Isi Pidato Bung Tomo yang Menjadi Tonggak Hari Pahlawan Nasional

Konten dari Pengguna
12 Agustus 2021 17:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pidaro Bung Tomo yang memberikan semangat kepada arek-arek Surabaya. https://www.freepik.com/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pidaro Bung Tomo yang memberikan semangat kepada arek-arek Surabaya. https://www.freepik.com/
ADVERTISEMENT
Pidato Bung Tomo pada tanggal 10 November 1945 menjadi penyemangat arek-arek Surabaya untuk bangkit dan melawan penjajah Inggris. Pidato Bung Tomo menggelorakan semangat berapi-api arek-arek Surabaya untuk tidak gentar melawan serangan 30.000 pasukan tentara Inggris yang dilengkapi senjata canggih. Selain itu untuk tidak menghiraukan ultimatum dari Mayor Jendral Eric Carden Robert Mansergh.
ADVERTISEMENT
Melalui pidato dari Bung Tomo, arek-arek Surabaya yang dibantu para pemuda Tulungagung dan Kediri gagah berani melawan tentara Inggris. Menjadikan tanggal 10 November menjadi Hari Pahlwawan.
Profil Bung Tomo
Mengutip dari buku berjudul Kisah Bung Tomo karangan Sarjono M. (2020: 1) Bung Tomo yang bernama asli Sutomo, lahir di Surabaya, 3 Oktober 1920. Bung Tomo dilahirkan di kampung Blauran pusat kota Surabaya.
Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjodjo yang bekerja sebagai pegawai pemerintahan, staf pribadi di sebuah perusahaan swasta. Ia mengaku mempunyai pertalian darah dengan beberapa pendamping dekat Pangeran Diponegoro yang dikebumikan di Malang. Ibu Bung Tomo berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda dan Madura.

Isi Pidato Bung Tomo

Pada 9 November 1945, Mayor Jendral Eric Carden Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum agar rakyat Surabaya menyerahkan senjata dan bertanggung jawab atas kematian petinggi tentara Inggris, Brigadir Jenderal Mallaby. Bung Tomo yang menjadi salah satu tokoh yang menggelorakan perlawanan rakyat terhadap tentera Inggris menolak dan berpidato.
ADVERTISEMENT
Inilah isi pidato dari Bung Tomo yang berhasil membakar semangat para pemuda untuk berjuang.
Bismillahirrahmanirrahim.
Merdeka!
Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya.
Kita semuanya telah mengetahui.
Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua.
Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan,
menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang.
Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan.
Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka
Saudara-saudara.
Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku,
Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan,
Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera,
Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.
Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing.
Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.
Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.
Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.
Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara.
Dengan mendatangkan presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini.
Maka kita ini tunduk untuk memberhentikan pertempuran.
Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri.
Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.
Saudara-saudara kita semuanya, kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini.
ADVERTISEMENT
Akan menerima tantangan tentara Inggris itu.
Dan kalau pimpinan tentara Inggris yang ada di Surabaya.
Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia.
Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.
Dengarkanlah ini tentara Inggris.
Ini jawaban kita. Ini jawaban Rakyat Surabaya.
Hai tentara Inggris!
Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu.
Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu.
Kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang telah kita rampas dari tentara Jepang untuk diserahkan kepadamu
Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita.
Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
ADVERTISEMENT
Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga
Saudara-saudara rakyat Surabaya siaplah keadaan genting!
Tetapi saya peringatkan sekali lagi.
Jangan mulai menembak,
Baru kalau kita ditembak,
Maka kita akan ganti menyerang mereka itu. Kita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.
Dan untuk kita saudara-saudara.
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!
Dan kita yakin saudara-saudara.
Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita,
Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah saudara-saudara.
Tuhan akan melindungi kita sekalian.
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Merdeka!
Itulah pidato Bung Tomo yang membakar semangat berapi-api arek-arek Surabaya dengan semboyan “Merdeka atau Mati” untuk mengalahkan tentara Inggris. (MZM)
ADVERTISEMENT