Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Hukum Ohm: Ketahui Rumus dan Contoh Soal Penerapannya
16 Desember 2020 19:35 WIB
·
waktu baca 5 menitDiperbarui 14 Juli 2022 8:35 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hukum Ohm juga dikenal dengan istilah Ohm’s Laws pertama kali diperkenalkan di tahun 1825 oleh seorang fisikawan asal Jerman, yakni George Simon Ohm. Hukum ini menjelaskan antara tegangan, kuat arus, dan hambatan listrik dalam suatu rangkaian.
Dengan menggunakan hukum Ohm, kita tidak hanya dapat menghitung tapi juga memperkecil arus listrik, memperkecil tegangan pada rangkaian dan memperoleh resistansi atau hambatan yang diperlukan.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang hukum Ohm simak penjelasan lengkapnya di bawah ini ya!
Apa Bunyi Hukum Ohm Dan Rumusnya?
Hukum Ohm digunakan secara luas dalam rangkaian elektronika, lantas bagaimaan bunyi hukum ohm? Dikutip dari buku Dasar Teknik Listrik oleh Hantje Ponto, bunyi hukum Ohm adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
“Besarnya arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial/tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”
Dari bunyi tersebut, hukum Ohm secara matematis dapat dirumuskan menjadi persamaan berikut ini:
V = I x R
I = V/R
R = V/I
Keterangan:
Sebagai catatan, rumus Ohm hanya memakai tiga unit satuan, yaitu volt, ampere, dan ohm. Jika digunakan selain satuan unit tersebut seperti kilovolt, miliampere, dan yang lainnya, maka harus dikonversikan terlebih dahulu menjadi tiga unit tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal ini bertujuan untuk mempermudah perhitungan dan memasukan angkanya ke dalam rumus untuk mendapatkan hasil yang benar. Agar lebih paham tentang persamaan di atas, simak beberapa contoh soal di bawah ini.
Contoh Soal Penerapan Hukum Ohm
Contoh soal ini diharapkan dapat membantu lebih memahami soal mengenai hukum ohm.
Cara menghitung tegangan (V) dengan rumus V = I x R
Atur nilai resistansi hambatan (R) potensiometer ke 500 ohm. Setelah itu atur power supply hingga mendapatkan arus listrik (I) 10 mA. Berapakah tegangannya (V)?
Diketahui:
I = 10 mA = 0.01 ampere
R = 500 ohm
Ditanya: V?
Jawaban:
V = I x R
V = 0.01 x 500
V = 5 volt
Cara menghitung arus listrik (I) dengan rumus I = V/R
ADVERTISEMENT
Setting power supply untuk menghasilkan output tegangan 10V, selanjutnya atur nilai potensiometer ke 10 ohm. Berapakah nilai arus listrik (I)?
Diketahui:
V = 10
R = 10
Ditanya: I?
Jawaban:
I = V/R
I = 10/10
I = 1 ampere
Apa yang Dimaksud Dengan 1 Ohm?
Dikutip dari buku yang berjudul Buku Ajar Teori Dasar Listrik dan Elektronika karya Muhammad Naim, hukum Ohm di simbolkan dengan (Ω). Satuan Ohm dapat diukur menggunakan alat Ohm-meter.
Sebuah pengantar listrik dapat dikatakan memiliki hambatan 1 Ohm jika penghantarnya mengalir arus listrik sebesar satu ampere. Dimana hal itu disebabkan adanya beda potensial antara ujung-ujung penghantar sebesar satu volt.
Baca juga: Rumus Hukum Ohm Beserta Contoh Soalnya
ADVERTISEMENT
Untuk Apa Kita Mempelajari Hukum Ohm?
Dikutip dari buku Kumpulan Materi Fisika SMA Kelas XII oleh Indri Dayana dan Juliaster Marbun, tujuan mempelajari hukum Ohm adalah untuk memahami arus listrik dan pemakaiannya pada alat-alat elektronik rumah tangga.
Jika kamu memahami rumus ini dengan baik, maka akan mudah menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan hukum Ohm. Sebab, hukum Ohm biasanya diaplikasikan dalam rangkaian elektronika yang digunakan untuk memperkecil tegangan, memperkecil arus listrik, dan memperoleh nilai hambatan yang diinginkan.
Bagaimana Penerapan Hukum Ohm Dalam Kehidupan Sehari-Hari?
Seperti yang sudah disebutkan di atas, hukum Ohm merupakan dasar dari berbagai ilmu elektronik yang berhubungan dengan rangkaian listrik.
Dikutip dari buku Explore Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTS Kelas IX oleh Sadiman dan Tristia Nigsih, setiap alat elektronik yang kita miliki dapat beroperasi dengan cara yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut tergantung dari besarnya arus yang dialirkan ke rangkaian listrik dalam peralatan elektronik tersebut. Dengan hukum Ohm, kita bisa mengatur besarnya arus yang masuk ke rangkaian listrik alat tersebut.
Pengaturan ini dapat dilakukan dengan menggunakan komponen bernama potensiometer. Ini adalah komponen resistor yang nilainya bisa berubah-ubah. Contoh alat elektronik yang menggunakan potensiometer adalah sebagai berikut:
Pengatur Kecepatan Kipas Angin
Kita dapat mengontrol kecepatan kipas angin dengan menggerakkan pengatur kesana kemari. Di sini arus yang mengalir melalui kipas dikendalikan dengan mengatur resistansi melalui regulator. Melalui hukum Ohm kita bisa menilai input tertentu dan menghitung resistansi, arus dan daya listrik yang mengalir
Pemanas Listrik
Pemanas listrik adalah peralatan yang digunakan pada saat musim dingin. Biasanya, alat ini memiliki kumparan logam yang dengan resistansi tinggi yang memungkinkan sejumlah arus listrik mengalir.
ADVERTISEMENT
Arus listrik tersebut digunakan untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Selain itu, daya yang akan disuplai ke pemanas dihitung menggunakan hukum Ohm.
Perancangan Alat Listrik
Perangkat elektronik seperti laptop dan ponsel membutuhkan catu daya DC dengan arus tertentu. Banyak perangkat membutuhkan sejumlah arus dan tegangan untuk beroperasi. Dengan hukum Ohm kita bisa mengetahui resistansi yang dibutuhkan untuk membentuk arus tertentu dengan jumlah tegangan tertentu.
Demikian pembahasan tentang rumus ohm dan contoh soal penerapannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber. Semoga membantu ya.
(RDY & IPT)