Mengenal Abu Nawas, Tokoh Cerdik dari Negeri Seribu Satu Malam

Konten dari Pengguna
22 Maret 2021 14:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Biografi Abu Nawas, Foto: NU Online
zoom-in-whitePerbesar
Biografi Abu Nawas, Foto: NU Online
ADVERTISEMENT
Hampir dari kita semua pasti pernah mendengar nama Abu Nawas. Beberapa dari kita mungkin berpikir bahwa ia hanyalah salah satu tokoh fiktif dari negeri seribu satu malam. Namun, kenyataannya tokoh yang sering ada di berbagai kisah ini memang pernah hidup di bumi ini sekitar tahun 747 sampai 814.
ADVERTISEMENT

Abu Nawas, Tokoh Cerdik dari Negeri Seribu Satu Malam

Dilansir dari 25 Kisah Pilihan Tokoh Sufi Dunia, Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM Indonesia (2020:77-80), pria bernama asli Abu-Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami ini merupakan penyair sastra Arab klasik yang lahir di Ahvaz, Persia dengan darah Persia dan Arab.
Di masa mudanya, Abu bekerja di salah satu toko grosir yang terletak di Basra, Irak. Sejak remaja, kecerdasannya menarik perhatian Wālibah ibn al-Ḥubāb, seorang penulis puisi yang kemudian memutuskan untuk membeli dan membebaskan Abu Nuwas dari tuannya. Sejak terbebas dari statusnya sebagai budak belian, Al-Hubab mengajarkan teologi, tata bahasa, dan cara menulis puisi kepada Abu. Mulai tertarik dengan dunia sastra, ia lalu menimba banyak ilmu dari penyair Arab yang bernama Khalaf al-Ahmar di Kufah.
ADVERTISEMENT
Beberapa saat kemudian, ia hijrah ke Baghdad, kota metropolis intelektual abad pertengahan pada masa kepemimpinan Khalifah Harun ar-Rasyid. Kariernya di dalam dunia sastra pun meningkat setelah berbagai puisinya dengan tema anggur dan cinta yang indah menarik perhatian Khalifah Harun al-Rasyid. Ia akhirnya diangkat menjadi penyair istana melalui perantara musikus istana, Ishaq al-Wawsuli dan tak lama kemudian diangkat menjadi pendekar para penyair yang bertugas untuk menggubah puisi puji-pujian untuk khalifah.
Kepandaiannya di dalam bermain kata-kata yang disertai selera humor yang tinggi membuatnya menjadi seorang legenda, hingga tercantum di dalam dongeng 1001 malam. Namun, kedekatannya dengan khalifah ternyata sempat membuatnya mendekam di penjara. Suatu saat Abu membaca puisi Kafilah Bani Mudhar yang rupanya membuat khalifah tersinggung, hingga marah besar.
ADVERTISEMENT
Sejak mendekam di penjara, ia menjadi pasrah kepada kekuasaan Allah, hingga mengubah haluan tulisannya menjadi religius. Mulai banyak syair pertobatan yang tercipta olehnya di dalam jeruji besi. Berbagai sajak, puisi, dan syair pertobatan itu menggambarkan perjalanan spiritualnya di dalam mencari hakikat Allah lewat kehidupan religi yang terbilang berliku dan mengharukan. Di akhir hayatnya, ia menjalani hidup zuhud, kemudian dimakamkan di Syunizi yang merupakan jantung dari Baghdad.
Demikianlah biografi singkat Abu Nawas yang dapat dijadikan teladan. (BR)