Konten dari Pengguna

8 Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan pada Manusia

5 Februari 2025 11:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mengambil napas panjang. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengambil napas panjang. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Normalnya, frekuensi pernapasan pada orang dewasa ialah 12 hingga 20 kali per menit, sedangkan pada anak-anak maupun bayi bisa lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Frekuensi pernapasan adalah jumlah napas yang diambil seseorang dalam satu menit. Frekuensi ini dapat berubah tergantung pada berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Apa saja faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan? Simak uraian di bawah ini untuk mengetahui jawaban dan penjelasan lengkap seputar frekuensi pernapasan pada manusia.

Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan

ilustrasi mengambil napas panjang. Foto: Pixabay
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan penting untuk memahami kondisi kesehatan tubuh, terutama dalam mendeteksi gangguan pernapasan atau penyakit tertentu.
Gunawan Susilowarno, dkk., menerangkan dalam bukunya yang berjudul Biologi SMA/MA Kls XI (Diknas), berikut beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia.

1. Usia

Frekuensi pernapasan cenderung lebih tinggi pada bayi dan anak-anak dibandingkan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh sistem pernapasan mereka yang masih berkembang dan metabolisme yang lebih cepat. Seiring bertambahnya usia, frekuensi pernapasan akan menurun dan menjadi lebih stabil.
ADVERTISEMENT

2. Aktivitas Fisik

Saat beraktivitas atau berolahraga, tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen sehingga frekuensi pernapasan meningkat. Sebaliknya, saat tubuh dalam keadaan istirahat atau tidur, pernapasan menjadi lebih lambat karena kebutuhan oksigen berkurang.

3. Kondisi Emosional dan Stres

Stres, kecemasan, atau ketegangan emosional dapat meningkatkan frekuensi pernapasan. Saat seseorang merasa cemas, sistem saraf simpatik aktif dan menyebabkan pernapasan menjadi lebih cepat serta dangkal. Teknik relaksasi seperti meditasi dan pernapasan dalam dapat membantu mengendalikan ritme pernapasan.

4. Suhu Lingkungan

Suhu udara juga memengaruhi cara bernapas. Dalam cuaca panas, tubuh cenderung bernapas lebih cepat untuk membantu mengatur suhu tubuh. Sebaliknya, dalam suhu dingin, frekuensi pernapasan bisa menurun untuk menjaga keseimbangan metabolisme.

5. Ketinggian Tempat (Altitude)

Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, semakin rendah kadar oksigen di udara. Untuk mengimbangi kurangnya oksigen, tubuh akan meningkatkan frekuensi pernapasan agar tetap mendapatkan pasokan oksigen yang cukup.
ADVERTISEMENT

6. Kesehatan Paru-paru dan Jantung

Gangguan pada paru-paru seperti asma, pneumonia, atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dapat meningkatkan frekuensi pernapasan karena tubuh kesulitan mendapatkan oksigen. Begitu pula dengan penyakit jantung yang dapat mengurangi efisiensi sirkulasi oksigen ke seluruh tubuh.

7. Kondisi Medis dan Penyakit

Beberapa kondisi medis seperti anemia (kekurangan sel darah merah), demam, dan infeksi dapat menyebabkan peningkatan frekuensi pernapasan. Ini terjadi karena tubuh berusaha memenuhi kebutuhan oksigen akibat perubahan dalam sistem peredaran darah dan metabolisme.

8. Obat-obatan dan Zat Kimia

Beberapa jenis obat, seperti stimulan atau obat untuk asma, dapat meningkatkan frekuensi pernapasan. Sebaliknya, obat penenang atau anestesi dapat memperlambat laju pernapasan. Konsumsi alkohol dan zat beracun juga dapat memengaruhi sistem pernapasan.
(NDA)