Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kerajaan Banten: Peninggalannya yang Dijadikan Sebagai Program Napak Tilas
9 Desember 2020 14:51 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Terkenal dengan hasil produksi lada, alasan inilah yang menjadikan Belanda dahulu tertarik untuk datang dan menguasai hasil bumi dari Banten.
Kerajaan Banten dikenal dengan nuansa keislaman yang mewarnai kehidupan kerajaan. Sebagai saksi atas segala perjuangan terhadap perlawanan kolonialisme Belanda, Kerajaan Banten memiliki berbagai situs-situs peninggalan yang bisa dijadikan sebagai agenda napak tilas
Agenda napak tilas dapat bermanfaat untuk menjiwai kisah perjuangan kerajaan Banten dahulu kala dan bisa juga sebagai agenda wisata edukasi bersama keluarga. Berikut beberapa penjabaran singkat terkait situs-situs yang dapat dinikmati dan dikunjungi.
Istana Keraton Kaibon
Istana Kaibon adalah sebuah Istana peninggalan tempat tinggal Ratu Aisyah, yang dikenal sebagai ibunda dari Sultan Syaifuddin. Bentuknya memang hanya reruntuhan saja. Tepat di sampingnya ada sebuah Pohon besar dan sebuah Kanal.
ADVERTISEMENT
Menurut penduduk sekitar, dulunya bangunan ini dikenang sebagai sebuah Istana yang sangat megah. Namun, tepat pada tahun 1832, Belanda menghancurkannya saat terjadi peperangan melawan Kerajaan Banten.
Istana Keraton Surosowan
Tidak jauh dari Istana Keraton Kaibon, terdapat sebuah Situs Istana Surosowan yang merupakan Kediaman para Sultan Banten. Sultan yang sempat mendiami istana ini adalah Sultan Maulana Hasanuddin hingga Sultan Haji yang pernah berkuasa pada tahun 1672-1687.
Istana ini dibangun pada tahun 1552. Kini, Istana Surosowan, hanya tinggal berupa sisa-sisa bangunannya saja. Sisa bangunan megah ini adalah Benteng yang terbuat dari batu merah dan juga batu karang dengan tinggi sekitar 0,5 – 2 meter.
Di tengahnya terdapat kolam berbentuk persegi empat. Konon, kolam tersebut adalah bekas pemandian para putri kerajaan termasuk Rara Denok. Bangunan ini memiliki luas sekitar 4 hektar.
ADVERTISEMENT
Masjid Agung Banten
Masjid Agung Banten terletak di Kompleks bangunan masjid di Desa Banten Lama, sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang. Masjid ini dibangun pertama kali oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570) yakni sultan pertama Kesultanan Banten. Ia adalah putra pertama Sunan Gunung Jati .
Salah satu khas yang nampak dari masjid ini adalah adalah atap bangunan utama yang memiliki bentuk bertumpuk lima, mirip seperti pagoda yang ada di Tiongkok. Masjid ini dirancang oleh arsitektur Tionghoa yang bernama Tjek Ban Tjut. Dua buah serambi yang dibangun menjadi pelengkap di sisi utara dan selatan bangunan utama.
Di serambi kanan dan kiri masjid ini terdapat kompleks makam para Sultan Banten dan keluarganya, di antaranya Maulana Hasanuddin dengan Permaisurinya, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Haji, Sultan Maulana Muhammad, Sultan Abdul Fattah, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Benteng Speelwijk
Benteng Speelwijk berlokasi tidak jauh dari Masjid Agung Banten, benteng ini dibangun sekitar tahun 1585, ada juga yang mengatakan dibangun pada tahun 1682.
Bangunan ini berfungsi sebagai Menara Pemantau yang berhadapan langsung ke Selat Sunda sekaligus berfungsi sebagai penyimpanan meriam-meriam dan alat pertahanan lainnya. Benteng ini juga memiliki sebuah Terowongan yang konon terhubung dengan Keraton Surosowan.
Museum Kepurbakalaan Banten Lama
Museum yang terletak antara Keraton Surosowan dan Masjid Agung Banten Lama ini menyimpan banyak benda-benda purbakala.
ADVERTISEMENT
Nah itu dia beragam situs-situs sejarah yang dapat dikunjungi. Apa kamu akan berencana liburan ke sana?
(RDY)