Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Ajaran Subha dan Asubha Karma dalam Hindu
9 Oktober 2023 19:19 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Agama Hindu memiliki kerangka dasar yang digunakan oleh umatnya untuk mengamalkan ajarannya sehari-hari, yaitu tattwa (filsafat), susila atau etika, dan upacara atau ritual. Ajaran subha dan asubha karma termasuk dalam susila.
ADVERTISEMENT
Susila adalah istilah lain dari kata etika dan moral. Etika berasal dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu etos yang berarti karakter kesusilaan atau adat.
Ajaran Subha dan Asubha Karma yang Menarik Disimak
Susila dalam agama Hindu adalah perbuatan atau karma. Diambil dari buku Perilaku Hambel Implementasi Tri Kaya Parisudha, Nyoman Sucipta (2023:76), inilah ajaran subha dan asubha karma dalam Hindu yang menarik untuk disimak.
Pada dasarnya, sesuai dengan siklus "rwabhineda", perbuatan manusia dapat ditinjau dari dua sisi atau dimensi yang berbeda. Sisi itu adalah perbuatan yang baik (subha karma), dan perbuatan yang tidak baik atau buruk (asubha karma).
Perputaran atau siklus subha dan asubha karma ini selalu saling bertautan, dan silih berganti satu sama lainnya dan tidak dapat dipisahkan.
ADVERTISEMENT
Apabila manusia sebagai makhluk berpikir (punya manah) mau dan mampu mengarahkan pikirannya ke arah yang baik, akan mengakibatkan ucapan dan perilakunya menjadi baik (subha karma).
Sebaliknya, apabila tidak mampu mengarahkan pikiran ke arah yang baik, hal inilah mengakibatkan manusia berucap dan berbuat yang buruk (asubha karma).
Dalam Sarasamuscaya ditegaskan, bahwa hakekat penjelmaan sebagai manusia adalah untuk meningkatkan dan menyempurnakan diri dari perbuatan buruk (asuba karma), menjadi perbuatan baik (subha karma).
Manusah sarwabhutesu, vartate vai subhasubhe asubhesu samavistam subhesveva vakarayet (Sarasamuscaya 2).
ADVERTISEMENT
Hanya dengan berbuat baiklah, manusia dapat menunjukkan eksistensinya sebagai makhluk yang utama, sebagaimana disuratkan dalam Sarasamuscaya 4 sebagai berikut:
Apan ikingdadi wivang uttama juga ya, nimittaning mangkana wenang ya tumulung awaknya sakeng sangsara, makasadhanang subhakarma, hinganing kottamaning dadi wwang ika.
Buka juga: Pengertian Catur Asrama dalam Ajaran Hindu
Demikian ajaran subha dan asubha karma dalam Hindu yang dapat menambah wawasan. Tugas utama atau hakekat penjelmaan sebagai manusia adalah untuk melebur perbuatan buruk (asubha karma) menjadi perbuatan baik (subha karma).(DK)
ADVERTISEMENT