Konten dari Pengguna

Latar Belakang Sejarah Perjuangan Pangeran Diponegoro

30 Agustus 2021 15:18 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perjuangan Pangeran Diponegoro, sumber: https://www.flickr.com/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perjuangan Pangeran Diponegoro, sumber: https://www.flickr.com/
ADVERTISEMENT
Bangsa Indonesia pastinya sudah mengenal Pangeran Diponegoro, yang sosoknya sering diceritakan dalam pelajaran Sejarah Indonesia. Pangeran yang Bernama asli Raden Mas Ontowiryo dengan sebutan Harya Dipanegara ini dilahirkan di Yogyakarta, 11 November 1785 dan meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan pada tanggal 8 Januari 1855 sebagai tahanan politik Hindia Belanda karena perjuangannya melawan penjajah. Apa latar belakang sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro?
ADVERTISEMENT

Latar Belakang Perjuangan Pangeran Diponegoro Melawan Penjajah di Indonesia

Dikutip dari buku Sejarah Singkat Diponegoro dan Perang Jawa, 1825-1830, Wardiman Djojonegoro (2019:XVI), latar belakang perjuangan Pangeran Diponegoro mengangkat senjata terhadap penjajah Hindia Belanda bukan tanpa alasan. Pangeran Diponegoro, putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III ini melihat kesengsaraan rakyat yang timbul akibat pemerintahan kolonial Belanda.
Perjuangan Pangeran Diponegoro, sumber: https://www.flickr.com/
Rakyat dipaksa untuk memberikan tanahnya dijadikan perkebunan, dan dijadikan pekerja paksa, kemerosotan moral akibat dibebaskannya candu, dan Pangeran Diponegoro juga tidak menyukai sikap Belanda yang dianggap terlalu mencampuri urusan tahta kerajaan Jawa pada masa itu.
Dari tahun 1825 hingga 1830, Pangeran Diponegoro bersama laskar pejuangnya memimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa, berusaha membebaskan penderitaan rakyat Indonesia khususnya di Tanah Jawa dari cengkeraman dan kekejaman Belanda. Perang Diponegoro adalah perang atau perlawanan terbesar yang dialami penjajah Belanda selama di nusantara.
ADVERTISEMENT
Akibat perjuangan Pangeran Diponegoro yang meresahkan dan mengganggu stabilitas pemerintahan Hindia Belanda, pahlawan nasional Republik Indonesia ini pun ditangkap dengan cara menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Melihat pasukannya terdesak, Pangeran Diponegoro memutuskan menyerahkan diri dengan syarat anggota laskarnya dibebaskan. Pangeran Diponegoro kemudian diasingkan (di penjara) ke Manado, lalu dipindahkan ke Makassar hingga wafat pada tahun 1855 di Benteng Rotterdam.(IJS)