliwangi di sebuah rumah yang berlokasi di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta.
Meski tidak dieksekusi, Latief disiksa puluhan tahun di penjara. Usai dibebaskan pada era reformasi, ia akhirnya meninggal pada tahun 2005 silam.
Itulah nama dan profil singkat tokoh G30S/PKI yang menewaskan para perwira TNI (yang selanjutnya ditetapkan sebagai pahlawan revolusi). Semoga peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di dalam kehidupan bangsa Indonesia. (BRP)