Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Bioteknologi Peternakan: Pengertian, Manfaat, dan Contohnya
6 Februari 2025 12:30 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi bioteknologi peternakan. Foto: Pexels](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkcp76trtd9ap5smxt9z8bnk.jpg)
ADVERTISEMENT
Bidang peternakan berperan penting dalam perekonomian melalui penyediaan pangan untuk konsumsi manusia. Dengan adanya perubahan teknologi dan tuntutan pasar, bidang peternakan menghadapi tantangan untuk memacu pertumbuhan populasi hewan ternak.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kehadiran bioteknologi sangat diperlukan dalam peternakan modern. Dengan penerapan yang tepat, sektor ini mampu menawarkan produk yang lebih bervariasi dan berkualias tinggi. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bioteknologi peternakan, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Pengertian Bioteknologi Peternakan
Bioteknologi merupakan perkembangan riset dan teknologi dalam penguasaan ilmu biokimia dan biologi monokuler. Definisi bioteknologi juga dapat diartikan sebagai teknologi yang menggunakan sistem hayati untuk mendapatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Penerapan bioteknologi dapat digunakan di berbagai kehidupan, salah satunya peternakan. Bioteknologi peternakan adalah pemanfaatan proses biologis melalui rekayasa genetika atau rekayasa proses untuk menghasilkan ternak dan produk peternakan yang berkualitas.
Cakupan bioteknologi peternakan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu genetik dan produksi ternak melalui peningkatan daya reproduksi, perbaikan kualitas pakan dan kesehatan ternak.
ADVERTISEMENT
Manfaat Bioteknologi Peternakan
Mengutip buku Pembangunan Pertanian di Tanah Papua: Pemberdayaan Petani Peternak Menuju Kemandirian Pangan karya Arianus Katagame, berikut ini beberapa manfaat aplikasi bioteknologi dalam dunia peternakan.
1. Teknologi Reproduksi
Penggunaan bioteknologi peternakan menghasilkan bioteknologi reproduksi yang meliputi inseminasi buatan, transfer embrio, dan rekayasa genetik. Teknologi ini memungkinkan peternak untuk memperoleh bibit unggul dengan lebih mudah.
2. Peningkatan Pakan Ternak
Bioteknologi tidak hanya berfokus pada produktivitas, tetapi juga pada peningkatan pakan ternak. Hal ini dapat dilakukan melalui silase, fermentasi, dan lain sebagainya.
3. Peningkatan Kesehatan Hewan
Dengan adanya bioteknologi, vaksin dan obat-obatan baru dapat dikembangkan untuk melindungi ternak dari berbagai penyakit menular. Teknologi ini memungkinkan pengembangan hewan yang lebih resisten terhadap penyakit tertentu.
ADVERTISEMENT
Contoh Penerapan Bioteknologi Peternakan
Dalam buku Manajemen Pembibitan Ternak Ruminansia oleh Hidayati disebutkan bahwa terdapat beberapa contoh penerapan bioteknologi di bidang peternakan.
1. Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan (IB) adalah proses memasukkan sperma ke dalam saluran reproduksi betina menggunakan alat buatan manusia. Teknik ini membantu meningkatkan jumlah keturunan hewan tersebut dibandingkan kawin alam.
2. Embrio Transfer
Embrio transfer merupakan suatu metode alih jalin atau transfer embrio dari pejantan unggul dan betina unggul (betina donor) ke betina penerima.
Embrio dihasilkan dari dua metode, di antaranya secara in vivo, yaitu embrio dikoleksi dari betina donor yang telah mengalami superovulasi, dan secara in vitro, yaitu penggabungan spermatozoa dan sel telur terjadi di luar tubuh ternak.
3. Kloning
Kloning adalah kegiatan menghasilkan ternak yang memiliki susunan genetik sama dengan ternak donor sel. Beberapa metode yang digunakan dalam kloning adalah splitting embryo, blastomere dispersial, dan somatic cell nuclear transferase.
ADVERTISEMENT
4. Fertilisasi In Vitro
Fertilisasi in vitro adalah proses produksi atau pengembangbiakan sel telur dan spermatozoa menjadi zigot. Proses ini dilakukan pada kultur jaringan di laboratorium atau dilakukan di luar tubuh ternak.
(SA)