Cara Memaknai 5 Hari Besar Agama Islam bagi Umat Muslim

Konten dari Pengguna
11 Agustus 2021 15:38 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi masjid, tempat ibadah umat Islam. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi masjid, tempat ibadah umat Islam. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Setiap umat beragama pasti memiliki hari besar keagamaan, termasuk umat Islam di seluruh dunia. Setiap hari besar Islam biasanya diperingati dengan berbagai kegiatan ibadah, ceramah agama, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Mengutip Buku Pendidikan Agama Islam oleh Nanda Hidayati (2022: 26), hari besar Islam adalah suatu bentuk perayaan terhadap berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW, tahun baru Islam, dan sebagainya.
Hari perayaan dalam agama Islam secara umum terbagi menjadi hari raya keagamaan dan hari besar lainnya. Hari raya keagamaan adalah Idul Adha dan Idul Fitri, sedangkan hari besar Islam meliputi Isra Mikraj dan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Umat Muslim yang beriman tentu akan menyambut hari-hari besar Islam dengan penuh sukacita. Oleh karena itu, dianjurkan bagi umat Muslim untuk memahami makna di balik hari-hari besar tersebut.

Cara Memaknai Hari Besar Islam

Ilustrasi seorang umat Muslim yang sedang menunaikan salat. Foto: Unsplash
Dalam satu tahun Islam atau Hijriyah, terdapat hari-hari besar dari peristiwa-peristiwa penting dalam perkembangan ajaran Islam. Di banyak negara, hari besar agama Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha, ditetapkan oleh pemerintah sebagai hari libur nasional.
ADVERTISEMENT
Ada berbagai macam perayaan untuk memperingati hari-hari besar tersebut. Namun sebagai umat Muslim yang beriman, memaknai hari-hari besar sebaiknya dengan hal-hal yang baik.
Mengutip Mengenal Hari-Hari Besar Islam oleh Marfu’ah (2020: 28-55), berikut hari-hari besar Islam beserta tanggalnya yang perlu diketahui umat Muslim.

1. Tahun Baru Hijriyah

Tahun baru Hijriyah atau tahun baru Islam merupakan momen peringatan hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah menuju Madinah pada tahun 622 M. Allah berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 56 yang artinya:
Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Sesungguhnya, bumi-Ku adalah luas, maka hanya kepada-Ku saja supaya kamu beribadah."
Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dapat diartikan sebagai berpindahnya umat Muslim dari Makkah ke Madinah serta usaha menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Momen ini diperingati setiap 1 Muharam kalender Hijriyah.
ADVERTISEMENT
Merayakan tahun baru Hijriyah dapat dimaknai sebagai sarana introspeksi diri untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, Anda juga bisa mengevaluasi apa saja yang telah dilakukan dan dijadikan sebagai pembelajaran untuk memperbanyak amalan kepada Allah.

2. Maulid Nabi Muhammad SAW

Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Maulid Nabi diperingati sebagai perwujudan kecintaan umat Islam untuk mengikuti jejak Rasulullah.
Mencintai Nabi Muhammad SAW merupakan prasyarat keimanan seseorang. Hal ini ditunjukkan oleh Rasulullah dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim.
"Tidak sempurna iman seseorang sehingga ia mencintai aku melebihi dari anak, ayah kandungnya, dan semua manusia." (HR. Bukhari-Muslim, dari Anas; al-Lu'lu' wa al-Marjan, No. 27)
ADVERTISEMENT
Sebagai umat Muslim yang mencintai Nabi Muhammad, memaknai hari kelahiran beliau tidak hanya dengan mengenang, tetapi meneladani sifat dan pengorbanan beliau terhadap umat Muslim dengan cara memperbanyak sholawat.

3. Isra Mikraj

Isra Mikraj menjadi salah satu peristiwa penting yang dialami Nabi Muhammad ketika mulai menyebarkan agama Islam di Makkah sebelum hijrah ke Madinah. Peristiwa ini juga menjadi mukjizat terbesar Rasulullah selain Alquran.
Isra Mikraj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa, lalu ke Sidratulmuntaha untuk menerima perintah salat lima waktu. Peristiwa ini diperingati pada tanggal 27 Rajab.
Allah memerintahkan Nabi Muhammad dengan ditemani malaikat Jibril menuju Sidratulmuntaha untuk menerima wahyu. Isi wahyu tersebut adalah perintah kepada seluruh umat Muslim untuk melaksanakan salat lima waktu.
ADVERTISEMENT
Dalam peristiwa tersebut, Allah ingin menunjukkan kemuliaan Zat dan kekuasaan-Nya yang tidak terbatas. Allah juga ingin menunjukkan kemuliaan Nabi Muhammad yang akan membimbing manusia ke arah jalan yang diridhai-Nya dan terselamat dari kebinasaan dunia serta akhirat.
Memaknai Isra Mikraj dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah dan tidak meninggalkan salat lima waktu sebagaimana wahyu yang diterima Nabi Muhammad saat pergi ke Sidratulmuntaha.
Selain itu, selalu mohon ampunan dan meminta sesuatu hanya kepada Allah karena mukjizat dan rezeki dari-Nya datang dari segala arah walaupun tidak bisa dilogikakan oleh manusia.

4. Idul Fitri

Ilustrasi keluarga yang merayakan Idul Fitri. Foto: Unsplash
Idul Fitri adalah hari raya seluruh umat Muslim yang jatuh pada tanggal 1 Syawal. Sebelum merayakan Idul Fitri, diwajibkan untuk berpuasa selama satu bulan penuh.
ADVERTISEMENT
Idul Fitri menjadi momen saat umat Islam mensyukuri kesuksesan mereka melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Dalam surat Al-Baqarah ayat 183, Allah berfirman yang artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana (puasa itu) telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu sekalian bertakwa."
Hari raya Idul Fitri bermakna kembali suci. Dalam artian, setelah satu bulan melakukan banyak kebaikan di bulan Ramadan, manusia akan memasuki bulan Syawal dalam kondisi suci layaknya bayi yang baru lahir.
Idul Fitri dapat dimaknai dengan memperbanyak ibadah, melaksanakan salat Idul Fitri, hingga memohon ampunan kepada Allah.

5. Idul Adha

Idul Adha adalah hari raya besar yang dirayakan pada 10 Dzulhijjah. Hari raya ini biasanya ditandai dengan penyembelihan hewan kurban.
ADVERTISEMENT
Pada hari raya Idul Adha, umat Muslim diperintahkan untuk melakukan penyembelihan hewan kurban. Perintah ini mulanya berawal dari syariat Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya sendiri, Nabi Ismail AS.
Perintah yang berupa ujian itu diterima oleh Nabi Ibrahim melalui mimpi selama tiga malam berturut-turut, yaitu pada tanggal 8, 9, dan 10 Dzulhijjah, lalu disampaikan kepada Nabi Ismail.
Namun, setelah Nabi Ibrahim membaringkan anaknya untuk segera disembelih, Allah mengganti atau menebus sang putra dengan domba besar.
Adapun tujuan dari berkurban adalah untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Sebagai umat Muslim, harus menyadari bahwa nikmat dan karunia yang Allah berikan tak terhitung jumlahnya.
Pada saat umat Muslim menikmati karunia-Nya itulah Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk berkurban, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Kautsar ayat 1 sampai 3 yang artinya:
ADVERTISEMENT
"Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu adalah orang-orang yang terputus."
Selain itu, Idul Adha juga bermakna bahwa orang yang memiliki rezeki lebih untuk menyumbangkan sebagian hartanya dalam bentuk hewan kurban yang kemudian diberikan kepada fakir dan miskin untuk mendapat ridha Allah.
Secara keseluruhan, peringatan hari besar agama Islam tidak perlu berlebih-lebihan. Memperingati hari besar paling tepat adalah dengan cara memperbanyak amal ibadah kepada Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
(MZM & SFR)