Kim Jong Un Menangis, Pakar Sebut Kim Takut Lengser

Konten dari Pengguna
16 Oktober 2020 13:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Potret Kim Jong Un yang dikabarkan tengah menangis dalam pidato HUT Partai Buruh ke-73 di Lapangan Kim Il Sung. Sumber: Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Potret Kim Jong Un yang dikabarkan tengah menangis dalam pidato HUT Partai Buruh ke-73 di Lapangan Kim Il Sung. Sumber: Kumparan
ADVERTISEMENT
Kim Jong Un merupakan sosok kepala negara diktator yang disegani oleh banyak bangsa di dunia. Pemimpin tertinggi Korea Utara tersebut juga kerap kali mendapat cap sebagai pribadi yang bengis dan kejam. Namun, ada hal berbeda yang ditunjukkan oleh Kim baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Tepatnya pada (10/10/20) lalu, saat tengah memberikan pidato dalam perayaan hari jadi Partai Buruh yang ke-73, sosok yang dikenal bengis tersebut kedapatan membuka kacamatanya hingga memperlihatkan gerak-gerik yang tampak seperti tengah menyeka air mata. Momen langka tersebut sontak saja membuat banyak pihak bereaksi. Pasalnya, diktator tersebut dipandang sebagai pribadi yang tidak pernah mengumbar sisi lemahnya di hadapan publik.
Saat menyampaikan pidatonya tersebut, rakyat juga ikut terenyuh dan turut menangis saat mendengar pidato pemimpinnya. Rakyat Korea Utara juga menunjukkan dukungannya terhadap Kim dengan memberinya banyak tepuk tangan.

Kim Jong Un Khawatir Dilengserkan Rakyat Korea Utara

Momen emosional Kim Jong-Un dalam parade militer di lapangan Kim Il-Sung tersebut, juga membuat beberapa pakar angkat bicara.
ADVERTISEMENT
Dilansir melalui media luar negeri the Sun pada (13/10/20), pakar menerangkan bahwa tangisan tersebut bisa saja bertujuan sebagai pengalih perhatian rakyat dari isu panas terkait kondisi Korea Utara yang tidak baik-baik saja.
Dalam pidatonya beberapa waktu lalu, Kim pun menyatakan permintaaan maafnya kepada seluruh rakyat Korea Utara karena merasa telah gagal untuk mensejahterakan mereka. Berdasarkan penyataan itu, adapula ahli yang berpendapat jika permintaan maaf dan bentuk simpati yang diberikan Kim kepada rakyatnya tersebut merupakan sebuah diplomasi untuk menarik empati dan kepercayaan rakyat Korea Utara.
Seorang Profesor muda pakar Hubungan Internasional asal London, Ramon Pacheco Pardo juga menambahkan kalau Kim mungkin sudah menyadari jika ancaman terbesar bagi tahta yang ia duduki sekarang berasal dari rakyatnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Jika kepemimpinan Kim Jong-Un dipandang tidak mampu memberi kesejahteraan untuk Korea Utara, maka hal yang dikhawatirkan ialah di mana rakyat bisa saja menggulingkan Kim dari posisi tertinggi di negara tersebut sewaktu-waktu.
Oleh sebab itu, para ahli berpikir bahwasanya momen langka yang Kim tunjukan merupakan bagian dari upaya membangun citra diri yang baik di hadapan rakyat agar tetap dipercaya untuk mengemban tanggung jawab sebagai pemimpin negara pemilik rudal balistik tersebut. Pada bagian akhir pidato tersebut, Kim juga meminta rakyat untuk tetap memberinya kepercayaan dan dukungan dalam menjalankan kebijakan-kebijakan negara. (AA)