Konten dari Pengguna

Miskonsepsi Ilmu Antropologi bagi Masyarakat Umum

16 November 2023 17:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Miskonsepsi ilmu antropologi. Sumber: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Miskonsepsi ilmu antropologi. Sumber: pexels.com
ADVERTISEMENT
Antropologi merupakan salah satu keilmuan di bidang sosial. Di dalamnya terdapat beberapa cabang ilmu yang menarik untuk dipelajari. Sayangnya, hingga kini masih banyak miskonsepsi ilmu antropologi yang beredar di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang menjadikan ruang lingkup ilmu antropologi dianggap terlalu sempit atau bahkan berkonotasi negatif. Lantas, sebenarnya apa saja miskonsepsi tentang antropologi di mata masyarakat umum?

Mengetahui Miskonsepsi Ilmu Antropologi bagi Masyarakat Umum

Miskonsepsi ilmu antropologi. Sumber: pexels.com
Mengutip dari buku Model Pembelajaran P2OC2R untuk Mengubah Konsepsi IPA Siswa, Muslimin Ibrahim (hal 37), miskonsepsi adalah suatu kondisi di mana seseorang mempunyai konsepsi tentang suatu konsep yang berbeda dengan konsepsi yang disepakati para ahli.
Adapun beberapa miskonsepsi ilmu antropologi di mata masyarakat umum adalah sebagai berikut.

1. Studi tentang Hal Primitif

Masyarakat awam sering kali membayangkan bahwa antropologi identik dengan studi masyarakat primitif atau kuno. Meski pada awalnya, ilmu ini memang fokus pada masyarakat terisolasi atau orang primitif, tetapi kini para antropolog juga kerap mengkaji hal-hal lain seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan kompleks.
ADVERTISEMENT

2. Studi Masyarakat Pedesaan

Adanya beberapa fokus studi antropologi yang fokus di kawasan pedesaan kerap membuat masyarakat menganggap bahwa ilmu ini hanya fokus pada studi masyarakat pedesaan saja. Padahal sebenarnya para antropolog juga kerap mengkaji kehidupan masyarakat urban yang tinggal di daerah perkotaan.

3. Studi Komunitas Eksotik yang Terisolasi

Terdapat klaim mengenai kecenderungan antropolog untuk mengkaji kehidupan komunitas eksotik yang terpencil dan hidup jauh dari modernisasi dan kemajuan zaman. Tentu saja pendapat ini tidak sepenuhnya benar.
Meski ada banyak antropolog yang fokus ke komunitas terisolasi di daerah terpencil, tetapi banyak juga ahli yang memiliki minat dan fokus ke kehidupan masyarakat modern yang terdampak globalisasi.

4. Studi Pelestarian Hal Kuno

Miskonsepsi yang terakhir adalah adanya anggapan bahwa antropolog hanya belajar dari sudut pandang pelaku atau tokoh budaya yang mereka amati. Jadi, mereka membangun atau merekonstruksi serta memaknai tindakan yang dianggap kuno pada masanya.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, antropolog menemukan fakta bahwa hal itu dilakukan untuk bertahan hidup dan memberitahu orang lain di luar kelompok mereka. Hal ini sering kali dianggap aneh dan tidak lazim. Kondisi ini terjadi karena masyarakat umum tidak sepenuhnya memahami hal tersebut.
Itulah berbagai miskonsepsi ilmu antropologi yang hingga kini masih beredar dalam kehidupan masyarakat umum. Agar miskonsepsi tersebut tidak terus berlanjut, maka penting bagi setiap individu untuk memahami dan mempelajari ilmu antropologi dengan cara yang tepat. (Anne)