Konten dari Pengguna

Mengenal Suku Kubu sebagai Suku Primitif yang Tinggal di Sumatra

18 November 2021 12:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suku Kubu. Sumber: flickr.com
zoom-in-whitePerbesar
Suku Kubu. Sumber: flickr.com
ADVERTISEMENT
Suku Kubu berasal dari Provinsi Jambi. Suku ini lebih banyak dikenal sebagai Suku Anak Dalam atau Orang Timba dan menjadi salah satu suku bangsa minoritas yang hidup di Pulau Sumatra. Suku ini juga masih termasuk kategori masyarakat terasing yang berdiam diri di beberapa Kabupaten di Provinsi Jambi dan Sumatra Selatan.
ADVERTISEMENT
Mayoritas Suku Kubu berasal dari Provinsi Jambi dengan perkiraan populasi sekitar 200.000 orang. Orang sekitar biasa mneyebutnya dengan nama Suku Kubu, tetapi sebenarnya panggilan ini kurang disukai karena bermakna peyorasi atau menghina.

Sejarah Suku Kubu sebagai Suku Primitif yang Tinggal di Sumatra

Suku Kubu. Sumber: flickr.com
Mengutip dari buku Ensiklopedia Suku bangsa di Indonesia karya Zulyani Hidayah (2015), tradisi lisan setempat menyatakan bahwa Suku Anak Dalam adalah orang Maalau Sesat yang lari ke hutan rimba di sekitaran Air Hitam, Taman Nasional Bukti Duabelas. Tradisi lainnya menyebutkan bahwa mereka berasal dari wilayah Pagaruyung yang mengungsi ke Jambi. Pernyataan ini diperkuat oleh kenyataan adat Suku Anak Dalam yang memiliki kesamaan bahasa dan adat dengan Suku Minangkabau.
ADVERTISEMENT
Mata pencaharian utama Suku Kubu adalah meramu hasil hutan dan berburu. Senjata yang digunakan antara lain lembing kayu, tombak bermata besi,dan parang, walaupun banyak yang dari mereka sekarang telah memiliki lahan karet dan pertanian lainnya. Hingga kini Suku Kubu hidup di 3 wilayah ekologis yang berbeda, yaitu Orang Kubu yang di utara Provinsi Jambi (sekitaran Taman Nasional Bukit Tiga Puluh), Taman Nasional Bukit Duabelas , dan wilayah selatan Provinsi Jambi (sepanjang jalan lintas Sumatra).
Suku bangsa Anak Dalam mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal, yang mereka sebut melangun. Melangun dilakukan karena beberapa sebab, yaitu salah satu anggota keluarga meninggal, hasil hutan di lokasi tempat tinggalnya habis, terjadinya musim buah, atau ada ancaman dari luar. Lalu mayoritas suku Anak Dalam menganut kepercayaan animisme, tetapi ada juga beberapa puluh keluarga suku Anak Dalam yang pindah ke agama Kristen ataupun agama Islam. (Anne)
ADVERTISEMENT