Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
Konten dari Pengguna
Arti Istidraj dalam Islam dan Ciri-cirinya
13 Maret 2025 10:09 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat orang yang jauh dari ajaran agama tetapi tetap mendapatkan kelimpahan rezeki, jabatan tinggi, atau kesuksesan duniawi.
ADVERTISEMENT
Menurut ajaran agama Islam, orang yang berada dalam kondisi tersebut berarti sedang mendapat istridaj. Lalu, apa itu istidraj dalam ajaran Islam?
Dalam konteks Islam, istidraj artinya nikmat yang Allah SWT berikan pada seseorang yang terus-menerus berbuat maksiat. Tujuan utamanya agar mereka semakin lalai dan tenggelam dalam dosa.
Arti Istidraj dalam Islam
Secara bahasa, istidraj (الإستدراج) berasal dari kata daraja yang berarti "bertahap" atau "bertingkat-tingkat". Mengutip buku Kebeningan Jiwa, Percikan Renungan Hikmah karya Budi Handrianto, istidraj dapat dimaknai sebagai hukuman yang diberikan sedikit demi sedikit dan secara tidak langsung.
Menurut KBBI VI Daring, istidraj berarti hal atau keadaan luar biasa yang diberikan Allah SWT pada orang kafir sebagai ujian, sehingga mereka takabur dan lupa diri pada Tuhan. Contohnya berbagai bentuk kenikmatan dunia seperti kesehatan, harta, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Allah tidak langsung menghukum mereka, tetapi justru membiarkan mereka menikmati dunia. Mereka merasa hidupnya sukses tanpa sadar bahwa mereka sebenarnya sedang dijauhkan dari rahmat Allah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an, yang artinya:
"Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan pada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang diberikan pada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa." (QS. Al-An’am: 44)
Ayat ini menjelaskan bahwa istidraj adalah bentuk hukuman tersembunyi. Orang yang mengalaminya merasa hidupnya baik-baik saja, tetapi sesungguhnya mereka sedang dibiarkan semakin jauh dari jalan kebenaran.
Jika disimpulkan, istidraj artinya ujian berupa nikmat yang diberikan Allah pada orang yang terus-menerus berbuat maksiat sebagai bentuk kelalaian.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri Istidraj dalam Kehidupan Sehari-hari
Sebagai seorang Muslim, penting bagi kita untuk mengenali ciri-ciri istridraj agar tidak terlarut di dalamnya dan semakin jauh dari Allah SWT.
Berikut beberapa ciri dari istidraj yang bisa diperhatikan sebagaimana diterangkan dalam buku Menjadi Bijak dan Bijaksana 3 karangan Ibnu Basyar:
1. Terus Berbuat Maksiat Tanpa Merasa Bersalah
Orang yang mendapatkan istidraj cenderung tidak merasa bersalah ketika melakukan dosa. Mereka bahkan bangga dengan perbuatan maksiatnya.
2. Hidupnya Dipenuhi Nikmat Duniawi, Tapi Hatinya Kosong
Mereka memiliki harta melimpah, jabatan tinggi, atau kesuksesan duniawi lainnya, tetapi merasa gelisah, tidak tenang, dan jauh dari kebahagiaan sejati.
3. Tidak Lagi Peduli dengan Ibadah
Shalat ditinggalkan, sedekah enggan dilakukan, bahkan tidak pernah berdoa atau mengingat Allah.
4. Menolak Nasihat dan Menganggap Diri Benar
Mereka menutup hati terhadap nasihat dan menganggap perbuatannya sudah benar, meskipun bertentangan dengan ajaran Islam.
ADVERTISEMENT
5. Azab Datang Secara Tiba-tiba
Dalam banyak kasus, orang yang mengalami istidraj akhirnya mengalami musibah besar secara mendadak, sebagai bentuk peringatan dari Allah.
(NDA)