Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Rumus Hukum Ohm Beserta Contoh Soalnya
27 Januari 2022 20:33 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 14 Juli 2022 8:37 WIB
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi kamu yang memiliki konsentrasi belajar di bidang fisika dan teknik elektro, tentunya sudah tidak asing lagi dengan hukum ohm. Materi tersebut membahas mengenai pengukuran arus listrik dalam suatu rangkaian.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan buku Materi Ajar Dasar Listrik dan Elektronika karya Sungkono, hukum ohm pertama kali diperkenalkan oleh seorang fisikawan Jerman yang bernama George Simon Ohm pada 1825.
Dua tahun kemudian, George Simon Ohm memublikasikan Hukum Ohm tersebut pada sebuah karya ilmiah yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically”. Berikut ini adalah bunyi dari hukum ohm:
“Besarnya arus (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan (V) yang diterapkan padanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”.
Hukum Ohm
Merujuk pada bunyi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hukum ohm merupakan suatu ilmu dalam fisika yang menyatakan hubungan antara arus listrik, tegangan, dan hambatannya dalam suatu rangkaian listrik.
ADVERTISEMENT
Hukum ohm digunakan secara luas dalam rangkaian elektronika dan menjadi hukum dasar rangkaian listrik. Dengan menggunakan hukum ohm, kamu dapat menghitung dan juga memperkecil arus listirik.
Selain itu, hukum ohm juga bisa memperkecil tegangan, sehingga memperoleh nilai hambatan yang diperlukan dalam suatu rangkaian listrik.
Rumus Hukum Ohm
Mengutip dari buku Materi Ajar Dasar Listrik dan Elektronika yang dibuat oleh Sungkono, secara matematis, hukum ohm dirumuskan menjadi persamaan seperti di bawah ini:
V = I x R
I = V : R
R = V : I
Dengan keterangan, sebagai berikut:
V = Tegangan yang satuan unitnya adalah volt (V)
I = Arus listrik yang satuan unitnya adalah ampere (A)
R = Hambatan yang satuan unitnya adalah ohm (Ω)
ADVERTISEMENT
Kamu juga perlu mengingat bahwa dalam perhitungan rumus hukum Ohm, satuan unit yang dipakai adalah volt, ampere, dan ohm.
Jika menggunakan satuan unit lainnya, seperti milivolt, miliampere, dan megaohm, kamu perlu mengonversinya terlebih dahulu ke satuan unit volt, ampere, dan ohm.
Contoh Soal Hukum Ohm
Berikut contoh soal menghitung hukum ohm yang bisa kamu pelajari, dikutip dari buku Bahan Ajar Percobaan Fisika Materi Listrik Magnet karya Chandra Sundaygara, dkk.
Contoh soal 1
Sebuah bola lampu senter kecil menarik 300mA dari baterai 1,5V.
Hitunglah:
Maka, bagaimana arus akan berubah?
Penyelesaian:
(a) Untuk menyelesaikan pertanyaan (a) kita gunakan hukum ohm yaitu:
ADVERTISEMENT
𝑅 = 𝑉 𝐼 = 1,5𝑉 0.3𝐴 = 5Ω
(b) Jika hambatan konstan, arus akan bernilai:
𝐼 = 𝑉 𝑅 = 1,2𝑉 5Ω = 0,24Ω
Contoh soal 2
Pada suatu rangkaian listrik sederhana terdapat penyuplai daya dengan tegangan 10 volt dan beban dengan hambatan 10 ohm. Berapakah besarnya kuat arus pada rangkaian tersebut?
Pembahasan:
Dengan menggunakan hukum ohm, kamu dapat mencari nilai kuat arus pada rangkaian sederhana dengan rumus:
I = V/ R
I = 10 V/ 10 Ohm
I = 1 A
Jadi, kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut sebesar 1 ampere.
(FNS)