Konten dari Pengguna

Mengenal Teknik Irigasi dalam Peradaban Islam

6 Oktober 2023 17:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Irigasi Dalam Peradaban Islam, Foto: Unsplash/Pablo Vivaracho Hernandez.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Irigasi Dalam Peradaban Islam, Foto: Unsplash/Pablo Vivaracho Hernandez.
ADVERTISEMENT
Sebelum peradaban Islam menduduki masa kejayaannya, peradaban manusia di Timur Tengah sangat menggantungkan hidupnya pada sungai-sungai besar. Saat kekhalifahan Islam menjelma menjadi kekuatan dunia, maka muncullah sistem irigasi dalam peradaban Islam yang membantu kebutuhan.
ADVERTISEMENT
Guna memenuhi kebutuhan air di kota-kota Islam yang sudah berkembang dengan pesat, sistem irigasi mulai diperluas. Tidak hanya di kota-kota Muslim, tetapi di berbagai daerah juga dibangun kanal. Sehingga kota-kota Islam tidak pernah mengalami kekurangan suplai air.

Teknik Irigasi dalam Peradaban Islam

Ilustrasi Irigasi Dalam Peradaban Islam, Foto: Unsplash/schulzie.
Dikutip dari buku Membedah Keberagaman Umat Islam Indonesia, Abdullah Hehamahua (2016: 312), irigasi dalam peradaban Islam dimulai pada zaman kejayaan Islam.
Irigasi menjadi salah satu obyek yang sangat vital. Pada awalnya, negeri-negeri Muslim terletak di daratan yang tandus, meskipun dilewati oleh sungai-sungai besar.
Seperti sungai Eurat di Syiiria, Tigris di Irak, dan sungai Nil di Mesir. Para petani harus berpikir keras untuk mendatangkan air ke tanah-tanah mereka yang kering. Pemerintah Islam kemudian mencetuskan “Revolusi Hijau” dengan mempercanggih teknologi irigasi yang sudah ada sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Pembangunan sarana irigasi dan kanal secara besar-besaran terjaid di era kekuasaan pemerintah Daulah Abbasiyah. Pemerintahan Abbasiyah berupaya membuat aliran air dari sungai Tigris dan Eufrat ke lahan-lahan pertanian.
Teknisi-teknisi Muslim pemerintahan Abbasyah mampu mengembangkan beragam teknologi, seperti peralatan pengangkat air, cara penyimpanan, pengangkutan, serta distribusi air. Bahkan mereka berhasil menciptakan teknik pencarian sumber-sumber air baik yang tersembunyi maupun sistem bawah tanah.
Pemerintah Abbasiyah juga berhasil menemukan teknologi untuk mengalirkan air ke daratan lebih tinggi. Salah satu teknologi yang dipergunakan secara luas sampai ke daratan Eropa adalah teknik irigasi Noria.
Dalam bahasa Arab disebut Na’ura, yaitu sebuah mesin pengangkat air yang masuk ke dalam saluran air kecil. Noria berbentuk kincir air menggunakan roda vertikal menggantung dengan ember berantai.
ADVERTISEMENT
Ember tersebut bisa masuk ke dalam mata air hingga 8 meter. Noria bisa digerakkan oleh hewan, angin, maupun aliran sungai.
Teknologi-teknologi yang dikembangkan ini semuanya ramah lingkungan. Semua menggunakan energi dari alam, seperti binatang, angin, dan air untuk menggerakan kincir irigasi.
Meskipun teknologi ini berhasil meningkatkan produktivitas pertanian di negeri-negeri Muslim yang sebelumnya kering dan tandus. Teknologi ini juga mampu menyediakan sumber makanan di negeri-negeri Muslim tanpa menyebabkan dampak kerusakan lingkungan.
Demikian uraian mengenai teknik irigasi dalam peradaban Islam. Pada masa kejayaan Islam mampu membuat teknologi irigasi untuk menyalurkan sumber air ke berbagai tempat dengan mudah. (Umi)