Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Keunikan Rumah Adat Honai dari Papua
26 April 2021 9:14 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selain dikenal memiliki destinasi wisata yang indah, Papua juga mencuri perhatian para wisatawan karena memiliki rumah adat yang unik, yang bisa dikunjungi saat singgah ke Papua yakni rumah adat Honai.
ADVERTISEMENT
Honai merupakan rumah adat masyarakat Papua yang memiliki daya tarik tersendiri. Rumah Honai terpisah antara perempuan dan laki-laki. Meski pasangan suami istri, keduanya tidak tidur dalam Honai yang sama. Istri dan anak perempuan tidur di Honai perempuan, begitu pula suami dan anak laki-laki berada di Honai khusus laki-laki.
Uniknya, rumah Honai ini bentuknya menyerupai jamur. Material yang digunakan untuk pembuatan rumah ini berasal dari kayu dengan atap jerami. Meski tampak kecil dan sederhana, rumah adat Honai bisa menampung banyak keluarga.
Keunikan Rumah Adat Honai dari Papua
Berikut ini keunikan Honai, rumah adat yang bisa menampung banyak anggota keluarga di Papua.
1. Rumah yang Multifungsi
Rumah adat Honai tak hanya dipakai sebagai tempat tinggal, tapi juga punya fungsi lain. Rumah Honai laki-laki dipakai sebagai tempat kumpulnya warga ketika ada hal yang didiskusikan. Sedangkan Honai perempuan dipakai pengasapan murni seperti di Desa Kerulu dan Desa Aikima, tempat dua mumi paling terkenal di Lembah Baliem.
ADVERTISEMENT
2. Larangan terkait Honai
Keduanya sama-sama mampu menampung lima hingga sepuluh orang. Honai ternyata terlarang untuk dimasuki oleh perempuan suku Dani, meski perempuan tersebut merupakan istri dari salah satu laki-laki penghuni Honai.
Ternyata, mereka hanya diperbolehkan melakukan hubungan suami istri di Ebe’ai ketika tak ada siapapun di dalamnya. Selain sebagai tempat tinggal bagi perempuan , Ebe’ai juga diperuntukkan sebagai tempat mendidik anak-anak perempuan.
3. Bentuk Rumahnya Mungil
Berbeda dengan rumah umumnya yang terdiri dari kamar tidur, ruang tamu, dan dapue, Honai ukurannya lebih kecil dan tak punya pembagian ruangan. Di dalam sini hanya ada satu perapian di tengah ruangan yang berguna untuk tempat berkumpul dan untuk menjaga diri tidak kedinginan.
Honai memiliki tangga kayu untuk menghubungkan lantai satu dan dua. Lantai pertama berfungsi sebagai tempat berkumpul dan menjamu tamu sedangkan di lantai dua digunakan sebagai tempat tidur.
ADVERTISEMENT
4. Nilai menjaga kesatuan dan persatuan
Honai memiliki nilai menjaga kesatuan dan persatuan sesama suku , serta mempertahankan budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur untuk selamanya. Contoh kesatuan dan persatuan dalam Honai yaitu hanya boleh dibangun oleh laki-laki secara bergotong royong.
Salah satunya adalah penempatan pintu rumah, posisinya harus bertemu dengan arah matahari terbit atau tenggelam. Arah tersebut dinilai dapat membuat penghuni Honai lebih siaga jika terjadi kebakaran atau serangan musuh datang.
5. Simbol kepribadian dan harga diri
Material yang digunakan untuk membangun Honai 100% berasal dari bahan alami yang dapat diperbaharui, mulai dari rangka kayu, dinding anyaman, hingga atap jerami merupakan bahan yang ramah lingkungan. Di tengah modernitas, arsitektur tradisional Honai masih tetap dipertahankan. Alasan tak adanya jendela di Honai juga karena suhu di area setempat bisa mencapai10-15 derajat Celcius pada waktu malam. (Ang)
ADVERTISEMENT