Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kandungan Bacaan Rabbana Ma Khalaqta Hadza Bathila Pada Surat Ali Imran
4 Maret 2022 19:30 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 24 Februari 2023 18:13 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kandungan Bacaan Robbana Ma Khalaqta Hadza Bathila Pada Surat Ali Imran Ayat 191
Dinamakan Ali Imran karena surat ini menyebutkan nama Imran dan keluarganya yang mengajak kaum mukminin kepada persatuan, kesabaraan dan keteguhan dalam menghadapi musuh-musuh Islam.
Dalam ayat yang ke-191, terdapat sebuah bacaan yang mencerminkan karakteristik Allah SWT tentang kekuasaanya, yakni ayat rabbana ma khalaqta hadza bathila yang artinya, "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Asbabun Nuzul: Sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur’an karya Jalaluddin as-Suyuthi (2017:148-149), sebab turunnya Surat Ali Imran ayat 191 yang diriwayatkan Ath-Thabrani dan Ibnu Abi Hatim dari sahabat nabi yang bernama Ibnu Abbas, dia berkata,
“Orang-orang Quraisy mendatangi orang-orang Yahudi dan bertanya kepadamereka, apa tanda-tanda yang dibawa Musa kepada kalian?” orang-orang Yahudi itu menjawab “Tongkat dan tangan yang putih bagi orang-orang yang melihatnya.” Lalu orang-orang Quraisy itu mendatangi orang-orang Nasrani, lalu bertanya kepada mereka, “apa tanda-tanda yang diperlihatkan Isa?” Mereka menjawab, “Dia dulu menyembuhkan orang yang buta, orang yang sakit kusta dan menghidupkan orang mati.” Lalu mereka mendatangi Nabi Muhammad SAW. lalu berkata kepada beliau, “Berdoalah kepada Tuhanmu untuk mengubah bukit shafa menjadi emas untuk kami.” Lalu beliau berdoa, maka turunlah firman Allah ini.
ADVERTISEMENT
Setelah Tuhan menunjukkan orang-orang munafik dan Yahudi yang suka sekali dipuji dalam hal yang tidak pernah mereka kerjakan, dan diambil pula hal yang demikian jadi I’tibar bagi umat Muhammad SAW. Pada penutupnya Allah memberi peringatan kepada manusia agar tidak terperdaya dengan tipuan dunia yang sementara. Sebagai seorang mukmin selain mengejar perkara dunia (kebendaan) hendaklah disediakan waktu untuk hidup untuk alam selanjutnya, yakni akhirat.
Dalam ayat tersebut menjadi bukti bahwa tiada satupun dari seluruh ciptaan Allah yang sia-sia, melainkan dengan segala kebenarannya. Ini merupakan balasan Allah kepada yang kaum mushrik. Namun orang-orang mukmin selalu mensucikan Allah dari perbuatan sia-sia. (MZM)