Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Latar Belakang Perubahan Sila Pertama dalam Konsep Pancasila
5 Oktober 2021 15:11 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang menjadi latar belakang perubahan sila pertama sempat dijelaskan oleh Mohammad Hatta , sebelum akhirnya benar-benar diubah.
Nama Pancasila berasal dari bahasa sansekerta dari kata panca yang artinya lima dan syila yang artinya batu, sendi, dasar. Istilah pancasila masuk dalam khasanah kesusteraan jawa kuno dengan lahirnya kitab Negara Kertagama karya Empu Prapanca dan kitab Sutasoma karya Empu Tantular mengenai lima pantangan atau larangan.
Latar Belakang Perubahan Sila Pertama Pancasila
Melansir dari buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan karangan Rahmanuddin Tomalili, sebelum terbentuk rumusan Pancasila seperti yang kita kenal sekarang, pada tanggal 22 Juni 1945 sembilan tokoh nasional yang disebut Panitia Sembilan berhasil menyusun sebuah naskah piagam yang dikenal dengan Piagam Jakarta.
ADVERTISEMENT
Pada alinea keempat Piagam Jakarta, tercantum rumusan pancasila. Rumusan pada sila pertama ternyata menuai kritik dari berbagai pihak karena memiliki narasi yang cukup berbeda dari Pancasila dianggap sebagai landasan hidup berbangsa.
Berikut rumusan pancasila dalam naskah Piagam Jakarta yang menuai kontroversi:
Beberapa tokoh perwakilan dari Indonesia Timur menyatakan keberatan dengan sila pertama dalam rumusan tersebut. Hal ini muncul karena dianggap bahwa rakyat Indonesia tidak hanya berasal dari kalangan muslim saja. Inilah alasan utama yang menjadi salah satu latar belakang perubahan rumusan sila pertama.
ADVERTISEMENT
Kisah latar belakang perubahan sila pertama, bermula dari datangnya utusan opsir Kaigun (Angkatan Laut Jepang). Mereka memberitahukan bahwa wakil-wakil Protestan dan Katolik dari wilayah yang dikuasai oleh Angkatan Laut Jepang merasa keberatan dengan bagian kalimat rumusan dasar negara dalam naskah Piagam Jakarta.
Akhirnya, sebelum sidang PPKI dimulai, Mohammad Hatta mengajak Ki Bagus Hadikusumo, K.H Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Mr. Teuku Mohammad Hasan mengadakan suatu rapat pendahuluan.Mereka akhirnya bermusyawarah dan bermufakat untuk menghilangkan bagian kalimat tersebut dan menggantikannya dengan rumusan ”Ketuhanan Yang Maha Esa”. (DNR)